Viral di Tiktok unggahan video dari seorang pria bernama Yosep yang berusia 30 tahun. Dia membagikan kisahnya yang mengidap kanker nasofring stadium 4. Pria yang sudah dinyatakan bersih dari kanker per 13 Juni 2023 tersebut, bercerita tentang perjuangannya untuk mendapatkan kesembuhan termasuk gejala awalnya. Disebutkan awalnya dia menderita pilek dan hidung tersumbat.
Benarkan gejala pilek dan hidung tersumbat merupakan tanda seseorang terkena kanker nasofaring? Baca penjelasan detailnya di artikel ini.
Klik Untuk Donasi -Daftar isi:
Apa Itu Nasopharyngeal Cancer?
Dikenal juga dengan sebutan kanker hidung, nasopharyngeal cancer (NPC) atau kanker nasofaring adalah kanker yang berkembang di nasofaring. Faring adalah istilah medis untuk tenggorokan dan terbagi menjadi 3 bagian. Nasofaring adalah bagian atasnya. Bagian ini menghubungkan bagian belakang hidung ke bagian belakang mulut.
Nasopharyngeal cancer terjadi ketika sel-sel tidak normal di area nasofaring mulai berkembang secara tak terkendali dan membentuk massa atau tumor. Seiring berjalannya waktu, sel-sel ini dapat menyebar ke jaringan terdekat, bahkan masuk ke dalam sistem peredaran darah atau limfatik, dan mungkin menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Gejala Kanker Nasofaring
Di awal, seringkali NPC tidak memperlihatkan gejala yang mencolok atau hanya muncul gejala ringan seperti yang dialami oleh Yosep, mirip gejala pilek dan susah bernapas. Namun, mengutip laman situs CNN Indonesia, menurut Bagas Wicaksono, seorang dokter spesialis Telinga-Hidung-Tenggorokan (THT) di RSIA Kemang, Jakarta, pilek dapat menjadi tanda awal NPC. Tetapi, penting untuk dicatat bahwa tidak semua pilek akan berubah menjadi kanker.
Berdasarkan penjelasan Bagas, pada tahap awal NPC, seseorang mungkin akan mengalami gejala pilek. Namun, pilek ini berbeda dari pilek biasa yang disebabkan oleh flu. Pilek biasa biasanya mempengaruhi kedua lubang hidung dan sembuh dalam waktu 5-7 hari, sementara pilek akibat kanker nasofaring hanya mempengaruhi satu sisi hidung. Pilek ini juga ditandai oleh lendir hidung yang lebih kental dan terkadang disertai bercak darah.
Penting untuk diingat bahwa pilek karena NPC dapat berlangsung lama, seringkali lebih dari 14 hari, dan mungkin muncul kembali setelah beberapa waktu.
Gejala Lain NPC
- Benjolan di leher yang tidak menimbulkan rasa sakit.
- Keluarnya air liur atau dahak berdarah secara terus-menerus.
- Perdarahan atau keluarnya darah dari hidung atau dalam sekresi hidung.
- Sumbatan hidung yang tidak kunjung membaik.
- Kehilangan pendengaran atau berdenging di telinga (biasanya hanya terjadi di satu sisi).
- Sensasi terus-menerus telinga terasa tersumbat.
- Nyeri atau mati rasa wajah yang tidak biasa.
- Sakit kepala.
- Penglihatan ganda.
- Masalah menelan.
- Suara serak.
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja.
Pada tahap lanjut NPC, ketika kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain seperti paru-paru, tulang, atau hati, gejala seperti sesak napas, batuk, atau nyeri mungkin muncul.
Jika mengalami semua gejala tersebut segera konsultasikan dengan dokter, terutama jika gejala tersebut tidak membaik dalam waktu 3 minggu.
Penyebab NPC
Penyebab pasti kanker nasofaring masih belum terungkap, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini.
Beberapa faktor risiko termasuk:
- mengonsumsi makanan yang diawetkan yang sangat tinggi garam seperti daging dan ikan asin.
- Paparan virus Epstein-Barr (EBV), yang merupakan virus umum yang dapat menyebabkan demam kelenjar.
- Pekerjaan yang melibatkan paparan debu kayu keras atau zat kimia formaldehida secara rutin.
- Riwayat keluarga dengan anggota keluarga dekat, seperti orangtua, yang pernah mengalami kondisi ini.
- Diduga keterlibatan virus papiloma manusia (HPV) sebagai faktor risiko untuk kanker nasofaring.
- Usia rata-rata saat diagnosis adalah sekitar 50 tahun. Meskipun kebanyakan kasus terjadi pada usia 50 hingga 60 tahun
- Etnis Tiongkok dan Asia Tenggara.
- Merokok.
- Jenis kelamin laki-laki. NPC lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Temuan mengenai jenis kelamin ini didukung oleh beberapa hasil penelitian seperti Tsao et al. (2014) dan Dawolo et al. (2017). Hasil penelitian ini sejalan dengan data dari rumah sakit di Indonesia, seperti Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, di mana persentase pasien laki-laki dengan kanker nasofaring lebih tinggi daripada Perempuan.
Diagnosis NPC
Untuk mendiagnosis NPC, sejumlah tes dan prosedur digunakan:
- Nasoendoskopi: Sebuah tabung kamera fleksibel tipis, dikenal sebagai nasoskop, dimasukkan melalui lubang hidung untuk memeriksa adanya kelainan di nasofaring dan struktur kepala serta leher lainnya.
- Biopsi: Jika kelainan terdeteksi selama nasoendoskopi, sampel jaringan dapat diambil (dalam keadaan bius lokal) untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.
- Tes pencitraan: Dokter mungkin memesan tes pencitraan seperti CT scan atau MRI untuk memeriksa kepala dan leher, organ terdekat, serta kelenjar getah bening untuk tanda-tanda kanker.
Apabila NPC terdiagnosis, tes tambahan mungkin diperlukan untuk menentukan sejauh mana penyebaran kanker dan tahap kankernya. Tes-tes ini termasuk:
- Tes darah: Untuk memeriksa kondisi umum dan infeksi, termasuk fungsi hati, ginjal, dan organ lainnya.
- Pencitraan tahap: Mungkin termasuk CT scan dada dan perut, serta pemindaian tulang. PET scan juga dapat digunakan dengan injeksi zat radioaktif untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain.
Pengobatan Kanker Nasofaring
Pengobatan NPC bergantung pada faktor-faktor berikut:
- Ukuran, jenis, dan lokasi tumor
- Stadium penyakit
- Kondisi kesehatan umum pasien
Pengobatan utama untuk kanker nasofaring adalah radioterapi dan kemoterapi, Pembedahan jarang digunakan dalam pengobatan NPC karena akses ke daerah yang terkena kanker sulit.
Pengobatan NPC berbeda tergantung pada tahap penyakitnya:
- Tahap 0 (0) dan I (1): Radioterapi adalah pengobatan umum untuk tumor ini.
- Tahap II (2): Kebanyakan orang dengan tahap II (2) NPC mendapatkan kemoradioterapi, yaitu kemoterapi yang diberikan bersamaan dengan radioterapi.
- Tahap III (3) dan IVA (4A): Biasanya diobati dengan kemoterapi terlebih dahulu, yang diikuti oleh kemoradioterapi ke nasofaring dan kelenjar getah bening leher.
- Tahap IVB (4B): Pengobatan biasa adalah kemoterapi, seringkali menggunakan cisplatin dan obat lain. Jika kanker tidak terdeteksi setelah kemoterapi, radioterapi atau kemoradioterapi mungkin diberikan untuk mencoba menghancurkan sel kanker yang mungkin tersisa.
Bu Ningsih terus Berjuang Melawan Kanker Payudara Walaupun dengan Keterbatasan Biaya..!
Berbagi dengan Para Pengidap Kanker
Di Indonesia, kanker nasofaring adalah jenis kanker keempat yang paling sering terjadi, setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker kulit. Menurut data dari GLOBOCAN pada tahun 2018, terdapat 348.809 kasus baru kanker nasofaring dan menyebabkan 207.210 kematian. Semua jenis kanker ini memerlukan biaya pengobatan yang tidak murah. Oleh karena itu, mari berbagi dengan para pasien kanker yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan dengan cara berdonasi melalui WeCare.id. Donasi bisa dikirim melalui situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di ponselmu melalui Google Store atau App Store. Apa pun dan berapa pun donasi yang kamu berikan akan sangat membantu pasien yang membutuhkan.
Yuk, donasi sekarang melalui WeCare.id!
Referensi
Hardiantoro, A. (2023). Kisah Yosep Divonis Kanker Nasofaring Stadium 4, Gejala Awalnya Pilek dan Susah Napas. Diambil kembali dari kompas.com.
Kuswandi, A. (2020). The Characteristics of Histopathology and Clinical Stage of Nasopharyngeal Cancer . Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada.
Nasopharyngeal Cancer (Nose Cancer). (2018). Diambil kembali dari singhealth.com.sg.
Nasopharyngeal Cancer. (2014). Diambil kembali dari cedars-sinai.org.
Nasopharyngeal cancer. (2016). Diambil kembali dari cancerresearchuk.org.
Nasopharyngeal cancer. (2021). Diambil kembali dari nhs.uk.
Nasopharyngeal cancer. (2023). Diambil kembali dari nhsinform.scot.
Pilek Jadi Gejala Kanker Nasofaring, Ini Bedanya dengan Pilek Biasa. (2023). Diambil kembali dari cnnindonesia.com.What Is Nasopharyngeal Cancer? (2022). Diambil kembali dari cancer.org.
Sumber Featured Image : Andrea Piacquadio