Benarkah Indonesia Indonesia sudah masuk gelombang ketiga Covid-19? Dengan kembali melonjaknya kasus positif Covid-19 karena varian Omicron, per Sabtu 5 Februari 2022, terdapat 33.729 kasus Covid-19 dan jumlah kasus kematiannya 44 kasus. Dikutip dari laman situs Kompas.com, menurut epidemiolog Tri Yunis Miko, Indonesia saat ini sedang menghadapi pandemi Covid-19 gelombang ke-3. Benarkah demikian?
Klik Untuk Donasi - Bersama #BeriHarapan Indonesia Sembuh dari Omicron- Terdanai Rp.378,000
- Pencapaian 0.07%
- Donatur 45
Daftar isi:
Varian Omicron Pemicu Kenaikan Kasus
Tri Yunis Miko mengatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron merupakan pemicu kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 saat ini. Penyebabnya adalah karena varian terbaru ini bisa empat kali lebih menular dibandingkan varian Delta. Selain itu, Omicron juga bisa memicu infeksi ulang. Tri mengatakan bahwa kita harus hati-hati di gelombang ketiga pandemi ini. Apakah nantinya banyak orang yang dirawat di rumah sakit akan bergantung pengelolaan pandemi.
Pasien Omicron mengalami gejala ringan sebagai hasil dari terbentuknya imunoglobulin atau antibodi Covid-19, baik dari infeksi alami ataupun vaksinasi. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan cakupan vaksinasi dosis kesatu sudah mencapai 89 %, sedangkan dosis kedua mencapai 62 %.
Namun Tri tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati karena cakupan vaksinasi di Indonesia yang belum merata. Ada anak enam tahun belum divaksinasi. Tak hanya itu, mereka yang berusia dia atas 50 tahun serta orang yang memiliki penyakit penyerta rentan untuk terinfeksi Covid-19 kembali.
Indonesia Sudah Masuk Gelombang Ketiga
Indonesia dinyatakan sudah mengalami gelombang ketiga pandemi karena melihat peningkatan kasus yang terjadi saat ini. Hal ini dinyatakan oleh Adib Khumaidi, Ketua Terpilih PB IDI. Karena tingginya laju tingkat positivitas Covid-19 yang naik dari awalnya 16% menjadi 24% seminggu kemudian dan meningkat lagi menjadi 33% pada 3 Februari 2022, maka menurut Adib, Indonesia sudah masuk gelombang ketiga.
Tak hanya tingkat positivitasnya yang meningkat, kasus hariannya pun ikut meningkat tajam. Dalam sehari jumlahnya bisa mencapai 11.000 hingga 17.000 kasus. Tingkat keterisian tempat tidur di DKI pun bahkan naik jadi 60%. Jadi karena itu, menurutnya kita sudah bisa dikatakan masuk dalam gelombang ketiga pandemi, tetapi belum mencapai puncaknya.
Hal senada diungkapkan oleh epidemiolog Dicky Budiman dari Griffith University Australia, yang mengatakan bahwa potensi gelombang ketiga sudah jelas. Menurutnya sekarang ini bukan lagi harus memperdebatkan hal tersebut. Namun, kita harus mulai melakukan mitigasi yang kuat, tepat dan cepat supaya kurva kasus Covid-19 akan segera melandai.
Pernyataan berbeda dinyatakan oleh dr. Siti Nadia Tarmizi, Jubir Vaksinasi Covid-19 dari Kemkes, dan Prof. Wiku Adisasmito, Juru Bicara Satgas Covid-19. Menurut keduanya terkait gelombang ketiga ini harus menunggu pernyataan resmi dari pemerintah. Prof. Wiku sebelum menyatakan bahwa Indonesia sudah masuk ke dalam gelombang ketiga pandemi, pihaknya saat ini masih memantau perkembangan kenaikan kasus varian Omicron. Kenaikan kasus yang terjadi seminggu terakhir ini masih merupakan permulaan dan kasusnya berpotensi untuk terus meningkat sampai awal Maret 2022.
Baik dr. Siti Nadia Tarmizi maupun Prof. Wiku, keduanya mengajak masyarakat untuk meningkatkan disiplin prokes. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk menggunakan layanan telemedik. Sementara itu, untuk pasien Covid-19 yang OTG ataupun dengan gejala ringan, diimbau untuk melakukan isolasi mandiri dan tak perlu ke rumah sakit. Isolasi mandiri bisa dilakukan di rumah maupun di tempat isolasi terpusat agar beban rumah sakit serta tenaga kesehatan bisa berkurang dan membantu pasien dengan gejala yang sedang sampai kritis. Untuk menekan kasus, pemerintah akan mengevaluasi pelaksanaan PPKM tiap minggunya. Presiden memberikan arahan untuk terus menggencarkan program vaksinasi dan menyediakan stok obat-obatan di apotek.
Bantu Anak Yatim yang Terdampak Covid-19
Parameter Gelombang Ketiga
Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University Australia menyebutkan parameter gelombang ketiga telah tampak jelas. Salah satu parameternya adalah peningkatan jumlah kasus serta tingkat positivitas atau positivity rate yang terjadi dalam jangka waktu 7-14 hari. Selain itu kemunculan varian-varian baru dengan beragam karakteristiknya. Menurutnya kejadian ini sudah bisa diperkirakan berdasarkan pengalaman sebelumnya gelombang satu dan kedua.
Omicron Tetap Berbahaya
Prof Zubairi Djoerban, Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI, menyebutkan bahwa Omicron tetap berbahaya meskipun dampaknya tak seberat Delta. Cakupan penyakit yang diakibatkan oleh Omicron cukup luas. Varian ini mengakibatkan orang tanpa gejala serta yang bergejala berat sampai harus mendapat penanganan di rumah sakit maupun yang meninggal. Ada lima pasien Omicron yang meninggal di Indonesia. Di Amerika Serikat selama tujuh hari terakhir kasus kematiannya mencapai 13.000 dan 95 kasusnya karena Omicron.
Selain itu, menurut beliau jangkauan tes PCR harus ditingkatkan lebih masif lagi. Masyarakat disarankan untuk tidak menggunakan masker kain sebab Omicron dapat menembus masker kain. Di beberapa negara, masyarakatnya disarankan untuk menggunakan masker N95 dan KN95.
Jadi meski pemerintah belum menetapkan bahwa kita sudah masuk gelombang ke tiga atau belum, masyarakat diminta untuk tetap melakukan protokol kesehatan yang ketat dan bila terinfeksi varian Omicron tanpa gejala atau gejala ringan, cukup isolasi mandiri di rumah atau pusat isolasi. Supaya tidak terhindar dari infeksi virus, sebaiknya tetap berada di rumah. Sambil beraktivitas di rumah, sempatkan waktu untuk membantu pasien yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan dengan cara mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Klik Untuk Donasi - Derita Kelainan Kulit yang Tak Kunjung Sembuh, Eka Butuh Pertolongan Segera!- Terdanai Rp.948,000
- Pencapaian 2.83%
- Donatur 28
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Indonesia Memasuki Gelombang Ketiga, Kasus Aktif Meroket Tembus 140.000. (2022). Diambil kembali dari nasional.kontan.co.id.
Lesmana, A. S. & Aranditio, S. (2022). IDI Sebut Indonesia Sudah Masuk Gelombang Ketiga Covid-19, Begini Kata Satgas. Diambil kembali dari suara.com.
Nasional.kontan.co.id. (2022). Jangan Lengah Hadapi Pandemi Gelombang Ketiga. Diambil kembali dari kompas.id.
Putri, W. A. (2022). Indonesia Masuk Gelombang Ketiga Covid-19, Nadia: Tunggu Pernyataan Resmi. Diambil kembali dari beritasatu.com.