Bau Ketiak dan Kecemasan Sosial: Ketika Keringat Berbicara

Bau Ketiak dan Kecemasan Sosial: Ketika Keringat Berbicara

Jagat X baru-baru ini diramaikan dengan topik yang mungkin terdengar sepele, bau ketiak. Aroma ketiak yang tak sedap kerap membuat kita tidak nyaman sehingga kita jadi kurang percaya diri. Namun, ternyata fenomena alami ini menyimpan manfaat tersembunyi. Studi terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan tentang bau ketiak dan kecemasan sosial. Penasaran ingin tahu lebih lanjut? Yuk, simak ulasannya di sini.

Bau Ketiak dan Kecemasan Sosial

Siapa sangka aroma tubuh yang sering dianggap mengganggu, seperti bau ketiak, ternyata memiliki kaitan yang cukup mengejutkan dengan kondisi psikologis seperti kecemasan sosial?

Penelitian terbaru mengungkap fakta menarik bahwa bau badan, khususnya dari keringat ketiak, dapat memengaruhi emosi dan perilaku sosial kita. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Mari kita bahas lebih dalam tentang hubungan antara bau ketiak dan kecemasan sosial.

Keringat dan Bau Ketiak

Sebenarnya bau ketiak adalah hal yang normal. Ini terjadi saat bakteri di kulit kita berinteraksi dengan keringat, khususnya yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin yang berada di area ketiak serta selangkangan. Menariknya, keringat sendiri sebenarnya tidak berbau!

Kapan Bau Keringat Menjadi Masalah?

Biasanya, bau badan bukan masalah serius dan bisa diatasi dengan mandi. Namun, jika kita menyadari perubahan pada bau badan atau keringat yang berlebihan, ini bisa jadi tanda kondisi medis yang memerlukan penanganan.

Fakta Menarik tentang Keringat

Terdapat dua jenis kelenjar keringat utama di tubuh kita, yaitu:

  • Kelenjar ekrin: tersebar di seluruh tubuh
  • Kelenjar apokrin: terletak di area seperti ketiak dan selangkangan

Keringat sebenarnya memiliki fungsi penting, yakni untuk mendinginkan suhu tubuh kita. Jadi, berkeringat itu sehat, tapi bau badan yang berlebihan bisa jadi sinyal untuk lebih memperhatikan kesehatan kita.

Kecemasan Social (Social Anxiety)

Kecemasan sosial merupakan salah satu isu kesehatan mental yang sering dijumpai di masyarakat. Lembaga-lembaga kesehatan terkemuka seperti National Institute of Mental Health (NIH) dan National Health Service (NHS) telah mengidentifikasi beberapa indikator kecemasan sosial, di antaranya:

  • Sering merasa cemas akan mendapatkan kritik atau dinilai oleh orang lain
  • Merasa minder dalam kehidupan keseharian
  • Menghindari untuk bertemu orang-orang baru
  • Khawatir melakukan hal yang memalukan, seperti berkeringat
  • Sering mengalami gejala, seperti, jantung berdebar, berkeringat, atau mual
  • Sering mengalami serangan panik

Jika kita merasakan tanda-tanda ini selama kurang lebih 6 bulan dan hal tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari, kemungkinan kita mengalami gangguan kecemasan sosial.

Namun, ada kabar baik! Penelitian terbaru mengungkap hubungan antara bau ketiak dan kecemasan sosial. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa paparan terhadap bau keringat manusia selama terapi mindfulness dapat membantu mengurangi gejala kecemasan sosial.

Bagaimana Bau Keringat Membantu Meredakan Perasaan Cemas?

Studi inovatif yang baru-baru ini dilakukan oleh peneliti Eropa telah membuka kemungkinan baru dalam pengobatan kecemasan sosial. Studi ini merupakan bagian dari proyek POTION yang lebih besar, yang didanai oleh Uni Eropa dan dikoordinasikan oleh Universitas Pisa. Bagaimana cara bau ketiak meredakan perasaan cemas?

Metode Penelitian yang Unik

Sebuah penelitian terbaru yang dipresentasikan di Kongres Psikiatri Eropa 2023 di Paris menemukan fakta menarik tentang keringat manusia. Dipimpin oleh Elisa Vigna dari Institut Karolinska, penelitian ini mengumpulkan sampel keringat dari sukarelawan saat mereka menonton klip film dengan berbagai emosi, dari horor hingga komedi.

Sebanyak 48 wanita berusia 15-35 tahun yang menderita kecemasan sosial kemudian direkrut dan dibagi menjadi tiga kelompok. Selama dua hari, semua peserta menjalani terapi mindfulness untuk kecemasan sosial.

Pada saat yang sama, masing-masing kelompok dipaparkan pada bau yang berbeda, yang diperoleh dari sampel keringat orang-orang yang telah menonton berbagai jenis klip video, serta satu kelompok kontrol yang dipaparkan pada udara bersih.

Hasil yang Cukup Mengejutkan

Hasilnya cukup mencengangkan! Peserta yang terpapar bau keringat manusia menunjukkan penurunan tingkat kecemasan hingga 39%, jauh lebih baik dibandingkan kelompok kontrol yang hanya mengalami penurunan 17%. Yang lebih menarik lagi, ternyata emosi dari “pendonor” keringat tidak mempengaruhi hasilnya. Jadi, baik keringat dari orang yang ketakutan maupun yang bahagia, efeknya sama-sama positif!

Implikasi dan Penelitian Lanjutan

Meskipun masih dalam tahap awal, penelitian ini membuka peluang menarik untuk pengembangan terapi baru bagi penderita gangguan kecemasan sosial. Tim peneliti optimis bahwa temuannya bisa diaplikasikan untuk meningkatkan efektivitas solusi digital seperti aplikasi meditasi, atau menjadi pilihan alternatif bagi pasien yang tidak responsif terhadap pengobatan konvensional.

Namun, para peneliti tersebut memperingatkan bahwa ini masih merupakan studi pembuktian konsep dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan tersebut.

Saat ini, tim peneliti sedang melakukan studi lanjutan dengan desain serupa, tetapi juga memasukkan keringat dari individu yang menonton dokumenter yang secara emosional netral.

Hal ini diharapkan dapat membantu mereka memahami apakah manfaat terapi potensial berasal dari persepsi bawah sadar sinyal emosional tertentu, atau apakah itu hanya berkaitan dengan kehadiran manusia, terlepas dari emosi.

Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut, ternyata bau ketiak dan kecemasan sosial memiliki kaitan yang penting untuk kesehatan mental.

Ingin tahu informasi seputar kesehatan yang menarik dan terkini lainnya? Jangan lupa untuk mengunjungi WeCare.id secara rutin. WeCare.id selalu menyajikan artikel-artikel terbaru dan bermanfaat untuk membantu menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Untuk akses yang lebih mudah, unduh aplikasi WeCare sekarang juga di smartphone Anda.

Referensi

Rudy, M. (2023). Sniffing body odor from sweat could reduce social anxiety, new research suggests. Diambil kembali dari www.foxnews.com.

Scientists show that odours from other people’s sweat can help treat social anxiety. (2023). Diambil kembali dari www.europsy.net.

Social anxiety (social phobia). (2021). Diambil kembali dari www.nhs.uk.

Social Anxiety Disorder: More Than Just Shyness. (2014). Diambil kembali dari www.nimh.nih.gov.

Vigna, E., Cecchett, C., Dal Bò, E., Hadlaczky, G., Wasserman, D., & Carli, V. (2023). Affective and physiological responses to human body odors in social anxiety – a pilot study on the possible effects as catalyst for treatment. European Psychiatry.Watson, S. (2024). What’s that smell? Get rid of body odor. Diambil kembali dari www.health.harvard.edu.

Sumber Featured Image : Ana Essentiels on Unsplash