Setelah pernah muncul di tahun 2019, kini Indonesia diserang kembali oleh African Swine Fever atau Flu Babi Afrika. Peternakan babi di beberapa daerah terserang virus tersebut, di antaranya di Pulau Bulan, Batam. Karena kemunculan virus flu babi Afrika tersebut, negara Singapura yang menjadi importir daging babi pun menyetop impornya dimulai dari April 2023.
Selain di Batam, di daerah Sulawesi Selatan pun semenjak tahun 2022 – 2023 banyak ditemukan ternak babi yang mati dan jumlahnya ribuan. Hasil investigasi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulawesi Selatan diketahui kematian tersebut karena wabah African Swine Fever. Apa itu flu babi Afrika? Apakah bisa menginfeksi manusia? Ulasan lengkapnya ada di artikel berikut ini.
Daftar isi:
Mengenal Flu Babi Afrika
African swine fever, atau flu babi Afrika, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang ditemukan dalam darah, organ, dan sekresi babi yang terinfeksi. Flu babi Afrika menyebar dengan cepat pada spesies babi. Wabah ini menyerang semua jenis dan usia babi dengan tingkat kematian 100% pada babi yang terinfeksi.
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Kenya pada tahun 1920-an. Menurut WHO, wabah flu babi Afrika ini juga pernah dilaporkan terjadi di bagian lain Afrika, Eropa, Amerika Selatan, dan Karibia. Sejak tahun 2007, penyakit ini dilaporkan muncul di berbagai negara di Afrika, Asia, dan Eropa. Sejauh ini, flu babi Afrika telah terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Hingga sekarang wabah ini sudah tercatat di 12 negara.
Saat ini belum ada vaksin atau pengobatan yang tersedia. Oleh karena itu, flu babi Afrika ini merupakan ancaman serius bagi sistem produksi babi.
Aleicia Alami Gangguan Pita Suara Akibat Menelan Baterai
Gejala dan Tanda African Swine Fever Pada Babi
Tanda klinis flu babi Afrika bisa bermacam-macam. Akan tetapi gejalanya mirip dengan beberapa penyakit babi lainnya. Biasanya tanda-tanda muncul 3-15 hari setelah babi terinfeksi. Tanda-tanda awalnya tidak spesifik dan di antara tandanya yaitu:
- Demam tinggi (40,5 – 42 derajat Celsius), lesu, dan hilangnya nafsu makan, mudah marah, dan berbaring di tempat yang teduh atau dekat air selama 2-3 hari pertama.
- Babi dapat mati secara tiba-tiba tanpa tanda-tanda penyakit lainnya.
Pada tahap selanjutnya, tanda-tanda lebih lanjut dapat diamati, di antaranya:
- Kemerahan pada kulit (terlihat hanya pada babi berkulit terang), dengan bercak-bercak muncul di ujung telinga, ekor, kaki, dada, atau di bawah perut.
- Pernapasan yang terganggu.
- Diare, muntah.
- Pembengkakan mata merah, keluarnya cairan dari mata.
- Meningkatnya kejadian sakit dan enggan untuk bangun.
- Abortus, bayi mati lahir.
- Pada kasus yang parah, kematian kadang-kadang dapat menjadi satu-satunya tanda infeksi, dengan tingkat kematian mencapai 100%.
Bagaimana Cara Penularan Flu Babi Afrika?
Virus African swine fever dapat ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung antara babi yang terinfeksi. Babi adalah hewan sosial yang tinggal bersama dengan kelompoknya, sehingga sulit untuk mengendalikan penyebaran virus ini setelah wabahnya dimulai.
Setelah terinfeksi, biasanya membutuhkan waktu sekitar 4 hingga 19 hari sebelum babi menunjukkan gejala sakit dan penularan virus dapat dimulai hingga dua hari sebelum gejala klinis muncul. Penularan terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh, tinja, atau bangkai babi yang terinfeksi, serta saat babi memakan produk daging babi yang mengandung virus flu babi Afrika.
Virus yang kuat bisa bertahan selama kurang lebih 5 bulan pada daging tanpa tulang yang disimpan pada suhu 4oC dan pada ham kering yang diasinkan. Meskipun virus dapat bertahan lama dalam daging yang terkontaminasi, virus bisa diinaktivasi panas (dilemahkan) pada suhu 70°C selama 30 menit. Pada infeksi tanpa gejala, virus bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama di jaringan atau darah.
Virus African swine fever juga bisa ditularkan melalui kutu lembut yang termasuk dalam genus Ornithodoros. Di dalam saluran pencernaan kutu Ornithodoros, virus tidak menyebabkan penyakit dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Akan tetapi, saat kutu tersebut menghisap darah babi, virus akan ditularkan dari kutu ke inang baru, yaitu babi.
Klik Untuk Donasi - Bantu Penuhi Asupan Bergizi Remaja Indonesia- Terdanai Rp.10,000
- Pencapaian 0.19%
- Donatur 1
Apakah African Swine Fever Bisa Menginfeksi Manusia?
Setelah pandemi Covid-19, mendengar wabah apa pun membuat banyak orang menjadi khawatir, termasuk wabah African swine fever. Namun, untungnya virus flu babi afrika tidak dapat ditularkan dari babi ke manusia. Manusia tidak akan terpapar virus flu babi Afrika meskipun terjadi kontak langsung dengan babi yang terinfeksi atau mengonsumsi daging babi yang berasal dari babi yang terinfeksi.
Sebenarnya, yang rentan terhadap virus ini hanya babi domestik dan babi liar (berang-berang dan babi hutan). Selain itu, kutu lembut yang termasuk dalam genus Ornithodoros juga dapat bertindak sebagai inang biologis dan vektor.
Belum diketahui mengapa virus ini tidak dapat ditularkan kepada manusia atau hewan lainnya. Virus flu babi Afrika menargetkan makrofag (jenis sel imun yang termasuk dalam sistem kekebalan bawaan) dan monosit (jenis sel darah putih yang termasuk dalam kelompok sel imun yang disebut leukosit) pada sel babi untuk masuk dan bereplikasi. Meski demikian, belum diketahui identitas reseptor seluler (protein atau molekul lain yang terletak di permukaan sel atau di dalam sel) yang ditargetkan oleh virus untuk masuk ke sel inang.
Kabar tentang munculnya kembali African Swine Fever tentunya membuat masyarakat merasa waswas setelah mengalami wabah Covid-19. Kabar baiknya virus flu babi Afrika tidak akan menular pada manusia. Namun, meski tidak terserang virus flu babi Afrika, masih banyak penyakit lain yang menyerang orang-orang yang kebetulan memiliki masalah dengan biaya pengobatan. Kita bisa meringankan beban mereka dengan berdonasi kepada mereka melalui WeCare.id yang bisa dilakukan lewat situ web WeCare.id. Selain itu, bisa juga mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
African swine fever virus. (2017). Diambil kembali dari pirbright.ac.uk.
Damayanti, A. (2023). Fakta-fakta Flu Babi Afrika Merebak di RI. Diambil kembali dari finance.detik.com.
How can swine fever be transmitted to humans? (t.thn.). Diambil kembali dari vinmec.com.
Khanna, K. (2022). African Swine Fever Virus: A Global Concern. Diambil kembali dari asm.org.
Lam, M. & Chan. R. (2019). African Swine Fever is Not a Threat to Food Safety. Diambil kembali dari cfs.gov.hk.mir/DAL. (2023). Ribuan Ternak di Sulsel Mati Mendadak Imbas Wabah Flu Babi Afrika. Diambil kembali dari cnnindonesia.com.
Sumber Featured Image : Kenneth Schipper Vera on Unsplash