Baru-baru ini diberitakan seorang anak meninggal setelah operasi amandel atau tonsil. Anak berusia tujuh tahun bernama Alvaro tersebut sebelumnya memiliki keluhan tonsil yang membengkak cukup besar sehingga disarankan untuk diangkat. Pasca operasi, anak tersebut didiagnosis mengalami mati batang otak hingga pada hari Senin (2/10/2023) dia dinyatakan meninggal dunia.
Daftar isi:
Apa Itu Tonsilitis?
Disebut juga radang amandel, tonsilitis adalah penyakit yang terjadi ketika amandel atau tonsil terinfeksi oleh virus atau bakteri. Tonsil merupakan bagian jaringan berbentuk oval berwarna merah muda yang terletak di bagian belakang tenggorokan. Terdapat sepasang tonsil, satu di setiap sisi tenggorokan.
Keduanya berperan dalam melawan infeksi dengan merespons kuman-kuman yang memasuki tubuh melalui hidung dan mulut. Ketika tonsil terinfeksi, mereka akan mengalami peradangan dan pembengkakan. Radang tonsil lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada orang dewasa.
Ciri-Ciri Penyakit Amandel
Gejala utama tonsil yang mengalami peradangan baik pada anak-anak dan orang dewasa adalah sebagai berikut:
- Sakit tenggorokan
- Demam tinggi 38°c atau lebih
- Batuk
- Kesulitan menelan
- Sakit kepala
- Nyeri telinga
- Mual
- Merasa lelah
Terkadang gejalanya bisa lebih parah, seperti:
- Kelenjar bengkak yang sakit (terasa seperti benjolan di sisi leher)
- Bintik berisi nanah atau bercak putih di amandel
- Bau mulut tak sedap
Anak-anak yang mengalami radang tonsil juga mungkin mengalami nyeri perut. Kondisi ini lebih umum terjadi saat tonsil terkena bakteri streptococcus.
Yuk Bantu Ibu Amintarsih Sembuh dari Gagal Ginjal Kronis!
Apa Penyebab Tonsilitis?
Bakteri maupun virus bisa menjadi penyebab radang amandel. Berikut beberapa di antaranya:
- Bakteri Streptococcus, atau strep, ini adalah penyebab yang paling umum.
- Virus influenza/Flu
- Adenovirus
- Virus campak
- Virus Epstein-Barr, yang menyebabkan mononukleosis infeksi
- Cytomegalovirus
- Virus herpes simplex
Biasanya, kuman-kuman ini dengan mudah menular dari satu orang ke orang lain.
Jenis-jenis Tonsilitis
Terdapat tiga jenis radang amandel yang dapat terjadi. Setiap jenisnya dijelaskan sebagai berikut:
Akut
Gejala akut ini berlangsung sekitar sepuluh hari atau lebih dan bisa dengan mudah diobati dengan pengobatan rumahan maupun antibiotik. Tipe ini cenderung banyak diderita oleh anak-anak.
Kronis
Kondisi kronis merujuk pada infeksi tonsil yang berlangsung dalam waktu yang lama. Ini ditandai oleh gejala-gejala seperti sakit tenggorokan berulang, bau mulut yang tidak sedap, adanya batu amandel, pembengkakan kelenjar getah bening, dan lain sebagainya.
Radang tonsil kronis dapat disebabkan oleh bakteri atau virus, tergantung pada penyebabnya. Keadaan ini terjadi ketika terjadi penumpukan berlebihan sel-sel mati, saliva, dan sisa makanan di dalam tonsil.
Berulang
Sementara itu, jenis berulang adalah ketika seseorang mengalami radang tonsil sebanyak 5 hingga 7 kali dalam setahun, atau 5 kali dalam dua tahun terakhir, atau bahkan 3 kali dalam tiga tahun terakhir.
Diagnosis Radang Amandel
Tonsilitis bisa diketahui dengan melakukan pemeriksaan fisik seperti:
- Memeriksa tanda-tanda vital, seperti:
- suhu tubuh
- tekanan darah
- frekuensi pernapasan
- detak jantung
- Memeriksa mulut
- Menilai ukuran amandel
- Memeriksa kelenjar getah bening
- Memeriksa telinga dan gerakan leher.
Terkadang, tes tambahan seperti:
- Kultur bakteri
- Rapid antigen detection test (radt)
- Swab tenggorokan untuk antibodi streptococcus
- Pemeriksaan radiologi
Cara Pengobatan
Untuk pengobatan bervariasi bergantung pada penyebabnya, seperti:
Jika disebabkan oleh virus, tubuh akan melawan infeksi tersebut dengan sendirinya.
Antibiotik
Jika disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Pastikan anak untuk mengonsumsi antibiotik sesuai petunjuk dokter. Ini akan membantu gejala hilang dengan cepat dan mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain.
Mengonsumsi antibiotik sesuai resep dokter juga dapat mencegah masalah kesehatan lain yang bisa disebabkan oleh streptococcus grup A. Beberapa masalah kesehatan tersebut adalah demam rematik yang dapat merusak jantung, masalah ginjal, atau infeksi serius di bagian tubuh lainnya.
Tonsilektomi
Jika anak sering mengalami infeksi amandel atau jika amandel terlalu besar sehingga sulit bernapas pada malam hari, dokter atau ahli bedah telinga, hidung, tenggorokan (otorinolaringolog) mungkin akan merekomendasikan tonsilektomi (operasi pengangkatan amandel). Keputusan untuk melakukan tonsilektomi sekarang lebih didasarkan pada pedoman medis.
Umumnya, tonsilektomi akan dipertimbangkan jika anak mengalami tujuh episode sakit tenggorokan dalam setahun, lima episode dalam dua tahun berturut-turut, atau tiga episode dalam tiga tahun berturut-turut. Meskipun tonsilektomi adalah operasi umum, semua operasi memiliki risiko. Konsultasikan dengan dokter untuk memahami risiko yang mungkin terkait.
Klik Untuk Donasi -Risiko Operasi Amandel
Seperti semua operasi, operasi pengangkatan tonsil juga mempunyai risiko yang umum terjadi seperti:
- Reaksi terhadap anestesi. Obat yang digunakan untuk membuat seseorang tertidur selama operasi seringkali dapat menimbulkan masalah kecil dan sementara, seperti sakit kepala, mual, muntah, atau nyeri otot. Meskipun risiko kematian akibat anestesi umum sangat jarang terjadi, namun tetap ada risiko yang perlu diwaspadai.
- Pembengkakan pada lidah dan langit-langit lunak mulut dapat menyebabkan kesulitan pernapasan, terutama dalam beberapa jam pertama setelah operasi.
- Meski jarang terjadi, pendarahan bisa terjadi selama operasi, segera setelah operasi, atau hingga 2 minggu setelahnya. Kemungkinan dokter perlu melakukan prosedur lain untuk menghentikan pendarahan tersebut.
- Infeksi. Meskipun jarang terjadi, operasi dapat menyebabkan infeksi yang memerlukan perawatan lanjutan.
Pencegahan
Untuk mencegah tonsilitis, sangat penting menjaga pola makan dengan menghindari makanan tertentu, seperti berminyak, mengandung pengawet, dan makanan yang kurang bersih.
Kebersihan mulut juga memainkan peran besar dalam mencegah radang amandel, jadi penting untuk rajin menyikat gigi setidaknya dua kali sehari setelah makan dan sebelum tidur.
Selain itu, menggunakan peralatan makan dan minum sendiri dapat membantu mengurangi penyebaran bakteri dan virus yang dapat menyebabkan tonsilitis.
Berbagi dengan yang Membutuhkan
Kasus meninggalnya Alvaro selain memberikan kesedihan juga memberikan pembelajaran bagi para orang tua tentang pentingnya menjaga kesehatan anak karena anak-anak rentan terkena penyakit. Selain penyakit amandel, masalah kesehatan anak lainnya yang menjadi perhatian pemerintah adalah kasus stunting. Mari kita berbagi dengan anak-anak yang kekurangan gizi dengan berdonasi melalui WeCare.id. Kirimkan bantuan melalui situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di ponselmu melalui Google Store atau App Store. Apa pun dan berapa pun donasi yang kamu berikan akan sangat membantu pasien yang membutuhkan.
Yuk, donasi sekarang melalui WeCare.id!
Referensi
Brady, k. (2019). Why do you have swollen tonsils? 7 possible causes, according to doctors. Diambil kembali dari prevention.com.
Handayani, p. K. (2022). Mengenal radang amandel (tonsilitis) pada anak. Diambil kembali dari sardjito.co.id.
Janati, f. (2023). Anaknya meninggal usai operasi amandel, orangtua: semoga anak saya yang terakhir. Diambil kembali dari megapolitan.kompas.com.
Tonsillectomy. (2019). Diambil kembali dari kidshealth.org.
Tonsillectomy. (2022). Diambil kembali dari mayoclinic.org.
Tonsillitis. (2008). Diambil kembali dari nhs.uk.
Tonsillitis. (2014). Diambil kembali dari healthdirect.gov.au.
Tonsillitis. (2016). Diambil kembali dari kidshealth.org.
Tonsillitis. (2018). Diambil kembali dari familydoctor.org.
Tonsillitis. (2020). Diambil kembali dari hopkinsmedicine.org.
Tonsillitis: when is tonsil surgery a good idea in adults? (2019). Diambil kembali dari ncbi.nlm.nih.gov.Vashishtha, s. (2022). Tonsillitis in adults: types, causes, symptoms, diagnosis, and treatment. Diambil kembali dari pristyncare.com.
Sumber Featured Image : Angels for Humanity on Unsplash