Jangan Pernah Berikan Es Teh Manis Pada Balita, Bahaya!

Jangan Pernah Berikan Es Teh Manis Pada Balita, Bahaya!

Teh telah menjadi minuman favorit di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Minuman ini kerap menemani kita saat menyantap makanan berat maupun ringan. Namun, bagaimana dengan balita dan anak-anak? Sejauh mana keamanan mengonsumsi teh, terutama es teh manis, terhadap kesehatan anak-anak? Temukan jawabannya di artikel ini.

Apakah Balita dan Anak Boleh Minum Teh?

Teh memang punya manfaat, tapi belum tentu baik untuk anak-anak. Teh mengandung kafein dan gula yang bisa berbahaya kalau terlalu banyak diminum, terutama oleh balita.

Secangkir teh berkafein sesekali mungkin memberikan beberapa manfaat jangka pendek bagi anak-anak, seperti:

  • Memberikan rasa rileks
  • Meredakan sakit badan dan sakit perut
  • Membantu mengobati batuk dan pilek

Namun, penting untuk diingat bahwa manfaat ini harus diimbangi dengan potensi risiko yang ada. Dr. Cidny Gellner dari University of Utah Health Sciences mengingatkan kita bahwa terlalu banyak minum minuman manis berkafein bisa merusak gigi anak.

Melansir dari laman situs Kompas Dr. Jati Kusuma Wardhani, Sp.A menjelaskan bahwa anak-anak yang rutin mengonsumsi teh manis berisiko mengalami dampak negatif seperti:

  • Kecanduan minuman manis.
  • Obesitas dan diabetes akibat kandungan gula yang tinggi dalam teh kemasan.
  • Kandungan tanin di dalam teh bisa membuat penyerapan zat besi menjadi terhambat, sehingga pertumbuhan anak tidak bisa optimal. Dampaknya anak bisa mengalami gangguan kognitif, anemia, dan kekebalan tubuh cenderung kurang optimal.
  • Membuat anak menjadi rewel, hiperaktif, susah tidur karena kandungan kafein dalam teh. Dampaknya tumbuh kembang anak jadi terhambat. Kafein juga dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pencernaan dan meningkatkan detak jantung.
  • Konsumsi teh yang terlalu banyak diyakini bisa menyebabkan anak susah makan sehingga anak mengalami kekurangan nutrisi penting karena teh sendiri tidak memiliki kandungan gizi.
  • Menyebabkan anak kerap buang air kecil ketika malam hari apabila teh manis dikonsumsi oleh anak menjelang tidur karena kandungan diuretik dalam teh.

Asupan Gula Tambahan yang Disarankan WHO

World Health Organization (WHO) menyarankan asupan gula tambahan sebanyak 10% dari total kalori harian. Sebagai contoh, untuk seorang anak berusia 5 tahun dengan berat badan ideal 18 kg, asupan gula tambahan yang diperbolehkan sekitar 45 gram per hari. Perlu diingat bahwa satu botol teh kemasan 250 ml biasanya mengandung sekitar 20 gram gula tambahan.

Jumlah Teh yang Boleh Dikonsumsi Anak Menurut AAP

American Academy of Pediatrics atau AAP memberikan aturan tentang berapa banyak teh yang boleh diminum anak-anak. Batas aman konsumsi kafein bagi anak yaitu:

  • 5 mg untuk usia 4-6 tahun
  • 62,5 mg untuk usia 7-9 tahun
  • 85 mg untuk usia 10-12 tahun

Bayi dan balita sebaiknya tidak diberi teh karena risiko kesehatan yang lebih besar daripada manfaatnya.

Jika memberikan teh pada anak, batasi waktu penyeduhan tidak lebih dari 2-3 menit untuk mengurangi kadar kafein. Teh herbal tanpa kandungan kafein bisa dijadikan alternatif minuman yang lebih sehat dan layak dipertimbangkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak.

Cara Menghindari Anak Minum Minuman Manis

Orang tua harus lebih selektif dalam memberikan minuman manis, contohnya es teh manis, pada anak. Dampaknya bagi kesehatan anak sangat tidak baik. Berikut ini tips agar anak tidak ketagihan minuman manis.

  • Batasi minuman manis di rumah
  • Tawarkan air putih atau susu
  • Berikan contoh yang baik
  • Jelaskan bahaya minuman manis pada anak.
  • Buat infused water dengan potongan buah untuk menambah rasa tanpa gula tambahan.

Meskipun teh, terutama teh herbal, bisa memberikan beberapa manfaat bagi anak, teh manis dan teh berkafein tidak direkomendasikan untuk anak-anak. Kandungan gula dan kafein dalam teh manis atau es teh manis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes, dan gigi berlubang. 

Sejak dini, biasakan anak-anak untuk memilih air putih daripada minuman manis agar tubuh mereka tetap bugar.

Apakah ulasan tadi bermanfaat bagi KawanPeduli? Untuk mendapatkan lebih banyak informasi kesehatan terkini dan bermanfaat, kunjungi blog Wecare.id. KawanPeduli dapat menemukan berbagai artikel yang membahas kesehatan anak, keluarga, hingga tips hidup sehat. 

Jangan lupa juga untuk mengunduh aplikasi Wecare.id agar KawanPeduli bisa mengakses informasi kesehatan dengan cepat dan mudah, langsung dari genggaman tangan!

Referensi

Are There Health Benefits of Drinking Tea for Children? (2023). Diambil kembali dari www.webmd.com.

Fahlevi, R. (2021). Bolehkah Anak Mengonsumsi Teh Manis? Diambil kembali dari www.klikdokter.com.

Hafifah, C. N. (2016). Amankah Anak Anda Mengonsumsi Teh? Diambil kembali dari www.idai.or.id.

How Young Is Too Young To Have Tea? (2018). Diambil kembali dari premiumsteap.com.

Kusuma, A. I. (2024). Dokter Ungkap Alasan Balita Dilarang Minum Teh Manis. Diambil kembali dari www.kompas.tv.

Patwal, S. (2024). Tea For Kids: Is It Safe For Them To Drink? Diambil kembali dari www.momjunction.com.

The effects of sugary drinks on your child’s health. (2019). Diambil kembali dari www.childrens.com/health-wellness.

Sumber Featured Image : Unsplash.com