Skiatika Paus Fransiskus Tak Hentikan 12 Hari Perjalanan

Skiatika Paus Fransiskus Tak Hentikan 12 Hari Perjalanan

Paus Fransiskus baru saja menyelesaikan kunjungannya di Indonesia. Dalam kunjungan kali ini beliau kerap terlihat menggunakan kursi roda. Hal ini diakibatkan oleh penyakit skiatika serta sakit lutut yang dideritanya. Mengutip laman situs The New York Time, Paus Fransiskus pertama kali mengungkapkan bahwa ia menderita skiatika pada tahun 2013, empat bulan setelah menjadi Paus. 

Skiatika Paus Fransiskus membuatnya kesakitan. Akibatnya pada akhir tahun 2020 beliau tidak bisa memimpin misa malam tahun baru dan misa tahun baru di Basilika Santo Petrus karena kambuhnya skiatika. Ini merupakan kali pertama sejak menjabat sebagai Paus pada 2013, Fransiskus terpaksa absen dari acara penting Kepausan karena alasan kesehatan.

Saat itu beliau mengatakan kepada wartawan bahwa skiatika adalah hal terburuk yang dialaminya di awal masa kepausannya. Skiatika Paus Fransiskus membuatnya sangat kesakitan dan beliau tak ingin orang lain mengalami apa yang dialaminya.

Mengenal Skiatika Paus Fransiskus

Skiatika adalah istilah medis untuk menggambarkan rasa sakit yang mengikuti jalur saraf skiatik. Saraf skiatik adalah saraf terbesar di tubuh manusia, yang berawal dari akar saraf di tulang belakang bagian bawah, melewati pinggul dan bokong, lalu turun di sepanjang belakang kaki hingga ke lutut. Bahkan, cabang-cabang dari saraf ini bisa mencapai hingga ke kaki.

Apa penyebab skiatika? 

Skiatika Paus Fransiskus penyebabnya adalah disebabkan karena adanya tekanan pada saraf skiatik atau salah satu akarnya. Meskipun nyeri yang kita rasakan berada di kaki, biasanya sumber masalahnya ada di tulang belakang. Tekanan ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti cakram tulang belakang yang tergelincir atau masalah struktural lainnya di tulang belakang.

Selain itu, skiatika juga bisa disebabkan oleh:

  • Perubahan diskus akibat penuaan
  • Komplikasi osteoartritis
  • Stenosis spinal
  • Spondilolistesis
  • Cedera olahraga
  • Trauma akibat kecelakaan
  • Tumor spinal

Seperti apa gejalanya?

Skiatika Paus Fransiskus sering menyebabkan beliau mengalami sensasi nyeri. rasa nyeri itu bermula dari area lumbar dan merambat ke tungkai, dengan intensitas yang cenderung lebih tinggi pada bagian kaki dibandingkan punggung. Selain rasa sakit, beberapa manifestasi lain yang mungkin muncul antara lain:

  • Nyeri punggung bawah
  • Nyeri kaki, sering kali lebih parah daripada nyeri punggung
  • Perubahan sensasi di kaki atau kaki, seperti kesemutan, mati rasa, atau sensasi panas/dingin
  • Kejang otot di punggung
  • Kelemahan pada kaki atau tungkai kaki
  • Sensasi terbakar atau menusuk
  • Perubahan sensasi yang sulit dijelaskan

Gejala-gejala ini dapat bervariasi dalam tingkat keparahan, dari yang ringan hingga berat, dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak ditangani dengan tepat.

Pengobatan Skiatika

Mayoritas penderita skiatika dapat memperoleh kesembuhan melalui metode terapi non-invasif. Beberapa metode yang sering digunakan untuk mengatasi skiatika meliputi:

Obat Pereda Nyeri

Obat anti-inflamasi seperti ibuprofen atau acetaminophen dapat membantu mengurangi rasa sakit. Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan suntikan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan tekanan pada saraf.

Terapi Panas dan Dingin

Mengompres area yang sakit dengan panas atau dingin selama 20 menit setiap dua jam dapat membantu meredakan nyeri. Banyak orang merasakan manfaat dari metode ini di tahap awal gejala.

Latihan dan Peregangan

Program latihan yang terstruktur, termasuk berjalan, peregangan, dan penguatan inti, dapat membantu mengurangi rasa sakit dan mencegah kambuhnya skiatika. Latihan membantu menjaga kesehatan cakram tulang belakang dan mencegah tekanan lebih lanjut pada saraf skiatik.

Fisioterapi 

Fisioterapis dapat merancang program rehabilitasi yang bertujuan untuk mengurangi tekanan pada saraf dan memperbaiki postur tubuh serta kekuatan otot.

Apabila pendekatan pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang memuaskan, prosedur operasi mungkin akan menjadi alternatif pilihan. Prosedur seperti laminektomi lumbal atau mikrodisektomi dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan pada saraf yang terjepit, memberikan kelegaan dari rasa sakit dan gejala lainnya.

Meskipun skiatika adalah kondisi yang menyakitkan dan mengganggu, dengan penanganan yang tepat, sebagian besar penderita dapat pulih dan kembali menjalani aktivitas normal. Paus Fransiskus sendiri dilaporkan telah menjalani perawatan berupa pijatan dan suntikan untuk mengatasi skiatika yang dideritanya.

Derita skiatika Paus Fransiskus membuatnya harus duduk di kursi roda. Paus yang akan berusia 88 tahun pada bulan Desember tahun ini, sekarang tidak lagi bisa menaiki tangga. Beliau harus menggunakan lift untuk naik ke pesawatnya. Bahkan, saat mengadakan konferensi pers di pesawat pada setiap perjalanan pulangnya, Paus Fransiskus lebih sering duduk daripada berdiri. 

Namun beliau tetap melanjutkan tugas-tugas kepausannya dengan tekad yang kuat, meskipun harus sesekali membatalkan acara-acara penting akibat rasa sakit yang dideritanya.

Jaga diri Anda tetap terinformasi! Yuk, kunjungi blog WeCare.id untuk mendapatkan berita kesehatan terkini. Dan agar informasi selalu dalam genggaman, jangan lupa unduh aplikasi WeCare.id sekarang juga!

Referensi

Kit, L. W., & Tang, L. (2024). Pope Francis to set off on historic 12-day visit to Asia Pacific, including Singapore and Indonesia. Diambil kembali dari www.channelnewsasia.com.

Pope defies expectations with epic Asia voyage that includes stops in Singapore, Indonesia. (2024). Diambil kembali dari www.channelnewsasia.com.

Povoledo, E. (2020). Pope to Skip New Year Services Because of Painful Leg Condition. Diambil kembali dari www.nytimes.com.

Sciatica. (2023). Diambil kembali dari www.nhsinform.scot.

Sciatica. (2023). Diambil kembali dari www.yalemedicine.org.Sciatica. (2024). Diambil kembali dari www.healthdirect.gov.au.

Sumber Featured Image : Mikdev from Pixabay