Masih teringat jelas bagaimana pandemi Covid-19 telah membuat dunia seolah terhenti dan banyak orang yang kehilangan nyawa. Kini WHO menginformasikan penyakit terbaru yang disebut Disease X. Seperti apa penyakit terbaru itu? Berikut ulasan lengkapnya di artikel ini.
Derita Kaki Pengkor akibat Kelainan Bawaan, Yuk Bantu Manda Berjalan dengan Normal!
Daftar isi:
Mengenal Disease X, Calon Pandemi Baru
Disease X merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyakit baru atau tidak dikenal yang muncul tiba-tiba dan memiliki potensi untuk menyebabkan pandemi serius di masa depan. Istilah ini digunakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merujuk pada ancaman penyakit yang belum teridentifikasi secara spesifik.
Konsep Disease X dikembangkan oleh WHO dalam upaya untuk mempersiapkan dunia terhadap penyakit-penyakit yang belum pernah terjadi sebelumnya atau belum dikenal. Pandemi seperti penyakit Ebola, SARS (Sindrom Pernapasan Akut Parah), dan Covid-19 adalah contoh-contoh penyakit yang pada awalnya tidak diketahui atau tidak dikenali, tetapi kemudian menjadi pandemi global.
Dengan menggunakan istilah Disease X, WHO berusaha untuk mendorong persiapan yang lebih baik dalam menghadapi ancaman penyakit yang belum dikenal. Ini mencakup penelitian dan pengembangan obat-obatan, vaksin, sistem peringatan dini, dan respons cepat terhadap wabah potensial di masa depan.
Disease X bukan merujuk pada penyakit tertentu, tetapi lebih merupakan konsep untuk mengakui bahwa ada kemungkinan penyakit baru yang dapat muncul dan memiliki potensi untuk menyebabkan krisis kesehatan global.
Rilis Patogen Terbaru dari WHO
Dalam rilis terbaru WHO dikatakan bahwa mereka akan memperbarui daftar patogen prioritas yang bisa mengakibatkan wabah dan pandemi di seluruh dunia. WHO mengingatkan agar negara-negara harus tetap waspada.
Disease X akan disertakan dalam daftar yang akan dirilis oleh WHO tersebut. Disease X diidentifikasi sebagai patogen yang tidak diketahui yang memiliki potensi untuk menyebabkan epidemi internasional yang serius. Menurut WHO, proses ini akan meliputi kriteria ilmiah serta kesehatan masyarakat, dan kriteria yang berhubungan dengan dampak sosioekonomi, akses, serta kesetaraan.
Daftar patogen prioritas ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2017 dan yang terakhir dilakukan pada tahun 2018. Daftar patogen yang direvisi diperkirakan akan tersedia pada kuartal pertama tahun 2023. Di dalam daftar ini termasuk :
- Covid-19
- Demam hemoragik Krimea-Kongo
- Penyakit virus Ebola & virus Marburg
- Demam Lassa
- MERS dan SARS
- Penyakit Nipah & henipavirus
- Rift Valley fever
- Zika
- Disease X
Sangatlah penting untuk memberikan respons epidemi serta pandemi yang cepat juga efektif menurut Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Dr. Michael Ryan. Untuk itu mereka menargetkan patogen prioritas serta keluarga virus sebagai bahan untuk penelitian serta pengembangan tindakan pencegahan.
Ryan menambahkan bahwa tanpa investasi penelitian dan pengembangan yang signifikan sebelum pandemi Covid-19, mengembangkan vaksin yang aman dan efektif dalam waktu singkat tidaklah mungkin.
Klik Untuk Donasi - Tubuh Kaku dan Kurus akibat Meningitis TB, Yuk Bantu Ramdhan Sembuh!- Terdanai Rp.7,285,000
- Pencapaian 21.75%
- Donatur 56
Disease X Pertama
Flu Spanyol yang terjadi 100 tahun yang lalu merupakan pandemi terburuk dalam catatan sejarah. Penyakit tersebut menewaskan sekitar 50 juta orang. Sejak saat itu pemahaman dunia mengenai ancaman mikroba sudah berkembang pesat. Namun, dalam banyak hal kita tetap rentan terhadap serangan mendadak oleh patogen yang tidak diketahui, seperti Disease X tersebut.
COVID-19 adalah kejadian pertama dari Disease X semenjak ditetapkan dan muncul jauh lebih cepat dari yang diperkirakan. Meskipun sekarang Covid-19 sudah mulai terkendali, namun ternyat wabah Disease X di masa depan merupakan hal yang tak terhindarkan.
Dunia yang saling terhubung membuat manusia lebih rentan terhadap penyebaran penyakit menular yang baru muncul dibandingkan sebelumnya. Urbanisasi, deforestasi, pertanian intensif, praktik pemeliharaan hewan ternak, perubahan iklim, serta globalisasi membuat peluang kontak hewan-ke-manusia dan penularan manusia-ke-manusia penyakit dalam skala global semakin meningkat. Ancaman Disease X terhadap manusia dan penyebarannya yang cepat lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Apa yang Akan Terjadi dengan Disease X Selanjutnya?
Kapan dan di mana Disease X akan muncul tidak pernah bisa diketahui. Para ilmuwan dan ahli hanya tahu bahwa itu akan terjadi. Seperti halnya Covid-19, penyakit ini tak mengenal batas negara. Jadi, semua perlu bersiap untuk merespons wabah Disease X di masa depan, dan kita perlu melakukannya dengan cepat.
Covid-19 menjadi bukti konsep pengembangan vaksin yang dilakukan dengan cepat terhadap ancaman virus baru. Para ilmuwan bekerja membuat vaksin Covid-19 menggunakan vaksin MERS dan SARS, patogen dari keluarga virus yang sama dengan Covid-19, sehingga vaksin bisa dibuat dengan lebih cepat. Membuat perpustakaan prototipe vaksin dan intervensi biologis lainnya terhadap patogen representatif dari setiap keluarga virus ini akan dapat mempercepat pengembangan vaksin.
Terdapat 25 keluarga virus yang diketahui menginfeksi manusia. Diperkirakan lebih dari 1,6 juta spesies virus yang belum ditemukan dari keluarga virus ini ada dalam inang mamalia dan burung. Mereka merupakan reservoir yang paling penting untuk virus zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia).
Pendapat Para Ahli Mengenai Disease X
Dr. Richard Hatchett dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) menekankan bahwa Disease X merupakan sesuatu yang serius dan ini bukanlah bahan fiksi ilmiah. Implikasi dari Disease X tidak boleh dianggap enteng, karena mewakili ancaman potensial yang bisa mempunyai konsekuensi yang menghancurkan dalam skala global.
Peneliti di Departemen Kesehatan Internasional di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Dr. Pranab Chatterjee, memperingatkan bahwa ada potensi kejadian Disease X yang hampir terjadi. Menurutnya salah satu bukti adanya wabah terbaru adalah kasus flu burung H5N1 yang muncul di Kamboja. Ini adalah bukti ancaman dari Disease X.
Seperti pendahulunya Ebola, HIV/AIDS, dan Covid-19, Disease X kemungkinan besar berasal dari hewan dan menular ke populasi manusia, menyebabkan penyakit dan kematian yang meluas. Para ilmuwan juga mengingatkan kemunculan kembali patogen kuno yang sekarang terperangkap dalam permafrost atau lanskap beku lainnya selama berabad-abad. Ketika iklim menjadi lebih hangat, virus-virus “zombie” ini bisa lepas dan memberikan jalan lain bagi Disease X untuk muncul.
Para ahli medis di seluruh dunia menganjurkan peningkatan pendanaan untuk mendukung pemantauan dan penelitian terhadap agen pandemik potensial untuk mencegah dan merespons dengan efektif terhadap wabah Disease X.
Peringatan dari WHO mengenai Disease X ini tidak bisa dianggap remeh karena terbukti Covid-19 bisa menghancurkan semua aspek kehidupan. Kejadian pandemi Covid-19 menjadi pembelajaran bagi semua negara dalam menghadapi Disease X. Informasi dari WHO tersebut membuat kita harus selalu waspada. Tak hanya Disease X, sekarang pun banyak penyakit yang merengut banyak jiwa karena beberapa pasien tersebut tak memiliki biaya untuk pengobatan. Kita bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id. Kunjungi situs web WeCare.id atau unduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Das, B. (2023). What is Disease X and why is WHO keeping a close watch? Diambil kembali dari businesstoday.in.
DEY, S. (2023). What is ‘Disease X’? Scientists ring warning bells for a deadlier pandemic. Diambil kembali dari moneycontrol.com.
Mooney, T. (2021). Preparing for the next “Disease X”. Diambil kembali dari cepi.net.Tahir, M. J. dkk. (2021). Disease X: A hidden but inevitable creeping danger. Cambridge Core.
Sumber Featured Image : Fusion Medical Animation on Unsplash