7 Jenis Obat Dermatitis Eksim dan Cara Pakainya

7 Jenis Obat Dermatitis Eksim dan Cara Pakainya

Apakah Sobat WeCare termasuk pemilik kulit sensitif? Pernah merasa kulit tiba-tiba merah-merah, kering, terus gatal? Bisa jadi itu tanda dermatitis eksim, atau yang sering kita sebut eksim saja. Kondisi kulit ini memang buat tidak nyaman, tapi kabar baiknya, ada banyak pilihan obat dermatitis yang bisa membantu meredakan gejala dan memperbaiki kondisi kulit.  

Yuk, kita eksplorasi bersama jenis-jenis obat agar Sobat WeCare bisa cari solusi yang pas!

Mengenal Obat Dermatitis Eksim: Solusi Ampuh Atasi Gatal 

Dermatitis atau eksim adalah masalah kulit yang sering bikin tidak nyaman karena gatal, kemerahan, dan kulit kering. Banyak orang mencari obat dermatitis yang efektif, mulai dari yang medis hingga yang alami. 

Tapi, sebelum memilih perawatan, penting untuk tahu jenis-jenis obat eksim yang tersedia, termasuk fungsi dan risikonya. Di artikel ini, kami bahas secara lengkap tentang obat-obat yang umum digunakan untuk mengatasi dermatitis eksim. Yuk, simak ulasannya!

1. Kortikosteroid Topikal: Andalan Redakan Peradangan dan Gatal

Sebagai obat dermatitis unggulan, kortikosteroid topikal tetap diutamakan oleh dokter untuk mengobati inflamasi eksim. Bentuknya berupa krim atau salep yang dioleskan langsung ke kulit yang meradang. Fungsinya adalah mengurangi peradangan, kemerahan, dan rasa gatal yang hebat.

Beberapa contoh yang umum digunakan adalah hidrokortison (untuk gejala ringan) dan triamcinolone (untuk gejala sedang hingga berat). Clobetasol (diberikan pada kasus eksim berat atau psoriasis yang sulit diatasi dengan pengobatan oles biasa).

Cara pakainya cukup mudah: oleskan tipis-tipis pada area kulit yang bermasalah, biasanya setelah mandi atau setelah memakai pelembap.

Penting untuk diperhatikan! 

Gunakan sesuai petunjuk dokter, ya! Pemakaian sembarangan atau terlalu lama di area tipis bisa bikin kulit menipis. Ini bagian penting dari perawatan eksim medis.

2. Inhibitor Kalsineurin Topikal (TCI): Solusi Non-Steroid

Kalau kulit Sobat WeCare termasuk super sensitif, atau eksim muncul di area tipis seperti kelopak mata, wajah, atau lipatan, TCI bisa jadi alternatif. Obat ini bukan steroid, tapi bekerja dengan menenangkan sistem imun yang overaktif di kulit. Contohnya:

  • Tacrolimus (salep)
  • Pimecrolimus (krim).

Kelebihannya? Risiko penipisan kulit lebih rendah. Efek samping umumnya rasa panas atau perih di awal pemakaian, tapi biasanya mereda. Cocok untuk perawatan eksim jangka panjang di area rawan.

3. Krim Pelembap dan Emolien: Kunci Kulit Sehat

Salah satu perawatan eksim yang tak boleh dilewatkan adalah menjaga kelembapan kulit. Penggunaan pelembap khusus (emolien) setiap hari penting untuk memperbaiki lapisan pelindung kulit.

Emolien khusus bekerja dengan:

  • Mengunci kelembapan (seperti oklusif Vaseline/minyak mineral).
  • Menarik air ke kulit (humektan seperti Gliserin, Asam Hialuronat).
  • Memperbaiki lapisan pelindung (mengandung Ceramide, Kolesterol, Asam Lemak).

Oleskan paling sedikit 2-3 kali per hari, terutama seusai mandi saat kulit masih dalam keadaan lembap. Ini bukan hanya pelengkap, tapi fondasi utama perawatan eksim harian! Pilih yang bebas pewangi dan pewarna untuk minim iritasi.

4. Antihistamin yang Diminum: Redakan Gatal dari Dalam

Bila gatalnya membuat sulit tidur, obat dermatitis yang satu ini bisa jadi solusi. Obat ini bekerja dengan menekan reaksi alergi dan mengurangi rasa gatal dari dalam tubuh. 

Beberapa pilihan yang umum adalah loratadine Loratadine, Cetirizine, Fexofenadine (generasi baru, efek kantuk minimal, cocok untuk siang hari).

Diphenhydramine, Hydroxyzine (generasi lama, efek kantuk lebih kuat, sering untuk malam hari agar tidur lebih nyenyak). 

Ingat! Antihistamin membantu redakan gatal, tapi tidak menyembuhkan peradangan dasarnya. Tetap perlu menggunakan obat dermatitis topikal, ya!

5. Kortikosteroid Oral: Untuk Eksim yang Parah & Jangka Pendek

Jika eksim benar-benar parah dan meradang hebat, atau tidak membaik dengan pengobatan topikal, dokter mungkin meresepkan steroid minum (seperti Prednison atau Metilprednisolon). Kerjanya cepat dan efektif meredakan peradangan sistemik. 

Tapi, obat ini tidak disarankan untuk jangka panjang karena efek sampingnya bisa berat seperti gangguan hormon, tulang, hingga peningkatan gula darah. Penggunaan harus dalam pengawasan medis ketat. Penghentiannya pun harus bertahap sesuai arahan dokter.

6. Obat Biologik: Terobosan untuk Eksim Kronis

Untuk Sobat WeCare yang sudah mencoba banyak obat dermatitis tapi tetap kambuh, bisa mempertimbangkan terapi biologik seperti Dupilumab. Obat ini diberikan lewat injeksi dan bekerja menargetkan bagian spesifik dari sistem imun.

Dupilumab (disuntikkan) adalah terobosan besar. Obat ini bekerja sangat spesifik menargetkan molekul tertentu (seperti interleukin IL-4 dan IL-13) yang berperan penting dalam peradangan eksim. Hasilnya, peradangan bisa diredakan secara signifikan dan bertahan lama. 

Penggunaan obat biologik memerlukan evaluasi menyeluruh oleh dokter spesialis kulit karena membutuhkan monitoring ketat terhadap kemungkinan efek samping. Meskipun umumnya aman, biayanya relatif tinggi. Ini adalah opsi penting dalam perkembangan perawatan eksim modern.

7. Obat Tradisional Dermatitis: Tambahan yang Bisa Dicoba

Selain pengobatan medis, beberapa orang memilih obat tradisional dermatitis sebagai pelengkap. Misalnya, minyak kelapa murni (VCO), aloe vera, dan oatmeal kolodial dikenal membantu menenangkan kulit yang meradang.

  • Oatmeal Koloid: Mandi oatmeal bisa menenangkan kulit gatal dan meradang.
  • Minyak Kelapa Virgin (VCO): Dipercaya memiliki efek antiradang dan melembapkan.
  • Kunyit: Kandungan kurkuminnya dikenal antiradang, bisa dioles (dalam bentuk pasta) atau diminum (setelah konsultasi).
  • Kompres Teh Hijau: Kaya akan antioksidan yang berpotensi memberikan efek menenangkan pada kulit.
  • Aloe Vera: Gel alaminya mengandung zat antibakteri yang membantu mempercepat pemulihan lesi eksim.

Peringatan Penting!

Obat tradisional dermatitis belum semuanya terbukti secara ilmiah kuat untuk semua orang. Efektivitas dan keamanannya bisa bervariasi. Selalu lakukan tes di area kecil kulit dulu (uji tempel). 

Yang terpenting, jangan menggantikan pengobatan medis yang diresepkan dokter dengan obat tradisional tanpa diskusi. Kondisi eksim dapat bertambah parah. Gunakan hanya sebagai pendamping setelah mendapat lampu hijau dari dokter.

Meski alami, pastikan Sobat WeCare tidak alergi terhadap bahan-bahan ini dan tetap konsultasikan dengan dokter sebelum mencobanya, terutama jika sedang menggunakan obat lain.

Rawat Kulit, Jangan Menyerah Lawan Eksim

Menghadapi dermatitis memang butuh kesabaran. Akan tetapi, melalui kombinasi obat dermatitis yang tepat sasaran dan kebiasaan hidup sehat, Sobat WeCare mampu mengatur kondisi gejalanya. Mulai dari krim kortikosteroid, pelembap harian, hingga terapi biologik—semua punya peran penting dalam perawatan eksim.

Kuncinya? Jangan ragu konsultasi ke dokter kulit! Pengobatan yang akurat dan berkesinambungan adalah faktor penentu untuk mengendalikan dermatitis dan meningkatkan kenyamanan kulit.

Jika Sobat WeCare ingin mengeksplorasi berbagai informasi kesehatan yang menarik lainnya, mari kunjungi blog WeCare.id. Di sana, Sobat WeCare bisa dapat info kesehatan terpercaya dan tips-tips bermanfaat lainnya.

Referensi

Anggitha, G. R. (2023). Efikasi Antihistamin Oral sebagai Terapi Adjuvan Dermatitis Atopik. Diambil kembali dari www.alomedika.com.

Antihistamines. (2024). Diambil kembali dari my.clevelandclinic.org.

Farmasetika.com. (2020). Dupilumab, Obat Eksim Atopik Baru untuk Anak. Diambil kembali dari farmasetika.com.

Gejala dan Cara Perawatan Kulit Eksim. (2024). Diambil kembali dari fahum.umsu.ac.id.

Jenis-Jenis Salep Eksim untuk Atasi Gangguan Kulit. (2021). Diambil kembali dari www.halodoc.com.

Kemala, F. (2022). Pilihan Obat dan Terapi untuk Mengatasi Eksim yang Kambuh. Diambil kembali dari hellosehat.com.

Kiat, T. L. (2022). Hidup dengan Eksim (Dermatitis Atopik): Penyebab & Pengobatan. Diambil kembali dari www.mountelizabeth.com.sg.

Kortikosteroid Topikal. (2024). Diambil kembali dari www.alodokter.com.

Ludmann, P. (2025). Eczema types: Atopic dermatitis diagnosis and treatment. Diambil kembali dari www.aad.org.

Mayo Clinic Staff. (2024). Atopic dermatitis (eczema). Diambil kembali dari www.mayoclinic.org.

McDermott, A. (2024). Natural Remedies for Eczema Relief. Diambil kembali dari www.healthline.com.

McLean, A. (2025). Healthline – Calcineurin Inhibitors. Diambil kembali dari www.healthline.com.

Novita. (2023). Penatalaksanaan Dermatitis Kontak Alergi. Diambil kembali dari www.alomedika.com.

Safitri, A. M. (2019). Benarkah Obat Alergi Antihistamin Bikin Kita Ngantuk? Diambil kembali dari www.honestdocs.id.

Steroid tablets. (2023). Diambil kembali dari www.nhs.uk.

Sutrisna, A. (2023). Krim Dermatitis: Ketahui Berbagai Jenis, Manfaat, Risiko, Efek Samping, dan Lainnya. Retrieved from artikelkeren.com.

Tifani. (2022). Cara Mengobati Eksim di Kaki Secara Alami ala Rumahan. Diambil kembali dari katadata.co.id.

Timbul Bintik Kecil Gatal Menyebar di Tubuh? Cek Penjelasan dan Cara Mengatasinya di Sini! (2022). Diambil kembali dari www.larocheposay.co.id.

Tim Konten Medis. (2025). Ketahui 10 Cara Mengobati Penyakit Eksim yang Tak Kunjung Sembuh. Diambil kembali dari ciputrahospital.com.

Topical Calcineurin Inhibitors (TCIs). (2023). Diambil kembali dari eczema.org.

Tysara, L. (2023). 11 Cara Mengobati Eksim Berulang, Pakai Bahan Alami. Diambil kembali dari www.liputan6.com.

Photo by Tima Miroshnichenko: https://www.pexels.com/photo/a-person-in-white-coat-8376308/