Kasus Keracunan Massal MBG di MAN 1 & SMP PGRI 1 Cianjur

Kasus Keracunan Massal MBG di MAN 1 & SMP PGRI 1 Cianjur

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diharapkan meningkatkan kesehatan siswa justru menimbulkan insiden keracunan massal di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dua sekolah yang terdampak adalah MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur, dengan puluhan siswa harus mendapatkan perawatan medis.

Kasus Keracunan Massal di Cianjur

Berdasarkan laporan dari Detik News, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, segera turun tangan untuk meninjau langsung kondisi para siswa serta mengevaluasi operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah tersebut. 

Dalam keterangan persnya, Dadan menyatakan bahwa insiden ini merupakan kejadian pertama selama program MBG berjalan di Cianjur sejak Januari 2025.

Kronologi Kejadian

Menurut laporan Tempo.co, insiden bermula usai para siswa menyantap menu MBG berupa ayam suwir. Tak lama setelah makan siang, beberapa siswa mulai mengeluhkan mual, muntah, pusing, hingga diare. Kondisi ini kemudian meluas dan menyebabkan puluhan siswa lainnya mengalami gejala serupa.

Sebagian besar korban menunjukkan gejala ringan hingga sedang. Namun, beberapa siswa perlu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit lokal untuk mencegah dehidrasi berat akibat muntah dan diare.

Jumlah dan Dampak Korban

Jumlah awal korban dari MAN 1 sebanyak 55 orang dan SMP PGRI 1 sebanyak 23 orang. Namun, data korban terbaru dari Dinkes Jabar mengalami peningkatan. Keracunan massal yang awalnya dilaporkan 79 siswa, dalam beberapa hari meningkat menjadi 165 orang, termasuk 3 guru yang mengalami gejala ringan. 

Sebagian besar korban dirawat di rumah sakit, puskesmas, atau secara mandiri di rumah, dengan kondisi mulai membaik setelah beberapa hari.

Insiden ini meninggalkan trauma psikologis pada siswa. Beberapa di antaranya bahkan menolak menyantap tempe atau ayam di rumah karena mengingatkan pada menu MBG. Orang tua siswa pun turut khawatir terhadap keamanan program yang seharusnya bertujuan meningkatkan gizi anak ini.

Melansir Kompas.com, kasus keracunan massal ini menarik perhatian luas, tidak hanya dari media nasional, tetapi juga internasional. Media asing bahkan menyoroti betapa pentingnya pengawasan ketat dalam program pangan massal yang melibatkan anak-anak sekolah.

Fakta Temuan Awal

Penyelidikan awal yang dilakukan kepolisian mengungkapkan adanya keberadaan bakteri Eschericia coli, Staphylococcus sp, serta Salmonela sp dalam ompreng atau tempat makanan yang digunakan untuk membagikan menu MBG kepada siswa. Menurut Detik Jabar, bakteri tersebut diduga menjadi pemicu utama gejala keracunan yang dialami para siswa. 

Petugas kesehatan juga mendapati indikasi bahwa proses pengolahan makanan tidak memenuhi standar kebersihan yang semestinya. Sejumlah saksi mata dari sekolah melaporkan adanya ketidakcocokan dalam prosedur penyimpanan dan distribusi makanan, yang memungkinkan makanan terkontaminasi sebelum dikonsumsi.

Evaluasi Program MBG

Pihak BGN menegaskan bahwa kejadian ini menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap program MBG, khususnya dalam hal pengawasan proses produksi dan distribusi makanan. Menteri Kesehatan juga diminta untuk mengusut tuntas kejadian ini, seperti dilansir dari Lampung Post.

Salah satu masalah utama yang disorot adalah sistem pengelolaan makanan yang dinilai kurang profesional dan terkesan serampangan. Temuan ini diperkuat oleh laporan RRI.co.id yang menyebut bahwa kurangnya standarisasi dalam pengelolaan makanan MBG di lapangan menjadi faktor risiko tinggi terjadinya keracunan massal.

Langkah Penanganan dan Pencegahan

BGN telah membentuk tim investigasi untuk mengusut lebih lanjut penyebab teknis kejadian ini. Lebih lanjut, seluruh proses pembuatan makanan dalam program MBG di Cianjur untuk sementara dihentikan hingga hasil penyelidikan keluar.

Pemerintah daerah juga mengambil langkah cepat dengan memerintahkan seluruh sekolah untuk memperketat kontrol kualitas makanan. Mereka menghimbau agar setiap makanan yang disajikan diperiksa kandungannya dan cara penyajiannya sebelum dikonsumsi siswa.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk mengkaji ulang sistem audit dan sertifikasi dapur umum penyedia MBG guna memastikan keamanan makanan di masa depan.

Kritik Ahli Gizi

Ahli gizi masyarakat, Tan Shot Yen, mengungkapkan kekhawatirannya atas celah berbahaya dalam pengelolaan program MBG. Ia menilai insiden keracunan massal menunjukkan adanya potensi ancaman serius terhadap keselamatan generasi muda.

Evaluasi Menyeluruh dan Prioritas Keselamatan Siswa

Tan Shot Yen mengemukakan pentingnya penghentian sementara program MBG agar dapat dilakukan evaluasi yang komprehensif.

Standar Keamanan Pangan Internasional yang Diabaikan

Tan menjelaskan bahwa program MBG seharusnya menerapkan standar keamanan pangan internasional seperti HACCP. Standar ini meliputi kontrol ketat di setiap tahapan produksi untuk mencegah potensi bahaya sejak awal.

Risiko Fatal Akibat Penyimpanan dan Penanganan yang Tidak Tepat

Lebih lanjut, Tan mengingatkan bahwa keamanan pangan tidak hanya soal kesegaran, tetapi juga meliputi metode penyimpanan, pengolahan, pengemasan, dan distribusi. Suhu penyimpanan yang tidak tepat (5-60°C) dapat memicu pertumbuhan bakteri berbahaya penyebab penyakit serius.

Perluasan Pengawasan Program di Tingkat Daerah

Tan mengkritik ketergantungan pengawasan hanya pada BPOM dan mengusulkan pelibatan dinas kesehatan daerah, puskesmas, kantin sekolah, serta kader posyandu untuk pengawasan yang lebih efektif di tingkat masyarakat.

Kritik Terhadap Fokus Seremonial dan Pengabaian Pengujian Kelayakan

Tan menilai program MBG terlalu fokus pada seremoni dan kurang memperhatikan pengujian kelayakan seluruh rantai produksi dan distribusi. Ia menekankan perlunya supervisi, monitoring, dan evaluasi berkala oleh tenaga profesional.

Penegasan Kembali Tujuan Awal Program untuk Wilayah 3T

Ahli gizi masyarakat, Tan Shot Yen, mengingatkan kembali bahwa program MBG memiliki target awal yaitu wilayah 3T. Ia menekankan perlunya penegasan kembali tujuan mulia ini agar program tidak hanya menjadi proyek politis.

Pengelolaan Anggaran Besar dengan Tanggung Jawab Penuh

Tan menyoroti anggaran besar program MBG dan menekankan pentingnya pengelolaan dana secara bertanggung jawab untuk memastikan manfaatnya diterima oleh anak-anak yang membutuhkan tanpa risiko kesehatan.

Pelajaran Penting tentang Kehati-hatian

Insiden keracunan massal di MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur menjadi pelajaran penting akan pentingnya kehati-hatian dalam penyelenggaraan program pangan massal, terutama yang melibatkan anak-anak. 

Diperlukan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, penyelenggara makanan, serta masyarakat untuk menjamin bahwa program-program semacam MBG benar-benar membawa manfaat tanpa membahayakan kesehatan penerimanya.

Dengan evaluasi yang serius dan reformasi dalam pelaksanaan, MBG bisa kembali menjadi program andalan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan gizi anak-anak Indonesia, tanpa harus mengorbankan keselamatan mereka.

Baca info terbaru lainnya seputar kesehatan juga gaya hidup dengan mengunjungi blog WeCare.id. Kami selalu menyajikan ulasan penting dan bermanfaat bagi Sobat WeCare. Jangan sampai ketinggalan informasi terbaru! Yuk, segera instal aplikasi WeCare.id agar selalu up-to-date dengan berbagai berita dan artikel menarik.

Referensi

Agustina, S. (2025). Puluhan Siswa di Cianjur Keracunan Massal, Menkes Diminta Usut Tuntas Kasus MBG. Diambil kembali dari lampost.co.

Febrian, A. R. (2025). BGN Selidiki Penyebab Siswa MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur Keracunan MBG. Diambil kembali dari kumparan.com.

Hardiantoro, A. (2025). Media Asing Soroti Kasus Keracunan MBG di Indonesia, Apa Kata Mereka? Diambil kembali dari www.kompas.com.

Hoirunnisa. (2025). Ahli Peringatkan Keracunan Massal di Makan Bergizi Tak Boleh Disepelekan. Diambil kembali dari kbr.id.

Tim detikJabar. (2025). Insiden Tak Terduga MBG di Cianjur. Diambil kembali dari www.detik.com.

Pratomo, M. W. (2025). Pengelolaan Serampangan Diduga Penyebab Keracunan MBG Massal di Cianjur. Diambil kembali dari rri.co.id.

Putri, Z. (2025). Kepala BGN Telusuri Penyebab Keracunan Massal gegara MBG di Cianjur. Diambil kembali dari news.detik.com.

Safitri, K. (2025). Kasus Keracunan MBG di Cianjur, Apa Saja yang Sudah Dilakukan BGN? Diambil kembali dari nasional.kompas.com.

Selamet, I. (2025). Fakta Baru Keracunan Massal Cianjur, Polisi Temukan Bakteri di Ompreng. Diambil kembali dari www.detik.com.

Siswa SMA Keracunan Massal Usai Santap Makan Bergizi Gratis di Cianjur. (2025). Diambil kembali dari www.cnnindonesia.com.Yanuar, Y. (2025). Kronologi 78 Siswa Cianjur Keracunan Ayam Suwir MBG. Diambil kembali dari www.tempo.co.