Pernahkah Sobat WeCare merasa cuaca belakangan ini makin tidak menentu? Musim kemarau yang berkepanjangan, lalu tiba-tiba hujan ekstrem yang menyebabkan banjir dimana-mana? Ya, ini semua adalah tanda-tanda bahwa bumi kita sedang “sakit” akibat krisis iklim yang semakin parah. Darurat iklim dunia membuat kebakaran hutan hingga banjir bandang.
Seperti apa sih keadaan dunia saat ini sehingga dikatakan mengalami darurat iklim? Kami, tim WeCare, sudah menggali informasi dan mendapatkan jawaban untuk pertanyaan tersebut. Ini penjelasannya.
Daftar isi:
Gambaran Umum Darurat Iklim Saat Ini
Bayangkan bumi seperti tubuh kita. Ketika kita demam, suhu tubuh naik dan kita merasa tidak nyaman. Nah, saat ini bumi sedang mengalami hal yang sama. Sejak era industrialisasi di tahun 1800-an, suhu rata-rata bumi telah naik sekitar 1,2 derajat Celsius. Mungkin terdengar sedikit, tapi kenaikan ini sudah cukup untuk menciptakan kekacauan di berbagai belahan dunia.
Yang lebih mengkhawatirkan, lebih dari 3 miliar penduduk bumi tinggal di daerah yang sangat rentan terhadap dampak krisis iklim ini. Ironisnya, mereka yang paling terkena dampak justru dari negara-negara berpenghasilan rendah yang kontribusinya terhadap pemanasan global relatif kecil.
Contoh Bencana-bencana Global yang Terjadi
Mari kita lihat beberapa contoh nyata dampak darurat iklim yang terjadi di berbagai negara:
Indonesia
Tahun 2024 menjadi tahun yang berat bagi Indonesia. Lebih dari 5,64 juta penduduk menjadi korban berbagai bencana alam. Dari Aceh hingga Bali, banjir dan tanah longsor seolah tak ada habisnya.
Di Jawa Barat saja, rangkaian bencana telah menewaskan 12 orang dan mengungsi ribuan warga. BMKG bahkan memperingatkan cuaca ekstrem masih akan berlanjut hingga pertengahan 2025.
Australia
Australia mengalami peningkatan suhu rata-rata sebesar 1,51°C sejak 1910. “Black Summer” 2019/2020 menjadi bukti nyata dampak pemanasan global, dengan kebakaran hutan yang menghanguskan jutaan hektar lahan, menghancurkan ribuan rumah, dan mengakibatkan korban jiwa serta masalah kesehatan akibat polusi udara.
Amerika Serikat
Di Los Angeles, kebakaran hutan menjadi semakin intens akibat perubahan iklim. Studi terbaru menunjukkan bahwa 25% bahan bakar untuk kebakaran ini disebabkan oleh perubahan iklim. Cuaca ekstrem yang berganti-ganti antara musim hujan yang sangat basah dan kemarau yang sangat kering menciptakan kondisi sempurna untuk kebakaran.
Afrika dan Asia
Afrika Timur mengalami kekeringan parah yang membuat jutaan orang kekurangan makanan dan air. Sementara itu, di Asia Selatan, banjir besar memaksa 12 juta orang mengungsi dari rumah mereka.
Hubungan Bencana dengan Perubahan Iklim
Ketika suhu bumi naik, semua jadi kacau. Ibaratnya seperti mesin yang kepanasan, bumi jadi ‘ngadat’ dan menghasilkan berbagai bencana. Mari kita lihat dampaknya:
- Banjir dan Badai
Semakin panas bumi, semakin banyak air yang menguap ke udara. Akibatnya? Awan jadi lebih ‘gendut’ berisi air dan membuat hujan tambah deras. Belum lagi naiknya permukaan air laut yang membuat daerah pesisir makin rawan banjir.
- Kekeringan dan Kebakaran Hutan
Nah, yang ini kebalikannya! Di beberapa tempat, panas yang berlebihan malah membuat tanah jadi super kering. Musim kebakaran hutan jadi lebih panjang, dan jumlah kebakaran dalam setahun bisa naik tiga kali lipat! Bayangkan, hutan yang harusnya jadi ‘AC’ alami bumi malah ikut terbakar.
- Tanah Longsor
Hujan ekstrem yang sering terjadi membuat tanah jadi tidak stabil. Jadinya? Ya, risiko longsor semakin tinggi, terutama di daerah perbukitan.
Bagaimana Cara Beradaptasi dengan Darurat Iklim Saat Ini?
Nah, karena bumi sudah terlanjur ‘demam’, kita perlu pintar-pintar beradaptasi nih. Beberapa caranya:
- Rumah anti banjir: Buat rumah yang tahan banjir atau pindah ke tempat yang lebih tinggi.
- Pertanian cerdas iklim: Tanam tanaman yang tahan cuaca ekstrem dan pakai sistem irigasi hemat air.
- Infrastruktur tangguh: Bangun jalan dan jembatan yang kuat hadapi cuaca ekstrem.
- Sistem peringatan dini: Pasang alat deteksi bencana biar bisa siap-siap lebih awal.
- Edukasi masyarakat: Belajar bersama cara hadapi bencana dan hidup ramah lingkungan.
Mulai dari Rumah
- Tanam pohon di sekitar rumah agar suhu lebih sejuk
- Bersihkan selokan dan halaman dari sampah untuk cegah banjir
- Siapkan rencana darurat kalau terjadi bencana
Untuk Masyarakat
- Buat usaha yang ramah lingkungan
- Dukung program penghijauan di lingkungan sekitar
- Ikut komunitas peduli lingkungan
Aksi Nyata yang Bisa Setiap Orang Lakukan
Jangan cuma menunggu pemerintah bertindak, kita juga bisa mulai dari diri sendiri:
- Gaya hidup less waste: Kurangi sampah plastik, pilih produk yang bisa dipakai ulang.
- Hemat energi: Matikan lampu kalau tidak dipakai, pilih alat elektronik hemat energi.
- Transportasi ramah lingkungan: Naik sepeda atau transportasi umum kalau bisa.
- Makan bijak: Kurangi konsumsi daging, pilih makanan lokal dan musiman.
- Tanam pohon: Buat lingkungan sekitar lebih hijau, sekalian bantu serap karbon. Pilihan lainnya kita bisa ikut berpartisipasi untuk kampanye penanaman pohon seperti “Donasi Pohon” di WeCare.id.
- Daur ulang cerdas: Pilah sampah dengan benar, jangan sampai yang bisa didaur ulang tercampur dengan sampah biasa.
Mengapa Harus Bertindak Sekarang?
Investasi untuk menyelamatkan bumi itu seperti menabung untuk masa depan. Bayangkan, investasi global sebesar $1,8 triliun untuk sistem peringatan dini dan infrastruktur ramah iklim bisa menghasilkan keuntungan hingga $7,1 triliun!
Yang paling penting, setiap aksi kecil Sobat WeCare itu berarti besar untuk bumi. Mulai dari hal sederhana, konsisten, dan ajak teman-teman Sobat WeCare untuk ikut. Ingat, bumi ini rumah kita bersama. Jangan menunggu peringatan alam, seperti kebakaran hutan, banjir bandang atau bencana lainnya. Yuk mulai dari sekarang!
Referensi
5 natural disasters that beg for climate action. (2019). Diambil kembali dari www.oxfam.org.
Adapting to the impacts of climate change. (2021). Diambil kembali dari www.un.org.
ASEAN Weekly Disaster Update Week 42 | 14 – 20 October 2024. (2024). Diambil kembali dari reliefweb.int.
Climate crisis. (2024). Diambil kembali dari en.wikipedia.org.
Facts about the climate emergency. (2020). Diambil kembali dari www.unep.org.
Fritz, A., & Park, H. (2025). LA wildfires were larger and more intense due to planet-warming pollution, scientists report. Diambil kembali dari edition.cnn.com.
Hasyim, I. (2024). Natural Disasters 2024, BNPB: 5.6 Million People Displaced, 469 Dead, 58 Still Missing. Diambil kembali dari en.tempo.co.
How can climate change affect natural disasters? (2024). Diambil kembali dari www.usgs.gov.
How Climate Change Impacts Each Type of Natural Disaster. (2022). Diambil kembali dari www.pbs.org.
Lane, T. (2024). Extreme weather is Australia’s new normal. Diambil kembali dari pursuit.unimelb.edu.au.
Realistic Ways You Can Fight Climate Change Today. (2020). Diambil kembali dari onlinepublichealth.gwu.edu.
Sajid, I. (2024). Natural disasters kill 14 more in Indonesia. Diambil kembali dari www.aa.com.tr.
The Climate Dictionary: An everyday guide to climate change. (2023). Diambil kembali dari climatepromise.undp.org.