Kualitas udara ibu kota dan daerah sekitarnya mendapat perhatian khusus karena kualitasnya yang buruk sehingga menyebabkan banyak masyarakat terkena penyakit ISPA. Polusi udara merupakan salah satu masalah risiko lingkungan terbesar bagi kesehatan. Dengan mengurangi tingkat polusi udara, negara-negara bisa mengurangi beban penyakit seperti kanker paru-paru, penyakit pernapasan kronis dan akut, termasuk asma, stroke, dan penyakit jantung.
Klik Untuk Donasi - Misi Bersepeda untuk Lindungi Bumi dan Hadirkan Cahaya- Terdanai Rp.9,230,000
- Pencapaian 2.51%
- Donatur 66
Daftar isi:
Polusi Udara dan Kematian Prematur
Melansir dari laman situs WHO, pada tahun 2019, 99% penduduk dunia bermukim di daerah-daerah dengan kualitas udara yang tidak memenuhi standar WHO. Gabungan dampak dari polusi udara di lingkungan luar dan polusi udara di dalam rumah berkaitan dengan 6,7 juta kematian prematur tiap tahunnya.
Pada tahun 2019, polusi udara di lingkungan luar, baik di perkotaan maupun pedesaan, diperkirakan menjadi penyebab 4,2 juta kematian prematur di seluruh dunia setiap tahun. Paparan partikulat halus (PM 2.5) dalam udara menjadi penyebab utama terjadinya penyakit kardiovaskular, gangguan pernapasan, dan bahkan kanker.
Menurut perhitungan WHO pada tahun 2019, sekitar 37% dari kematian prematur yang disebabkan oleh polusi udara luar ruangan terkait dengan penyakit jantung iskemik dan stroke, sementara 18% dan 23% kematian terkait dengan penyakit paru obstruktif kronis dan infeksi pernapasan akut. Selain itu, sekitar 11% kematian disebabkan oleh kanker di saluran pernapasan.
Penduduk yang tinggal di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah mengalami beban polusi udara luar ruangan yang lebih besar secara tidak proporsional, dengan 89% dari total 4,2 juta kematian prematur terjadi di wilayah-wilayah ini.
Wilayah WHO Asia Tenggara dan Pasifik Barat menjadi tempat dengan beban terberat. Perkiraan terbaru ini menegaskan peran yang signifikan dari polusi udara dalam menyebabkan penyakit kardiovaskular dan kematian.
Apa Itu PM 2.5?
PM2.5, yang merupakan partikel udara yang sangat kecil dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer – setara dengan sepuluh ribu inci – telah menjadi fokus utama dalam penelitian polusi udara dan sering digunakan sebagai indikator umum tingkat polusi udara.
Partikel-partikel ini dapat terdiri dari debu, jelaga, logam, dan bahan kimia lainnya. Polusi semacam ini biasanya dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil serta dilepaskan dari kendaraan bermotor dan pabrik.
WHO telah menetapkan pedoman yang merekomendasikan agar konsentrasi rata-rata tahunan PM 2.5 tidak melebihi 5µg/m3, dan tingkat paparan rata-rata selama 24 jam sehari tidak melebihi 15µg/m3 lebih dari tiga hingga empat kali setahun.
Meskipun demikian, banyak negara yang menjadi yang paling tercemar di dunia tidak dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh WHO, seperti yang disampaikan oleh IQAir, perusahaan teknologi dari Swiss yang mengumpulkan data kualitas udara dari berbagai pengukur di seluruh dunia. Pada tahun 2022, hanya 13 dari total 131 negara dan wilayah yang dipantau oleh IQAir yang mampu mencapai rata-rata tahunan yang berada dalam kisaran yang direkomendasikan oleh WHO.
Data IQAir tahun 2022 juga mengungkapkan bahwa tingkat polusi udara di berbagai negara di seluruh dunia berkisar dari yang masih dalam batas aman sesuai pedoman kesehatan hingga hampir 18 kali lipat dari batas atasnya. Dari negara-negara dan wilayah yang memiliki tingkat polusi udara paling tinggi pada tahun 2022, sebagian besar berada di wilayah yang membentang dari Afrika Utara melalui Timur Tengah hingga mencapai anak benua India.
Daftar 25 Negara Paling Tercemar di Dunia (2018-2022)
Berikut adalah 25 negara paling tercemar di dunia menurut IQAir berdasarkan rata-rata tahunan konsentrasi PM 2.5 (μg/m³).
- Chad
- Iraq
- Pakistan
- Bahrain
- Bangladesh
- Burkina Faso
- Kuwait
- India
- Mesir
- Tajikistan
- Uni Emirat Arab
- Sunda
- Rwanda
- Qatar
- Arab Saudi
- Nepal
- Uganda
- Nigeria
- Bosnia Herzegovina
- Uzbekistan
- Iran
- Armenia
- Etiopia
- Kyrgystan
- Cina
Arya (10 tahun) Tak Bisa Bicara dan Berjalan akibat Lumpuh Otak, Bantuanmu sangat diharapkan!
Indonesia Ada di Peringkat Berapa?
Ternyata Indonesia berada di bawah Cina, yaitu di posisi 26. Namun sekarang Cina sudah berhasil melakukan perbaikan kualitas udara menurut Christa Hasenkopf, direktur studi AQLI yang dikutip dari laman situs DW.
Sementara itu, kota Jakarta berdasarkan data dari IQAir per tanggal 3 September 2023 berada di posisi 10 besar kota dengan kualitas udara terburuk. Sebelumnya IQAir, sudah menobatkan DKI Jakarta sebagai salah satu kota paling tercemar di dunia. Hal ini karena Jakarta secara konstan menduduki posisi dalam daftar 10 kota paling tercemar di seluruh dunia.
Dalam beberapa bulan terakhir, tingkat pencemaran udara di wilayah metropolitan tersebut telah melonjak hingga mencapai rekor tertinggi di dunia. Maka tak heran jika banyak warga yang terkena penyakit ISPA.
Seperti disebutkan sebelumnya kualitas udara buruk menjadi penyebab utama penyakit kardiovaskular, gangguan pernapasan, dan bahkan kanker. Beragam jenis penyakit tersebut membutuhkan biaya pengobatan yang tak sedikit. Karenanya banyak pasien yang kesulitan untuk berobat. Kita bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id. Kirimkan donasi kita melalui situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Ambient (outdoor) air pollution. (2022). Diambil kembali dari who.int.
Gilligan, C. (2023). Countries With the Worst Air Pollution. Diambil kembali dari usnews.com.
Louise, C. (2023). World’s most polluted countries REVEALED – and the worst might surprise you…. Diambil kembali dari dailymail.co.uk.
Polusi Udara: Asia – Afrika Punya Risiko Kesehatan Terbesar. (2023). Diambil kembali dari dw.com.
Puspapertiwi, E. R. (2023). Update, Daftar Kota dengan Tingkat Polusi Tertinggi dan Terendah di Indonesia. Diambil kembali dari kompas.com.World’s most polluted countries & regions grey informational icon. (2022). Diambil kembali dari iqair.com.
Sumber Featured Image : Photoholgic on Unsplash