Ingin Suntik Vaksin DBD? Ketahui Dulu Syaratnya

Ingin Suntik Vaksin DBD? Ketahui Dulu Syaratnya

Sudah lama Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi penyakit endemik di Indonesia. Iklim tropis yang hangat dan lembab menjadi lingkungan yang sangat mendukung perkembangbiakan vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus dengan cepat. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia sudah menyaksikan lonjakan kasus DBD yang mencengangkan. Karena itu muncullah inovasi berupa vaksin DBD.

Kasus DBD

Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia, kasus DBD meningkat secara signifikan dari tahun 2021 dengan sekitar 73.500 kasus dan 705 kematian, hingga tahun 2022 yang mencatat sekitar 131.200 kasus dan 1.183 kematian. Bahkan lebih mengkhawatirkan lagi, lebih dari 40% dari total kasus DBD di tahun 2022 adalah anak-anak usia 0-14 tahun, dengan 73% dari total kematian juga terjadi pada kelompok usia ini. 

Data Kementerian Kesehatan juga mengungkapkan 10 kota/kabupaten dengan kasus Demam Berdarah tertinggi di Indonesia pada tahun 2022. 10 kota/kabupaten termasuk Bandung, Kota Bandung, Kota Depok, Kota Bekasi, Sumedang, Kota Tasikmalaya, Kota Medan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Bogor. 

BANTU GEMPA MAROKO

DBD dan Gejala DBD

Demam berdarah, juga dikenal sebagai demam dengue, merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Demam berdarah bisa berkembang menjadi penyakit yang mengancam nyawa jika tidak segera diobati. 

Gejala DBD yang muncul dapat bervariasi, mulai dari:

  • Demam tinggi yang mendadak.
  • Nyeri otot dan sendi yang parah.
  • Sakit kepala parah khususnya di belakang mata.
  • Ruam kulit yang mirip dengan ruam campak.
  • Pendarahan dari gusi, hidung, atau mulut.
  • Perut yang sangat nyeri, mual, dan muntah.

Pengembangan Vaksin DBD

Direktur Pencegahan Penyakit Menular Langsung, Imran Pambudi, dalam sebuah pernyataan di Jakarta pada Minggu (5/5), mengungkapkan bahwa kasus dengue memiliki keterkaitan yang signifikan dengan perkotaan, semakin besar kota, semakin tinggi potensi penyebaran dengue. Hal ini menjadi perhatian bersama dalam upaya pengendalian penyakit ini.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, dr. Imran menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan telah aktif mengembangkan inovasi-inovasi dalam pengendalian dengue di tingkat nasional. Salah satu upaya yang paling mencolok adalah pengembangan vaksin DBD.

Lebih lanjut, dr. Imran mengungkapkan bahwa pengembangan vaksin DBD telah dimulai sejak tahun 2016. Pada awalnya, vaksin yang dikembangkan adalah vaksin DENGVAXIA, yang ditujukan untuk mencegah demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 pada anak-anak usia 9-16 tahun.

Kemudian, ada juga vaksin QDENGA yang ditujukan untuk mencegah demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4, dengan sasaran usia 6-45 tahun. Vaksin ini didaftarkan atas nama PT Takeda Indonesia dan diproduksi oleh IDT Biologika GmbH di Jerman. 

Vaksin QDENGA menggunakan platform live attenuated tetravalent dengue vaccine (TDV), yang merupakan virus hidup yang telah dilemahkan. Vaksin ini tersusun dari empat galur virus dengue yang berbeda untuk memberikan perlindungan yang luas dan efektif terhadap penyakit ini. Pada Agustus 2022 vaksin DBD tersebut telah mendapatkan izin edar dari Badan POM.

Efikasi Vaksin QDENGA

Vaksin QDENGA telah menjalani serangkaian uji klinis yang mengungkapkan efikasi yang mengesankan dalam melawan demam berdarah. Data studi klinik fase 3 dan dukungan dari data imunogenisitas studi klinik fase 2 dan fase 3 telah membuktikan efikasi keseluruhan vaksin DBD ini mencapai 80,2%. 

Bahkan lebih mengesankan, efikasinya dalam mencegah keparahan penyakit yang memerlukan perawatan intensif (hospitalisasi) akibat virus dengue mencapai 95,4%. Yang menarik, vaksin ini menunjukkan efikasi yang baik pada subjek dengan antibodi terhadap virus dengue (sero-positif) maupun subjek tanpa antibodi terhadap virus tersebut (sero-negatif). 

Dalam hal keamanan, analisis data dari studi klinik fase 1-3 pada usia 6 hingga 45 tahun menunjukkan bahwa vaksin DBD QDENGA aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

Klik Untuk Donasi -


Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.0
  2. Pencapaian nan%
  3. Donatur 0

Efek Samping Vaksin 

Efek samping yang tercatat sebagian besar bersifat ringan hingga sedang, termasuk pembengkakan sementara, bercak kemerahan, dan nyeri di titik injeksi. Efek samping sistemik yang dilaporkan meliputi:

  • Demam
  • Sakit kepala 
  • Hilang nafsu makan
  • Lelah
  • Nyeri otot 
  • Rasa mengantuk

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak ada laporan tentang perdarahan atau reaksi alergi berat akibat vaksin ini dalam studi klinis. Akan tetapi, data efikasi vaksin DBD ini untuk kelompok usia di atas 45 tahun masih belum tersedia, dan hal ini memerlukan analisis lebih lanjut untuk memastikan efikasi vaksin pada kelompok usia tersebut.

Syarat untuk Mendapatkan Vaksin 

Syarat-syarat untuk mendapatkan vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) memang penting untuk dipahami. Menurut Sukamto Koesnoe, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), vaksin DBD hanya diberikan kepada individu yang berusia antara 6 hingga 45 tahun di Indonesia. 

Hal ini berbeda dengan beberapa negara lain yang mengizinkan pemberian vaksin ini hingga usia 60 tahun. Meskipun demikian, izin edar vaksin ini di Indonesia saat ini dibatasi hingga usia 45 tahun.

Selain usia, kondisi kesehatan juga menjadi syarat penting. Calon penerima vaksin DBD harus dalam kondisi sehat dan tidak memiliki alergi terhadap vaksin. Namun, vaksin ini tidak dianjurkan untuk individu yang sedang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, seperti imunosupresan. Begitu juga, orang-orang dengan kondisi genetik yang melemahkan daya tahan tubuh sebaiknya tidak mendapatkan vaksin ini.

Dimana Bisa Mendapatkan Vaksin DBD?

Sebagai catatan, vaksin yang efektif untuk melindungi dari demam berdarah ini sudah tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, baik negeri maupun swasta. Sekarang ini, biaya untuk satu dosis vaksin berada dalam kisaran sekitar Rp500 ribu rupiah. Namun, perlu diingat bahwa untuk mencapai efikasi maksimal, diperlukan dua dosis, yang berarti dua kali vaksinasi.

Meski begitu, sebelum memutuskan untuk mendapatkan vaksin ini, berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu guna memastikan kesesuaian dan keamanan vaksinasi bagi diri sendiri. 

Selain DBD, jenis penyakit lain yang menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke, hipertensi dan kanker. Yang terakhir ini penyembuhannya memerlukan biaya besar. Kita bisa membantu pasien kanker yang butuh bantuan biaya pengobatan dengan cara berdonasi melalui WeCare.id. Untuk mengirimkan donasi bisa lewat situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Ansori, A. N. dkk. (2023). Vaksin demam berdarah resmi beredar di Indonesia, bisakah kita bebas segera dari penyakit bawaan nyamuk ini? Diambil kembali dari theconversation.com.

Fadhila, S. R. (2017). Sekilas tentang Vaksin Dengue. Diambil kembali dari idai.or.id.

Rininta, E. A. (2023). Vaksin DBD Tersedia di Indonesia, Begini Syarat untuk Mendapatkannya. Diambil kembali dari health.kompas.com.Rokom. (2023). Atasi Dengue, Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi ini. Diambil kembali dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Sumber Featured Image : Diana Polekhina on Unsplash