Apa Itu Skoliosis yang Diderita Oleh Fuji Utami?

Apa Itu Skoliosis yang Diderita Oleh Fuji Utami?

Fuji Utami, atau Fuji, divonis menderita skoliosis. Kabar tersebut didapat dari unggahan Instagram milik adik ipar Vanessa Angel pada 1 Agustus kemarin. Dalam unggahannya, bibi Gala Sky tersebut memperlihatkan hasil rontgen. Di situ terlihat kalau tulang belakang Fuji belok ke kiri. Ada yang menduga kondisi Fuji diakibatkan oleh seringnya dia menggendong Gala. Benarkah? Yuk, kita bahas di sini.

Klik Untuk Donasi - Alam Nyeri Hebat Akibat Skoliosis, Ibu Ningsih Terpaksa Berhenti Mencari Nafkah!
Skoliosis
Nanti Radiningsih
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.2,101,328
  2. Pencapaian 44.26%
  3. Donatur 25

Apa Itu Skoliosis?

Skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang memiliki lengkungan ke samping, sehingga membentuk kurva yang tidak normal. Penderitanya memiliki tulang belakang yang tidak lurus seperti seharusnya, melainkan melengkung ke kiri atau kanan. Lengkungan ini bisa berbentuk seperti huruf “S” atau “C”. Kondisi ini bisa terjadi pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

Terkadang tulang belakang disebut “tulang punggung.” Tulang ini jumlahnya tidak hanya satu namun terdiri dari banyak tulang yang disebut vertebra. Ada jaringan elastis yang bernama kartilago yang menghubungkan tulang-tulang ini. Jaringan elastis ini membuat orang bisa membungkuk, meregangkan dan menyeimbangkan tubuh, bahkan berjalan.

Skoliosis dapat berkisar dari ringan hingga parah, bergantung pada tingkat lengkungannya. Pengobatannya bergantung pada lengkungan tulang belakangnya, apakah stabil atau terus berkembang dan apakah lengkungannya ringan, sedang, atau berat. 

Jenis yang paling umum disebut skoliosis idiopatik. Biasanya jenis ini ditemukan saat orang mulai mengalami masa pubertas.

Tingkat Keparahan Lengkungan Tulang Belakang

Tingkat keparahan skoliosis biasanya diukur dalam derajat. Derajat ini mengacu pada sudut lengkung dari garis lurus yang ideal pada tulang belakang. Semakin besar sudut lengkungnya, semakin parah skoliosisnya.

Berikut adalah klasifikasi umum tingkat keparahan skoliosis berdasarkan sudut lengkungnya:

  • Lengkungan Ringan: Sudut kurang dari 20 derajat. Sering kali tidak memerlukan penanganan medis. Pasien hanya perlu melakukan kunjungan rutin ke dokter untuk memastikan bahwa lengkungannya tidak semakin memburuk.
  • Lengkungan Sedang: Sudut antara 20 hingga 40 derajat. Biasanya anak-anak dan remaja dengan skoliosis sedang dapat diobati dengan brace atau pelat penyangga.
  • Lengkungan Berat: Sudut lebih dari 40 derajat. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi paru-paru dan organ internal lainnya. Pasien dengan lengkungan tulang belakang yang parah memerlukan operasi tulang belakang.

Derajat lengkungan tulang belakang bisa bertambah seiring waktu, khususnya selama masa pertumbuhan. Apabila terdeteksi secara dini, banyak anak yang menderita skoliosis bisa diobati tanpa operasi, tetapi hanya bila pengobatan dimulai sebelum lengkungan menjadi parah.

Sindrom Marfan, Dilated Aortic Root, Skoliosis Berat

Gejala Skoliosis

Gejala dan tanda-tanda tulang belakang yang melengkung termasuk:

  • Posisi kepala tidak berada di tengah tubuh
  • Ketinggian bahu yang tidak sama atau salah satu tulang bahu lebih menonjol dibanding yang lain
  • Ketinggian atau posisi panggul yang tidak sama
  • Lipatan pinggang yang tidak sama
  • Celah antara salah satu lengan dan tubuh yang tidak biasa
  • Pinggul yang tidak sejajar
  • Punggung terlihat miring ketika membungkuk ke depan
  • Nyeri punggung atau ketidaknyamanan
  • Sesak napas
  • Masalah usus atau kandung kemih
  • Postur tubuh yang tidak biasa atau tidak seimbang, atau miring ke salah satu sisi.

Apa yang Menyebabkan Tulang Belakang Melengkung?

Penyebab pasti tulang punggung bengkok ini dalam banyak kasus belum diketahui, sehingga disebut sebagai skoliosis idiopatik. Para peneliti terus mempelajari kemungkinan penyebab jenis ini dan menurut mereka kemungkinan penyebabnya adalah kombinasi dari beberapa faktor. Berikut ini beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan melengkungnya tulang belakang, termasuk:

  • Genetik
  • Hormon
  • Perubahan struktur sel

Pada beberapa anak, skoliosis yang menyebabkan tulang belakang mereka melengkung terjadi karena penyakit atau gangguan lain, atau cedera, seperti:

  • Faktor kongenital atau disebut juga kelainan bawaan. Kondisi ini terjadi selama perkembangan tulang belakang ketika bayi masih dalam kandungan, menyebabkan lengkungan pada tulang belakang.
  • Penyakit genetik. Kondisi ini terjadi ketika terjadi perubahan pada satu atau lebih gen.
  • Cedera pada tulang belakang. Biasanya cedera ini karena trauma pada tulang belakang atau punggung.
  • Penyakit neuromuskular. Penyakit ini mempengaruhi saraf yang mengirimkan pesan kepada otot, menyebabkan kelemahan otot dan penurunan.
  • Tumor bisa menyebabkan perubahan fisik pada tulang belakang.

Skoliosis lebih umum terjadi pada anak perempuan dibandingkan laki-laki. Umumnya penyakit ini muncul pada  usia 10 hingga 13 tahun. Jadi sangat penting bagi para gadis remaja untuk memeriksa tanda-tanda di atas. 

Pengobatan untuk Skoliosis

Pengobatan untuk skoliosis bergantung pada usia pasien, seberapa parah lengkungannya, dan apakah kemungkinan akan memburuk seiring waktu. Banyak pasien yang tidak akan memerlukan pengobatan apa pun dan hanya sedikit yang memerlukan operasi pada tulang belakang mereka.

Mungkin pada bayi dan balita tidak perlu pengobatan karena lengkungannya tersebut mungkin akan membaik seiring waktu. Untuk menghentikan tulang belakang semakin memburuk ketika dewasa, pasien bisa dipasang penutup gips ataupun penyangga punggung. 

Pada anak-anak terkadang mungkin diperlukan operasi untuk mengontrol pertumbuhan tulang belakang hingga saat mereka harus menjalani operasi untuk meluruskan tulang belakang setelah mereka berhenti tumbuh.

Orang dewasa mungkin memerlukan pengobatan untuk mengurangi rasa sakit, seperti obat pereda nyeri, suntikan tulang belakang, dan operasi meski sangat jarang.

Belum diketahui pasti apakah latihan punggung bisa membantu untuk memperbaiki skoliosis. Namun, latihan  baik untuk kesehatan secara keseluruhan dan sebaiknya tidak dihindari kecuali dokter melarang.

Mengingat dampak yang ditimbulkan, penting untuk mendeteksi skoliosis secara dini dan menentukan tingkat keparahan untuk merencanakan perawatan yang tepat. Melansir laman situs Media Indonesia, berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), terdapat sekitar 3% penduduk dunia yang berisiko mengalami penyakit ini, sementara di Indonesia, angka prevalensi penyakit tulang belakang ini mencapai sekitar 3%-5%. 

Selain skoliosis, masyarakat Indonesia banyak juga yang mengidap penyakit parah yang biaya pengobatannya tidak murah sehingga mereka sulit berobat. Kita bisa membantu mereka dengan memberikan bantuan donasi melalui WeCare.id. Donasi bisa dikirimkan melalui situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Kartinah, E. (2019). Penanganan Skoliosis Harus Sejak Dini. Diambil kembali dari mediaindonesia.com.

Scoliosis. (2016). Diambil kembali dari healthdirect.gov.au.

Scoliosis. (2016). Retrieved from kidshealth.org.

Scoliosis. (2017). Diambil kembali dari aans.org.

Scoliosis in Children and Teens. (2021). Diambil kembali dari niams.nih.gov.What is scoliosis? (2022). Diambil kembali dari childrenshospital.org.