Waspada! Penyakit Antraks Kini Melanda Gunungkidul

Waspada! Penyakit Antraks Kini Melanda Gunungkidul

Berita tentang wabah penyakit antraks di Gunungkidul menjadi perhatian publik karena telah menimbulkan korban jiwa dan banyak warga yang diduga terinfeksi. Dilaporkan bahwa kasus antraks di Gunungkidul bermula setelah konsumsi daging sapi yang telah mati.

Yuk Bantu Heru Berjuang Lawan Penyakitnya!

Fakta Penyakit Antraks di Gunungkidul

Salah satu pasien yang meninggal berjenis kelamin laki-laki berusia 73 tahun diketahui terinfeksi antraks pada tanggal 2 Juni. Dia kemudian meninggal dunia pada tanggal 4 Juni. Hasil investigasi Dinkes setempat terkonfirmasi adanya kasus kematian akibat penyakit antraks di wilayah Semanu, Gunungkidul. 

Selanjuntnya, Dinkes melakukan penyelidikan dan mencari tahu apakah ada orang lain yang mengalami gejala. Dari sampel darah dari semua orang yang diduga terpapar daging sapi yang mengandung antraks, sebanyak 125 orang, terungkap 85 orang dinyatakan positif terinfeksi antraks. Akan tetapi, hanya 18 orang yang mengalami gejala seperti luka, pembengkakan, diare, pusing, dan lain-lain. 

Tradisi Brandu

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul mengungkap ada tiga ekor sapi yang dikonsumsi oleh masyarakat. Ketiganya mengalami penyakit dan kemudian mati setelah itu dikuburkan. Diketahui ternyata warga menggali kuburan dan mengonsumsi daging sapi yang mati secara tiba-tiba tersebut.

Tradisi Brandu ditengarai sebagai penyebab banyaknya warga yang terinfeksi penyakit antraks. Seringnya wabah antraks terjadi di Kabupaten Gunungkidul disebabkan oleh tradisi ini. 

Ini adalah tradisi di mana masyarakat berkontribusi secara bersama-sama untuk membeli daging sapi yang telah mati atau sakit, dengan tujuan untuk membantu mengurangi kerugian pemilik ternak. Daging sapi tersebut kemudian dibagikan kepada warga yang ikut berkontribusi. 

Yang disembelih tak hanya hewan ternak yang mati, tapi tradisi ini juga berlaku untuk hewan ternak yang mengalami keracunan dan hampir mati. Kasus antraks yang merebak saat ini disebabkan oleh penyembelihan sapi yang mati mendadak kemudian dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini menyebabkan wabah antraks terjadi berulang kali di Gunungkidul. 

Apa Itu Antraks?

Antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang membentuk spora. Nama bakteri ini asalnya dari kata bahasa Yunani untuk kata arang. Hal ini karena orang yang terkena penyakit antraks memiliki luka dengan pusatnya yang berwarna gelap.

Antraks adalah zoonosis serius, yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Bakteri ini memproduksi racun yang kuat sekali, yang mengakibatkan efek yang buruk.  

Bacillus anthracis ini menghasilkan spora saat kontak dengan oksigen. Ketika hewan dipotong, bakteri dalam darah akan mengalir dan berubah menjadi spora. Spora ini sangat kuat dan dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun, antara 40 hingga 80 tahun, di tanah. 

Selain itu, spora tersebut juga bisa bertahan pada wol atau rambut hewan yang terinfeksi. Upaya untuk mencegah penyebaran spora dilakukan dengan cara membasahi tanah yang terdapat spora dengan menggunakan 50 liter larutan formalin berkekuatan 10 persen.

Klik Untuk Donasi - Yuk Bantu Deni Penuhi Kebutuhan Gizinya agar Sembuh dari Lumpuh Otak!
Deni Febriansyah
Deni Febriansyah
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.1,648,850
  2. Pencapaian 9.11%
  3. Donatur 36

Gejala Antraks

Penyakit antraks bisa membuat orang merasakan sakit yang berbeda, bergantung pada bagaimana orang itu terpapar. Antraks bisa menyebabkan infeksi kulit, atau penyakit pencernaan yang parah yang menyerupai “keracunan makanan.” 

Bentuk lain dari penyakit ini, yaitu antraks inhalasi. Ini terjadi ketika orang menghirup bakterinya. Gejala biasanya muncul dalam waktu tujuh hari (umumnya 2-5 hari) setelah terpapar. Gejala bergantung pada bentuk infeksinya:

  • Antraks kulit (cutaneous): Dimulai sebagai benjolan di kulit. Dalam 1 atau 2 hari, benjolan itu menjadi lepuh, dan kemudian menjadi ulkus (bisul atau luka terbuka) tanpa rasa sakit, dengan area hitam di tengahnya. Kelenjar getah bening di dekat luka bisa membengkak. Antraks kulit bisa dengan mudah diobati menggunakan antibiotik.
  • Antraks usus (intestinal): Jenis ini sangat langka. Dimulai dengan mual, hilangnya nafsu makan, muntah, dan demam. Kemudian gejala-gejala tersebut diikuti oleh nyeri perut, muntah darah, dan diare yang parah. Jika menderita penyakit antraks usus, pengobatan antibiotik dini sangatlah penting. 
  • Antraks inhalasi: Dimulai dengan gejala mirip flu (batuk, demam, nyeri otot). Gejala ini bisa berlangsung selama 2 – 3 hari, dan kemudian menghilang selama satu atau dua hari. Kemudian penyakit tersebut bisa muncul kembali, menyebabkan masalah paru-paru yang parah, kesulitan bernapas, dan syok. 

Jika tidak diobati, antraks inhalasi bisa sangat berbahaya. Dalam 90 kasus antraks inhalasi efeknya sangat fatal. Selama serangan antraks tahun 2001, dengan pengobatan tingkat kematian mencapai sekitar 40 persen.

Bagaimana Hewan Terinfeksi Antraks?

Hewan ternak juga liar bisa terinfeksi saat hewan-hewan tersebut menghirup atau menelan spora yang terdapat di tanah, tanaman, maupun air yang terkontaminasi. Di antara hewan yang biasa terkena antraks adalah sapi, domba, kambing, antelop, dan rusa. Vaksinasi rutin dapat membantu mencegah wabah penyakit antraks di daerah-daerah di mana hewan ternak pernah mengalami antraks.

Cara Penularan dan Penyebaran

Hewan bisa terinfeksi antraks ketika mereka berkontak dengan spora yang berada di tanah. Jika tertelan atau dihirup oleh hewan, atau setelah masuk melalui luka pada kulit, spora tersebut dapat berkecambah dan menyebabkan penyakit.

Orang hanya bisa terinfeksi penyakit antraks dengan menghirup spora, mengonsumsi daging yang terkontaminasi, atau memiliki kontak spora dengan kulit. Orang yang terinfeksi antraks tidak bisa menularkan penyakit kepada orang lain. Antraks umumnya tidak menyebar dari hewan ke hewan atau dari orang ke orang.

Berdonasi Melalui WeCare.id

Tak hanya penyakit antraks yang kerap menjangkiti masyarakat Indonesia. Beberapa penyakit mematikan lainnya pun banyak diderita penduduk Indonesia, seperti diabetes, penyakit jantung, atau kanker. Tak sedikit dari pasien penyakit mematikan tersebut yang mengalami kesulitan biaya pengobatan. Kita bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id lewat situs web WeCare.id atau unduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Anthrax. (2022). Diambil kembali dari woah.org.

Anthrax Facts. (2006). Diambil kembali dari health.state.mn.us.

Tim DetikJateng. (2023). Kasus Wabah Antraks di Gunungkidul: Awal Mula hingga Penyebab. Diambil kembali dari news.detik.com.

Masyrafina, I. (2023). Tradisi Mbrandu Diduga Picu Antraks di Gunungkidul: Warga Iuran Beli Sapi Mati. Diambil kembali dari rejogja.republika.co.id.What is Anthrax? (2013). Diambil kembali dari cdc.gov.

Sumber Featured Image : JackieLou DL dari Pixabay