Hati-Hati, Begadang Bisa Jadi Penyebab Obesitas!

Hati-Hati, Begadang Bisa Jadi Penyebab Obesitas!

Setelah Fajri, kini muncul kembali dua kasus obesitas yang diderita oleh Ahmad Juwanto, seorang remaja dari Ceger, Jakarta Timur dan Cipto yang berasal dari Tangerang. Ahmad memiliki bobot 230 kg dan Cipto 200 kg. Meski belum disebutkan penyebab obesitas yang mereka alami, diketahui keduanya memiliki bobot berlebih sedari muda dan Cipto disebutkan gemar begadang juga ngemil.  

Klik Untuk Donasi - Tak Bisa Beraktivitas akibat Cedera Tulang Belakang, Sin Kie Hiong Tak Punya Biaya untuk Berobat!
Sin Kie Hiong
Sin Kie Hiong
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.623,500
  2. Pencapaian 2.16%
  3. Donatur 14

Adakah Hubungan Antara Begadang dan Obesitas?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Northwestern Medicine di Chicago, AS, mengenai orang-orang yang suka begadang ditemukan fakta bahwa terdapat risiko peningkatan berat badan. Menurut hasil penelitian tersebut mereka yang suka tidur larut dan begadang mempunyai kecenderungan mengonsumsi lebih banyak kalori di malam hari.

Umumnya makanan yang lebih banyak dikonsumsi umumnya makanan cepat saji dibandingkan buah atau sayuran. Selain itu, mereka mempunyai berat badan yang lebih dibandingkan dengan orang-orang yang tidur lebih awal dan bangun lebih pagi.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Obesity ini menemukan bahwa para mereka yang suka tidur larut mengonsumsi kalori lebih banyak setiap harinya, dua kali lipat jumlah makanan cepat saji. Mereka mengonsumsi setengah dari jumlah buah dan sayur yang dikonsumsi oleh mereka yang tidur lebih awal. 

Selain itu, mereka juga cenderung minum lebih banyak minuman berkalori tinggi. Kalori tambahan ini umumnya dikonsumsi saat makan malam dan larut malam ketika orang lain sedang tertidur. Orang yang suka begadang juga mempunyai indeks massa tubuh yang lebih tinggi daripada orang-orang dengan kebiasaan tidur normal.

Penelitian Lain Mengenai Tidur Larut dan Obesitas

Sebuah penelitian yang bersifat observasional dengan sekala internasional yang besar dipublikasikan oleh jurnal medis JAMA Network Open.  Penelitian tersebut melibatkan hampir 137.000 orang dengan beragam tingkat pendapatan yang berasal dari 26 negara. Peserta menjawab pertanyaan mengenai kebiasaan tidur mereka.

Hasilnya sekitar 14% mengatakan bahwa mereka tidur pada tengah malam atau lebih larut. Dibandingkan dengan mereka yang tidur antara pukul 8 – 10 malam, tidur lebih larut memiliki risiko 20% lebih tinggi untuk mengalami obesitas atau mempunyai lingkar pinggang yang besar. 

Risiko terkena obesitas bahkan lebih tinggi di antara orang-orang yang tidur antara pukul 2 pagi – 6 pagi. Risiko mereka sebesar  35% – 38%.

Bagaimana Kekurangan Tidur Menjadi Penyebab Obesitas?

Kekurangan tidur mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh yang mendorong makan berlebihan dan peningkatan berat badan. Leptin dan ghrelin merupakan hormon yang mengatur nafsu makan, dan ketika kita kurang tidur, produksi hormon-hormon ini terganggu sehingga rasa lapar menjadi meningkat. 

Banyak penelitian menunjukkan bagaimana durasi tidur mempengaruhi kadar leptin. Kesimpulan umumnya adalah bahwa kadar leptin menurun pada orang yang kekurangan tidur. Ketika kita tidak tidur cukup, kadar leptin kita tetap rendah. Otak percaya bahwa tubuh perlu mengambil energi lebih banyak.

Kemudian otak mengirimkan sinyal lapar dan akhirnya kita makan walaupun sebenarnya kita tidak membutuhkan energi tersebut. Kalori yang masuk disimpan sebagai lemak karena tubuh berpikir bahwa perlu membangun cadangan.

Ketika kita tidur, secara alami kadar ghrelin kita menurun karena tubuh tidak perlu membakar banyak kalori saat kita tidak aktif. Akan tetapi, ketika kita kurang tidur, kadar ghrelin tidak turun sebanyak seharusnya. Kita tetap merasa lapar walaupun tubuh sebenarnya tidak memerlukan kalori lebih banyak.

Jadi, apabila terjadi perubahan pada dua hormon kunci ini, kurang tidur membuat kita merasa lebih lapar dan kurang kenyang daripada yang sebenarnya. Maka tak heran situasi ini menjadi penyebab obesitas.

Kekurangan tidur juga berkaitan dengan kekurangan hormon pertumbuhan dan peningkatan kadar kortisol dan keduanya terkait dengan obesitas. Selain itu, kurang tidur juga dapat mengganggu metabolisme makanan.

Tak Sadarkan Diri akibat Serangan Stroke, Ibu Imas Butuh Pertolonganmu Segera!

Kurang Tidur Mengubah Proses Biologis dalam Tubuh

Terdapat banyak data yang memperlihatkan bagaimana kurang tidur mengubah proses biologis dalam tubuh kita, bagaimana otak kita berfungsi, dan bagaimana kita berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Apabila kita melihat semua komponen tersebut, maka kita akan melihat bahwa:

Otak

  • Kemauan berkurang 
  • Sinyal pusat kenikmatan dan hadiah meningkat 

Tubuh

  • Rendahnya hormon leptin membuat perasaan kenyang berkurang 
  • Tingginya hormon ghrelin membuat perasaan lapar meningkat 

Perilaku

  • Cenderung kurang berolahraga 
  • Lebih cenderung untuk duduk dan tidak beraktivitas 

Kesimpulan

Tidur merupakan target untuk mencegah obesitas. Banyak studi yang telah melihat hubungan antara tidur dan berat badan. Secara keseluruhan, hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa jika waktu tidur kita kurang dari yang dibutuhkan, berat badan kita cenderung meningkat. 

Selain menjadi penyebab obesitas, melansir laman situs web National Lungs, Heart and Blood Institute, Kekurangan tidur berhubungan dengan banyak masalah kesehatan kronis, termasuk penyakit jantung, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, dan depresi. Seperti diketahui semua penyakit tersebut cukup mahal pengobatannya. Maka tak mengherankan jika ditemui pasien yang mengalami kesulitan biaya pengobatan. Kita bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id. Cara berdonasi bisa melalui situs web WeCare.id atau mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Fry, A. dan Rehman, A. (2022). Obesity and Sleep. Diambil kembali dari sleepfoundation.org.

Godman, H. (2021). Going to sleep late at night associated with obesity, big bellies. Diambil kembali dari health.harvard.edu.

Hakim, S. (2023). Pria obesitas asal Ceger ini hanya bisa berbaring di rumahnya. Diambil kembali dari antaranews.com.

Night Owls At Risk For Weight Gain. (2021). Diambil kembali dari womenshealth.obgyn.msu.edu.

Padahal Makannya Sedikit, Terungkap Kebiasaan Pria Obesitas 200 Kg, Ternyata Sering Konsumsi Ini. (2023). Diambil kembali dari bogor.tribunnews.com.

Sunter, N. (2020). Can lack of sleep cause weight gain? Diambil kembali dari sleepstation.org.uk.What Are Sleep Deprivation and Deficiency? (2022). Diambil kembali dari nhlbi.nih.gov.

Sumber Featured Image : https://www.pexels.com/photo/a-person-holding-on-to-belly-fat-14513405/