Apa Itu Mati Otak yang Dialami Park Soo Ryun?

Apa Itu Mati Otak yang Dialami Park Soo Ryun?

Salah satu artis Korea Selatan yang sempat membintangi serial terkenal Snowdrop, Park Soo Ryun, dikabarkan meninggal dunia karena mengalami mati otak. Melansir laman situs Koreaboo, disebutkan penyebab kematiannya karena jatuh dari tangga di rumahnya. Peristiwanya terjadi pada 11 Juni 2023. Dia kemudian mengalami koma dan dibawa ke rumah sakit. 

Setelah dilakukan upaya menghidupkan kembali, Park Soo Ryun akhirnya dinyatakan mati otak atau brain death. Pertanyaannya sekarang adalah apakah orang yang mengalami mati otak bisa sembuh? Yuk, cari jawabannya di artikel ini. 

Apa Itu Mati Otak?

Brain death atau mati otak dikenal juga sebagai mati batang otak adalah kondisi di mana otak seseorang kehilangan semua fungsi yang tidak dapat dipulihkan, termasuk fungsi kesadaran, gerakan, dan aktivitas otak. Ini berarti bahwa tidak ada aktivitas elektrik atau aktivitas neuron yang dapat diukur dalam otak.

Mereka masih bisa hidup karena ada bantuan alat-alat kedokteran, seperti alat pacu jantung, alat bantu pernafasan, dan lain-lain. Jika alat-alat tersebut dicabut, dia akan meninggal. Ini artinya mereka tidak akan kembali sadar atau mampu bernapas tanpa dukungan alat. 

Seseorang yang mati otak tidak memiliki peluang untuk pulih karena tubuh mereka tidak dapat bertahan hidup tanpa dukungan mesin penopang kehidupan buatan.

Derita Lumpuh Otak Sejak Lahir, Bagus Tak Punya Biaya untuk Berobat!

Penyebab Brain Death

Mati otak bisa terjadi apabila pasokan darah atau oksigen ke otak terhenti. Penyebabnya bisa karena:

  • Kehilangan oksigen yang parah dan berkepanjangan, misalnya karena henti jantung atau gangguan pernapasan yang serius, dapat menyebabkan kerusakan otak yang ireversibel.
  • Stroke yang melibatkan pendarahan atau penyumbatan pembuluh darah di otak dapat menyebabkan kerusakan otak yang signifikan dan berpotensi menyebabkan mati otak.
  • Trombosis yaitu kondisi medis yang terjadi ketika terbentuknya gumpalan darah yang tidak normal di dalam pembuluh darah. Trombosis dapat mengganggu aliran darah normal di dalam tubuh. Ketika terbentuk gumpalan darah yang menghalangi pembuluh darah, aliran darah dapat terhambat atau bahkan terhenti sepenuhnya.

Penyebab mati otak juga bisa disebabkan oleh:

  • Cedera kepala yang parah akibat kecelakaan, trauma fisik, atau kekerasan dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan.
  • Penyakit neurologis yang parah seperti ensefalitis, meningitis, tumor otak yang ganas, atau degenerasi otak progresif seperti penyakit Alzheimer yang parah dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan.
  • Keracunan atau infeksi yang berat dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah, misalnya keracunan karbon monoksida, keracunan obat-obatan tertentu, atau infeksi sistemik yang menyebar ke otak.

Tanda-Tanda Mati Otak

Beberapa tanda-tanda brain death di antaranya:

  • Tidak ada respons terhadap rangsangan seperti cahaya yang diarahkan ke mata, tidak ada respons terhadap suara yang keras, dan tidak ada refleks pupilar.
  • Tidak ada gerakan tubuh yang spontan, termasuk gerakan mata, gerakan anggota tubuh, atau respon terhadap perintah.
  • Tidak ada refleks pupilar, tidak ada refleks batuk, tidak ada refleks menghisap, dan tidak ada refleks pada respons nyeri.
  • Absennya pernapasan. Mati otak biasanya diindikasikan oleh absennya pernapasan spontan. Penderita akan membutuhkan bantuan mesin penopang hidup untuk mempertahankan fungsi pernapasan.
  • Hilangnya aktivitas otak. Melalui pemeriksaan EEG (elektroensefalogram), dapat dikonfirmasi apakah tidak ada aktivitas listrik yang terdeteksi di otak. Absennya aktivitas otak dalam waktu yang cukup lama merupakan indikasi mati otak.
  • Tidak adanya refleks otot mata. Dokter dapat melakukan tes dengan mengamati gerakan bola mata yang mengikuti objek bergerak. Jika tidak ada gerakan mata, hal ini menandakan mati otak.

Perbedaan Brain Death dengan Koma

Mati otak berbeda dari keadaan tak sadar lainnya. Misalnya, koma mirip dengan tidur yang sangat dalam, namun tidak ada rangsangan eksternal yang dapat membuat otak bangun dan menjadi sadar. Walaupun demikian, orang tersebut masih hidup dan pemulihan masih mungkin terjadi. 

Sering kali mati otak disalahartikan dengan keadaan vegetatif persisten (persistent vegetative state, PVS). Namun kedua kondisi tersebut tidak sama. Keadaan vegetatif persisten berarti orang tersebut kehilangan fungsi otak yang lebih serius, tetapi batang otak yang tidak rusak. Jadi, masih memungkinkan fungsi-fungsi penting seperti detak jantung dan pernapasan tetap berlangsung. 

Seseorang dalam keadaan vegetatif masih hidup dan mungkin pulih dalam beberapa tingkat dengan waktu. Mati otak berarti orang tersebut telah meninggal.

Klik Untuk Donasi - Alami Kelumpuhan akibat Pecah Pembuluh Darah di Otak, DIda Terpaksa Berhenti Sekolah!
Bantu Dida Sehat Kembali!
M. Dida Afrizal
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.807,000
  2. Pencapaian 1.85%
  3. Donatur 28

Cara Memastikan Seseorang Mengalami Brain Death

Proses pemeriksaan brain death melibatkan beberapa langkah dan metode yang biasanya dilakukan oleh tim medis terlatih. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat dalam pemeriksaan brain death:    

Penilaian Fisik

Dokter akan melakukan penilaian fisik menyeluruh terhadap pasien untuk mencari tanda-tanda mati otak. Hal ini meliputi pengamatan respons pupil mata terhadap cahaya, tes refleks kornea, tes refleks oculovestibular dan oculocepalic, serta penilaian respons terhadap rangsangan nyeri.

Tes Apnea

Tes ini dilakukan dengan melepas ventilator atau alat bantu pernapasan untuk melihat apakah pasien dapat bernapas secara spontan. Jika tidak ada respons pernapasan meskipun rangsangan terus diberikan, hal ini dapat menjadi tanda mati otak.

Tes Pendukung (Ancillary Testing)

Tes tambahan seperti elektroensefalogram (EEG) atau pemeriksaan aliran darah otak (cerebral blood flow study) dapat dilakukan. EEG digunakan untuk mengukur aktivitas listrik otak, sedangkan pemeriksaan aliran darah otak bertujuan untuk melihat apakah darah mencapai otak dengan cukup.

Observasi Waktu

Sebagai bagian dari kriteria mati otak, waktu observasi yang cukup harus dipenuhi untuk memastikan bahwa tidak ada aktivitas otak yang terdeteksi selama periode waktu tertentu yang ditentukan. Lamanya observasi ini dapat bervariasi tergantung pada pedoman dan regulasi setempat.

Tes Pemeriksaan untuk Mati Otak

Proses pemeriksaan brain death melibatkan beberapa langkah dan metode yang biasanya dilakukan oleh tim medis terlatih. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pemeriksaan mati otak:

Penilaian Fisik

Dokter akan melakukan penilaian fisik menyeluruh terhadap pasien untuk mencari tanda-tanda mati otak. Hal ini meliputi pengamatan respons pupil mata terhadap cahaya, tes refleks kornea, tes refleks oculovestibular dan oculocepalic, serta penilaian respons terhadap rangsangan nyeri.

Tes Apnea

Tes apnea dilakukan dengan mengeluarkan ventilator atau alat bantu pernapasan untuk melihat apakah pasien dapat bernapas secara spontan. Jika tidak ada respons pernapasan meskipun rangsangan terus diberikan, hal ini dapat menjadi tanda mati otak.

Tes Pendukung (Ancillary Testing)

Tes tambahan seperti elektroensefalogram (EEG) atau pemeriksaan aliran darah otak (cerebral blood flow study) dapat dilakukan. EEG digunakan untuk mengukur aktivitas listrik otak, sedangkan pemeriksaan aliran darah otak bertujuan untuk melihat apakah darah mencapai otak dengan cukup.

Donasi Organ

Dalam beberapa kasus, seseorang yang mati otak dapat menjadi calon pendonor organ. Jika orang tersebut telah terdaftar sebagai pendonor organ, atau jika keluarganya mengetahui keinginannya untuk menjadi pendonor organ,  mereka dinyatakan meninggal. Namun, ventilator tetap dinyalakan. 

Obat-obatan yang membantu mempertahankan organ internal tetap diberikan. Orang yang telah meninggal kemudian menjalani operasi untuk mengambil organ-organ yang masih layak seperti ginjal. Setelah operasi selesai, ventilator pun dimatikan. Keluarga dapat kemudian mengatur pemakaman bagi orang yang telah meninggal tersebut.

Itulah informasi seputar mati otak yang dialami oleh aktris Korea Park Soo Ryun. Beberapa orang yang mengalami kondisi ini akan mendonorkan organ-organ tubuh mereka pada pasien yang membutuhkan organ tersebut, seperti yang dilakukan oleh Park Soo Ryun. Selain mendonorkan organ, kita bisa juga membantu pasien yang membutuhkan pertolongan lainnya, seperti bantuan biaya pengobatan. Kita bisa berdonasi melalui WeCare.id untuk membantu pasien-pasien yang kesulitan biaya pengobatan. Caranya bisa dengan berdonasi melalui situs web WeCare.id atau mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Brain death. (2008). Diambil kembali dari nhs.uk.

Brain Death. (2015). Diambil kembali dari kidney.org.

Brain death. (2016). Diambil kembali dari betterhealth.vic.gov.au.

Degrushe, A. (2023). Korean Actress Park Soo Ryun Dies at 29 — What Was Her Cause of Death? Retrieved from distractify.com.

Whitlock, J. (2022). How Brain Death Is Diagnosed. Diambil kembali dari verywellhealth.com.

Sumber Featured Image : Colin Behrens dari Pixabay