Tak Hanya Orang Dewasa Anak Juga Bisa Terkena TB

Tak Hanya Orang Dewasa Anak Juga Bisa Terkena TB

Tuberkulosis, yang lebih dikenal sebagai TB, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Biasanya, penyakit ini mempengaruhi paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi bagian tubuh lain seperti otak, tulang belakang, dan ginjal.

TB menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, dan juga dapat ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Pasien penyakit ini tak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak. Melansir laman situs CNN Indonesia, Menteri Kesehatan RI menyatakan terjadi lonjakan kasus tuberkulosis pada anak sebanyak 200 persen.

Penyakit TB pada Anak

Penyakit TB pada anak di bawah usia 15 tahun (juga disebut tuberkulosis pediatrik). Tuberkulosis pediatrik merujuk pada tuberkulosis yang mempengaruhi anak-anak. TB adalah infeksi bakteri yang utamanya mempengaruhi paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi bagian tubuh lain, dan dapat sangat berbahaya bagi anak-anak. 

Tidak Bisa Berjalan Akibat Alami TBC Tulang, Bu Mimi Butuh Uluran Tanganmu Segera!

Perbedaan Infeksi dan Penyakit TB

Infeksi dan penyakit TB merupakan dua tahap infeksi tuberkulosis yang berbeda. Berikut ini penjelasannya.

Infeksi TB terjadi ketika seseorang telah terpapar bakteri yang menyebabkan tuberkulosis dan bakteri telah masuk ke dalam tubuh. Namun, bakteri berada dalam keadaan tidur dan orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit. Pada kebanyakan kasus, sistem kekebalan tubuh mampu mengendalikan infeksi dan mencegahnya berkembang menjadi penyakit tuberkulosis.

Sedangkan, penyakit TB terjadi ketika bakteri yang menyebabkan tuberkulosis menjadi aktif dan mulai berkembang biak di dalam tubuh, menyebabkan gejala dan kerusakan pada organ yang terkena. Penyakit tuberkulosis dapat menular dan dapat menyebar dari orang ke orang melalui udara.

Gejala TB

Gejala tuberkulosis pada anak dapat bervariasi dan bergantung pada usia anak serta organ yang terinfeksi. Beberapa gejala yang umum terjadi pada anak dengan tuberkulosis adalah:

  • Batuk selama lebih dari 2 minggu
  • Demam yang tidak kunjung reda
  • Berkeringat di malam hari
  • Hilang nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Lelah dan lemah
  • Nyeri dada
  • Pembesaran kelenjar getah bening

Namun, pada anak-anak yang lebih muda, gejala yang terjadi mungkin lebih samar dan sulit untuk dideteksi. Beberapa anak dengan tuberkulosis tidak menunjukkan gejala apa pun dan hanya dapat terdeteksi melalui tes kulit atau tes darah. 

Anak-Anak yang Berisiko Terkena TB

Anak-anak yang berisiko terkena TB adalah mereka yang memiliki faktor risiko tertentu. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan anak terkena tuberkulosis antara lain:

  • memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti anak-anak yang menderita HIV atau yang menerima terapi imunosupresif.
  • berusia di bawah 4 tahun, atau remaja yang telah memasuki masa pubertas
  • tinggal di lingkungan dengan tingkat infeksi yang tinggi, seperti daerah dengan prevalensi TB yang tinggi.
  • tinggal di lingkungan yang tidak sehat, seperti lingkungan yang padat penduduk, kurang ventilasi, dan tidak bersih.
  • tinggal di keluarga dengan anggota keluarga yang terinfeksi TB atau dengan orang yang telah didiagnosis tuberkulosis.
  • menderita kondisi medis lain, seperti diabetes, penyakit ginjal kronis, atau kanker.
  • mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi.
  • sering berpergian ke daerah dengan tingkat infeksi TB yang tinggi.
  • memiliki riwayat paparan terhadap orang yang terinfeksi tuberkulosis.
Klik Untuk Donasi - Alami Fraktur dan TBC Tulang Hingga Tak Bisa Berjalan, Meily Butuh Biaya untuk Berobat di Jakarta!
Spondilitis, TBC Tulang
Meily Hayarni
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.226,000
  2. Pencapaian 1.08%
  3. Donatur 7

Bagaimana Cara TB Didiagnosis?

Mendiagnosis tuberkulosis pada anak bisa sulit karena gejalanya mirip dengan penyakit lain dan seringkali tidak spesifik. Namun, beberapa tes dapat digunakan untuk mendiagnosis tuberkulosis pada anak, antara lain:

  • Tes tuberkulin kulit (TST): Tes ini mengukur respons imun tubuh terhadap infeksi tuberkulosis dengan menyuntikkan tuberkulin ke dalam kulit dan memeriksa reaksi kulit setelah 48 hingga 72 jam. Jika kulit anak menghasilkan benjolan, maka hasil tes positif dan menunjukkan bahwa anak pernah terinfeksi tuberkulosis.
  1. Tes ini disarankan untuk anak-anak yang:
  2. mungkin sudah terpapar TB dalam 5 tahun terakhir
  3. memiliki hasil sinar-X yang memperlihatkan tuberkulosis
  4. mempunyai gejala tuberkulosis
  5. berasal dari negara kasus TB umum terjadi
  • Uji darah Interferon Gamma Release Assay (IGRA): Tes ini mengukur jumlah protein yang dihasilkan oleh sel darah putih dalam respons terhadap tuberkulosis. Uji darah IGRA lebih spesifik dan akurat daripada TST.

Cara Pengobatan Tuberkulosis

Cara pengobatan TB pada anak bergantung pada usia dan berat badan anak, tingkat keparahan penyakit, jenis tuberkulosis, dan sejarah pengobatan. Pengobatan tuberkulosis pada anak melibatkan pemberian obat-obatan anti-TB yang tepat selama periode waktu yang cukup. 

Anak-anak dengan tuberkulosis paru-paru biasanya memerlukan pengobatan selama 6 bulan. Sementara anak-anak dengan tuberkulosis ekstra paru-paru mungkin memerlukan pengobatan selama 9 bulan atau lebih. 

Anak yang menerima pengobatan TB juga harus menjalani pemeriksaan secara teratur untuk memastikan bahwa infeksi sudah sembuh dan untuk mencegah kambuhnya penyakit. Selain itu, orang tua atau pengasuh perlu memastikan bahwa anak-anak mereka minum obat-obatan secara teratur dan tidak melewatkan dosis, karena hal ini dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan dan menyebabkan resistensi obat.

Menghentikan pengobatan sebelum waktu yang ditentukan dapat menyebabkan resistensi obat dan membuat pengobatan menjadi lebih sulit dan lebih lama.

Pencegahan TB

Tuberkulosis pada anak bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat. Namun, jika pengobatan tidak dijalankan secara disiplin dan sampai selesai, anak berisiko mengalami TBC resisten atau kebal obat. Melansir laman situs Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa cara untuk mencegah penularan TBC pada anak, yaitu:

  1. Memberikan vaksinasi BCG pada bayi yang baru lahir
  2. Menjaga asupan gizi yang seimbang untuk menjaga kekebalan tubuh anak
  3. Mencari sumber penularan dengan memeriksa apakah ada orang yang menderita TBC di rumah atau dalam kontak erat dengan anak. Orang yang terinfeksi TBC harus mendapat pengobatan yang tepat dan selesai.
  4. Memberikan terapi pencegahan TBC (TPT) kepada anak yang tinggal serumah dengan pasien TBC aktif.
  5. Menjaga lingkungan tempat tinggal agar tetap bersih, kering, dan terkena sinar matahari.

Itulah informasi mengenai TB pada anak. Para orang tua perlu berhati-hati menjaga kesehatan anak terutama jika ada riwayat anggota keluarga yang terkena tuberkulosis atau anak miliki riwayat medis tertentu. 

Sebagian dari orang tua anak-anak yang menderita TB ini ada yang mengalami masalah dengan biaya pengobatan. Kita bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id. Tidak sulit untuk berdonasi, cukup kunjungi laman situs WeCare.id atau unduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

KHR. (2023). Kemenkes Catat Kasus TBC pada Anak Melonjak 200 Persen. Diambil kembali dari cnnindonesia.com.

Mengenal Gejala TBC Pada Anak. (2022). Diambil kembali dari promkes.kemkes.go.id.

Sagoro, T. K. (2018). Bagaimana Menegakkandiagnosis Tuberkulosis Pada Anak ? Diambil kembali dari rsuppersahabatan.co.id.

TB and Children. (2012). Diambil kembali dari cdc.gov.

Tuberculosis (TB). (2018). Diambil kembali dari rch.org.au.

Tuberculosis (TB) in Children. (2015). Diambil kembali dari stanfordchildrens.org.Tuberculosis in Children and Teens. (2010). Diambil kembali dari healthychildren.org.

Sumber Featured Image : kevin liang on Unsplash