Flu Burung Kembali Muncul di Kamboja, Waspada!

Flu Burung Kembali Muncul di Kamboja, Waspada!

Setelah sekian lama mereda, flu burung atau Avian Influenza tahun ini muncul lagi. Kali ini muncul di Kamboja. Wabah ini pertama kali terjadi pada tahun 1996 di Tiongkok kemudian menyebar ke beberapa negara termasuk Indonesia. Terakhir terdeteksi kemunculan wabah ini di tahun 2017 pada seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dari Bali setelah sebelumnya kasusnya mereda di tahun 2016.  

Kasus Kematian Anak Perempuan Karena Flu Burung di Kamboja

16 Februari 2023, kasus flu burung muncul lagi di Kamboja. Seorang anak perempuan berusia 11 tahun dilaporkan meninggal akibat Penyakit Avian Influenza A atau H5N1 yang sangat patogen. Kementerian Kesehatan telah mengkonfirmasi kasus tersebut dan menyatakan bahwa kematian itu terjadi di desa Roleang, komune Romlech, distrik Sithor Kandal, provinsi Prey Veng. 

Menurut Sekretaris Negara Kementerian Kesehatan Kamboja, Youk Sambath, anak perempuan tersebut mulai merasa sakit pada 16 Februari 2023. Dia mengalami gejala demam tinggi yang dibarengi dengan batuk, dan sakit tenggorokan. 

Setelah mendapatkan perawatan selama tiga hari, anak itu kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Anak Nasional di Phnom Penh untuk mendapat perawatan intensif. Pada tanggal 21 Februari 2023, dokter membawa sampel ke Institut Kesehatan Masyarakat Nasional dan menerima hasilnya pada tanggal 22 Februari 2023, bertepatan dengan kematian gadis tersebut.

Apa Itu Flu Burung?

Dikenal sebagai avian influenza, flu burung adalah infeksi virus yang terutama menyerang burung, baik itu burung ternak seperti ayam, bebek, dan kalkun, maupun burung liar seperti bebek dan angsa. Virus dapat menyebar antar burung melalui kontak langsung dengan burung yang terinfeksi, kotoran atau sekresi, atau melalui permukaan yang terkontaminasi.

Meskipun jarang terjadi, wabah ini juga dapat menular ke manusia melalui kontak dekat dengan burung yang terinfeksi atau permukaan yang terkontaminasi. Infeksi flu burung pada manusia sering kali parah dan dapat menyebabkan kegagalan pernapasan atau bahkan kematian. Namun, penularan dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi dalam kasus yang terisolasi.

Terdapat beberapa jenis virus flu burung. Beberapa jenis lebih ganas dibandingkan yang lainnya. Sebagai contoh, jenis H5N1 telah menyebabkan wabah di beberapa negara dan memiliki tingkat kematian yang tinggi pada manusia. Sementara itu, jenis lain seperti H7N9 juga telah menyebabkan infeksi pada manusia, namun risiko penularannya ke manusia secara umum dianggap rendah.

Gejala Flu Burung Pada Manusia

Gejala ini pada manusia bisa bervariasi bergantung pada jenis virus dan tingkat keparahan infeksinya. Gejala umum meliputi:

  • Demam
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Kesulitan bernafas

Namun, dalam beberapa kasus, flu burung dapat menyebabkan gejala yang lebih serius seperti pneumonia, ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) atau penyakit paru akut, dan kegagalan organ ganda.

Tidak semua orang yang terinfeksi flu burung akan mengalami gejala, dan beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak merasakan sama sekali. Tes laboratorium diperlukan untuk memastikan diagnosis avian influenza karena gejala ini dapat mirip dengan penyakit pernapasan lainnya.

Waspada Flu Burung di Indonesia

Pemerintah sedang berhati-hati mengawasi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b, meskipun saat ini risiko infeksi pada manusia masih rendah. Tindakan ini diambil sebagai usaha pencegahan karena virus cepat bermutasi dan konsisten pada mamalia, sehingga virus berpotensi menyebar ke manusia. 

Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) No. PV.03.01/C/824/2023 mengenai Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b telah ditetapkan pada 24 Februari 2023. 

Aturan ini menginstruksikan seluruh Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan koordinasi dengan instansi kesehatan hewan dan beberapa sektor lain yang memiliki keterkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini pada manusia. 

Seluruh Dinkes Provinsi dan Kabupaten/Kota diminta untuk menyediakan fasilitas kesehatan untuk menangani kasus suspek flu burung. Selain itu, aturan itu juga meminta instansi kesehatan untuk meningkatkan kapasitas labkesmas yang akan diperuntukan bagi pemeriksaan sampel dari kasus suspek flu burung. 

Tindakan pencegahan lainnya meliputi intensifikasi kegiatan surveilans dan Tim Gerak Cepat (TGC) untuk mendeteksi sinyal epidemiologi di lapangan. Setiap kasus suspek flu burung harus dilaporkan dalam waktu kurang dari 24 jam ke PHEOC Ditjen P2P. Selain itu, melakukan koordinasi dilakukan dengan instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan setempat.

Walaupun belum ada kasus penularan ke manusia yang dilaporkan, dr. Maxi Rein Rondonuwu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, mengatakan bahwa kita harus tetap waspada. Adapun himbauan dari dr. Maxi untuk masyarakat adalah:

  • Selalu Berperilaku Hidup Bersih serta Sehat (PHBS)
  • Melaporkan kepada dinas peternakan jika didapati kasus kematian unggas yang terjadi secara mendadak dengan jumlah yang banyak di wilayahnya
  • Segera ke fasilitas kesehatan jika menderita gejala flu burung serta memiliki riwayat kontak dengan faktor risiko.

Himbauan dari CDC

CDC dalam laman situsnya memberikan himbauan, di antaranya:

  • Hindari kontak dengan unggas, burung liar, dan mamalia yang terlihat sakit atau mati
  • Hindari kontak dengan permukaan yang sepertinya terkontaminasi kotoran burung dan mamalia liar, maupun unggas peliharaan. 
  • Amati burung dan mamalia liar dari kejauhan saja, bila memungkinkan. Burung dan mamalia liar bisa terinfeksi virus flu burung tanpa selalu tampak sakit. 
  • Gunakan sarung tangan dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air sesudah menangani unggas dan mamalia liar atau unggas yang sakit atau mati.
  • Apabila tersedia, pakai pelindung pernapasan seperti masker wajah medis dan pelindung mata seperti kacamata.

Itulah informasi mengenai flu burung yang kini kasusnya kembali muncul di Kambodia. Bagi masyarakat diharapkan untuk mengikuti anjuran yang sudah disebutkan di atas agar terhindar dari penyakit tersebut. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyakit ini bisa juga menyebabkan penyakit lain seperti pneumonia bahkan ARDS, yaitu penyakit paru akut. Menurut data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam 10 bulan didapati 101 pasien ARDS. Di antara pasien tersebut ada yang kesulitan biaya pengobatan. Kita bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id. Caranya bisa berdonasi melalui situs webnya atau mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Admin. (2023). Kamboja Melaporkan Temuan Kasus Konfirmasi dan Kematian Pertama Akibat Flu Burung A (H5N1) di tahun 2023. Diambil kembali dari infeksiemerging.kemkes.go.id.

Avian flu reappears in Cambodia, UN health agency warns. (2023). Diambil kembali dari news.un.org.

Avian Influenza (Bird Flu). (2006). Diambil kembali dari cdc.gov.

Berpotensi Zoonosis, Pemerintah Waspada KLB Flu Burung. (2023). Diambil kembali dari kemkes.go.id.

Bird flu (avian influenza). (2016). Diambil kembali dari betterhealth.vic.gov.au.

H5N1 Update: Two Human H5N1 Cases in Cambodia. (2023). Diambil kembali dari cdc.gov.Nugraheny, D. E. (2023). Waspada KLB Flu Burung, Kemenkes Minta Warga Segera Periksa Jika Alami Gejala. Diambil kembali dari nasional.kompas.com.

Sumber Featured Image : https://www.pexels.com/id-id/foto/burung-tanah-pertanian-ayam-kontol-4911727/