Bukanlah hal yang buruk ketika mengekspresikan emosi negatif. Justru jika dipendam emosi negatif itu akan memiliki dampak yang buruk. Hal ini berlaku juga untuk anak-anak. Yang harus orang tua lakukan adalah memahami emosi mereka tersebut dan membantu anak agar belajar mengendalikannya. Anak-anak bisa jadi cranky ketika merasa bosan atau lelah seperti halnya orang dewasa. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya, tapi yang paling dominan mempengaruhi perilaku tersebut adalah usia anak yang masih belum matang. Ini dikarenakan mereka belum mempunyai kemampuan untuk bisa mengendalikan emosi negatifnya. Untuk membantu mereka mengelola emosi negatif, para orang tua harus tahu cara mengendalikan emosi anak.
Klik Untuk Donasi - Alami Keterlambatan Tumbuh Kembang akibat Hipotiroid, Difa Butuh Bantuan Segera!- Terdanai Rp.5,411,000
- Pencapaian 34.36%
- Donatur 14
Cara Mengendalikan Emosi Anak
Pada dasarnya untuk bisa mengontrol emosi akan memerlukan latihan. Bukan hanya para orang tua, anak-anak pun perlu belajar cara mengendalikan emosi negatif. Berikut ini beberapa cara pengendalian emosi negatif yang dirangkum dari beberapa sumber yang bisa diterapkan pada anak-anak.
Izinkan Anak untuk Mengenal Emosi Negatif
Anak boleh saja melampiaskan ataupun mengekspresikan emosi negatif, seperti marah. Meski demikian orang tua perlu menuntun mereka supaya anak bisa menyampaikan kemarahannya dengan cara yang benar. Misalnya saja anak boleh mengekspresikan marahnya dengan kata-kata bukan dengan tindakan. Perkataan yang digunakan pun tidak boleh sembarangan, ada aturannya. Kata-kata yang digunakan bukan kata-kata kasar. Cara mengendalikan emosi anak berikut ini akan membuat anak-anak belajar untuk menyampaikan amarahnya dengan cara yang bijak.
Orang tua juga bisa memberitahu anak-anak bahwa ketika mereka mengekspresikan energi negatifnya secara meledak-ledak bisa mengganggu orang lain di sekitarnya. Akan tetapi, cara penyampaiannya disesuaikan dengan usia anak. Orang tua bisa memulainya dengan memperlihatkan cara simpati sebagai cara untuk mengendalikan emosi anak.
Pahami Pemicu Emosi Negatifnya
Kenali apa yang menyebabkan anak menjadi marah. Apakah terdapat waktu khusus saat anak memuncak kemarahannya dalam satu hari? Ada beberapa kemungkinan yang menjadi alasan munculnya kemarahan mereka. Mungkin saja mereka merasa lelah sepulang sekolah. Bisa juga karena mereka frustrasi menghadapi tugas sekolah atau bermasalah dengan teman di sekolah.
Intervensi Lebih Awal
Setelah mengetahui apa yang menjadi pemicu kemarahan anak, sebelum kemarahannya memuncak, orang tua bisa mulai melakukan intervensi. Jadilah seseorang yang bisa menghadirkan ketenangan. Cara mengendalikan emosi yang bisa dilakukan orang tua adalah merespons kontak fisik yang diberikan anak dengan mencoba menggosok punggung ataupun lengannya. Ajak anak untuk menarik napas secara mendalam, kemudian hitung dari 1 – 10. Agar anak tahu cara yang benar, lakukan hal ini secara bersama-sama.
Berikan Pilihan Kepada Anak
Cara mengendalikan emosi pada anak bisa dilakukan dengan memberikan pilihan kepada anak ketika dia marah. Contohnya, saat anak merasa kesal, orang tua bisa memberikan pilihan pada anak apakah mereka ingin menceritakannya atau mengevaluasi kemarahannya dengan cara diberikan waktu untuk sendiri selama sesaat.
Ajarkan Cara Untuk Menenangkan Diri
Memberikan waktu pada anak bisa menjadi cara mengendalikan emosi saat mereka sedang meledak-ledak. Saat anak marah, jangan menegurnya atau bereaksi. Sikap ini malah bisa membuat anak menjadi marah. Berikan waktu pada anak untuk menjadi lebih tenang. Caranya dengan membawa anak ke dalam ruangan dengan suhu udara yang dingin supaya dia bisa tenang kembali. Ajak anak ke tempat yang tenang dan sejuk. Jauhkan mereka dari penyebab kemarahan mereka.
Namun, bila anak malah memperlihatkan sikap yang cenderung kasar, segera hentikan mereka. Buat mereka terdiam selama kurang lebih 1 – 2 menit untuk mendinginkan kemarahan mereka. Orang tua juga bisa mengajarkan latihan pernapasan pada anak-anak. Selain itu, bisa juga dengan mengajak mereka jalan-jalan di luar rumah. Atau biarkan mereka menghabiskan waktu sendirian untuk merelaksasi perasaan serta pikirannya.
Berempati Pada Anak
Rasa empati bisa menjadi cara mengendalikan emosi anak. Cobalah untuk membujuk mereka mau mengutarakan apa yang menjadi penyebab kemarahannya. Bantu anak untuk dapat mengenali apa yang dirasakannya, apakah yang mereka rasakan itu adalah marah, kesal, atau frustrasi. Jika orang tua bisa berempati, maka mereka akan bisa memahami perasaan anak tanpa menghakimi mereka. Anak akan jadi merasa lebih tenang bila orang tua bersedia untuk mendengarkan mereka.
Selesaikan Masalah
Sesudah anak melampiaskan kemarahannya, ajaklah anak untuk berbicara dari hati ke hati. Ini bisa menjadi cara mengendalikan emosi anak. Tanyakanlah penyebab mereka memiliki emosi negatif. Mintalah anak untuk menceritakan semua yang dia rasakan dan berusahalah untuk mendengarkannya dengan penuh perhatian tanpa menghakimi. Dengan ini, anak akan merasa kalau dirinya tidak sendiri dan menjadikan mereka lebih percaya diri di masa depan nantinya.
Nah, itulah cara mengendalikan emosi anak yang tiba-tiba meledak. Marah, kesal atau frustrasi merupakan perasaan yang umum dirasakan oleh baik orang dewasa atau anak-anak. Namun menyadari usia anak-anak, mereka membutuhkan bantuan untuk mengendalikan emosi tersebut. Jadi para orang tua harus membantu mereka mengeluarkan emosi negatifnya tanpa menyakiti atau mengganggu orang di sekitarnya. Bila sudah sukses meredakan emosi anak, kita bisa ajak anak untuk melakukan kebaikan, seperti menolong pasien yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan. Kita bisa ajak mereka berdonasi melalui WeCare. Caranya gampang sekali. Cukup unduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
8 Cara Mengendalikan Emosi pada Anak. (2022). Diambil kembali dari bebeclub.co.id.
Andesko, A. (2021). 8 Cara Mengendalikan Emosi Pada Anak. Diambil kembali dari alber.id.Luthfi, H. (2021). 6 Cara Mengendalikan Emosi pada Anak, Bunda Perlu Tahu. Diambil kembali dari haibunda.com.
Sumber Featured Image : PublicDomainPictures dari Pixabay