Mungkinkah polusi udara dapat memperburuk kondisi pasien COVID-19? Dikutip dari laman situs web Kompas disebutkan sebuah penelitian mengenai polusi dan efeknya terhadap pasien COVID-19 dilakukan di kota yang paling buruk polusi udaranya, yaitu Detroit, Amerika Serikat. Menurut penelitian tersebut udara yang tercemar menjadi faktor eksternal yang memperburuk kondisi pasien COVID-19.
Alami Infeksi Virus Mematikan, Hafizah Butuh Pertolonganmu Segera!
Daftar isi:
- 1. Apa itu Polusi Udara?
- 2. Penyebab Polusi Udara
- 3. Jenis Polutan Udara yang Paling Umum
- 4. Polusi Udara dan Dampaknya pada Pasien COVID-19
Daftar isi:
Apa itu Polusi Udara?
Polusi udara bisa didefinisikan sebagai adanya bahan kimia atau senyawa beracun di udara, pada tingkat yang mengakibatkan risiko kesehatan. Dalam arti yang lebih luas, berarti adanya bahan kimia atau senyawa di udara yang biasanya tidak ada dan yang menurunkan kualitas udara atau menyebabkan perubahan yang merugikan kualitas hidup.
Menurut WHO, tiap tahun polusi udara menjadi penyebab untuk kurang lebih tujuh juta kematian yang terjadi di seluruh dunia. Sekarang ini sembilan dari sepuluh manusia menghirup udara yang melebihi batas pedoman WHO untuk polutan. Yang paling menderita adalah negara berpenghasilan rendah serta menengah.
Penyebab Polusi Udara
Paling sering polusi disebabkan oleh aktivitas manusia di antaranya pertambangan, transportasi, konstruksi, pertanian, pekerjaan industri, peleburan, dan lain-lain. Akan tetapi, proses alam misalnya kebakaran hutan dan letusan gunung berapi juga bisa mencemari udara, tapi peristiwanya jarang terjadi dan umumnya berefek lokal saja. Ini berbeda dengan aktivitas manusia yang adalah penyebab polusi udara di mana-mana dan berkontribusi pada polusi udara global tiap harinya.
Jenis Polutan Udara yang Paling Umum
Sejumlah besar kontaminan bisa muncul dalam berbagai bentuk. Udara yang kita hirup setiap hari dicemari sebagian besarnya oleh bahan kimia beracun yang bisa masuk ke atmosfer. Partikel aerosol yang ditemukan di udara juga bisa mengandung polutan.
- Metana
Sumbernya bisa dari peternakan, pertanian, limbah serta limbah padat, produksi minyak dan gas. Metana merupakan kontributor utama ozon di permukaan tanah dan penyakit pernapasan kronis terkait.
- Karbon Hitam
Sumbernya berasal dari pembakaran sampah, mesin diesel, dan kompor yang menggunakan bahan bakar fosil dan biomassa. Karbon hitam merupakan polutan iklim yang kuat dan bagian mendasar dari polusi PM2.5 (yaitu partikel halus yang bisa dihirup yang umumnya memiliki diameter 2,5 mikrometer dan lebih kecil) bersama-sama mengakibatkan kesehatan yang buruk dan kematian dini, juga meningkatkan risiko demensia.
- Ozon Permukaan Tanah
Ozon permukaan tanah terbentuk saat polutan dari lalu lintas, industri, limbah serta produksi energi berinteraksi dengan adanya sinar matahari. Polutan ini berkontribusi pada kabut asap, memperburuk bronkitis dan emfisema, merusak jaringan paru-paru, memicu asma serta mengurangi produktivitas tanaman dan penyerapan karbon.
Polusi udara tak hanya mempengaruhi iklim tapi juga kesehatan. Oleh karena itu, kebijakan untuk mengurangi polusi dapat menurunkan beban penyakit yang disebabkan oleh polusi udara.
Klik Untuk Donasi - Bersama Lawan COVID-19, Bantu Masyarakat Terdampak- Terdanai Rp.3,913,099
- Pencapaian 3.39%
- Donatur 100
Polusi Udara dan Dampaknya pada Pasien COVID-19
Menurut sebuah studi observasional multi-pusat yang dipresentasikan pada Kongres Mikrobiologi Klinis & Penyakit Menular Eropa 9 – 12 Juli 2021 paparan jangka panjang terhadap polutan udara tingkat tinggi, khususnya partikel halus (PM2.5), sepertinya mempunyai pengaruh yang signifikan pada hasil bagi orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.
Kota Detroit, menurut American Lung Association, merupakan kota paling tercemar ke-12 di Amerika Serikat. Ini diukur dengan polusi partikel halus sepanjang tahun (PM2.5). Polusi udara ambien, di antaranya polutan yang berpotensi berbahaya seperti PM2.5 dan gas beracun yang dikeluarkan oleh industri, rumah tangga, dan kendaraan, bisa meningkatkan peradangan dan stres oksidatif pada sistem pernapasan sehingga memperburuk penyakit paru-paru yang telah ada sebelumnya.
Untuk menguji hubungan antara polusi udara dan tingkat keparahan hasil Covid-19, para peneliti secara retrospektif menganalisis data dari 2.038 orang dewasa yang terinfeksi Covid-19 yang dirawat di empat rumah sakit besar dalam Sistem Kesehatan Henry Ford antara 12 Maret dan 24 April 2020. Pasien-pasien ini terus dipantau dan diteliti hingga 27 Mei 2020.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa pasien yang berjenis kelamin laki-laki, berkulit hitam, obesitas atau mempunyai kondisi kesehatan jangka panjang yang lebih parah, lebih mungkin dirawat dengan ventilasi mekanis dan dirawat di ICU. Begitu juga pasien yang tinggal di daerah dengan tingkat PM2.5 dan cat timbal yang lebih tinggi.
Menurut Dr Shallal dari Rumah Sakit Henry Ford di Detroit, Amerika Serikat, yang menjadi kunci yaitu bahwa tinggal di lingkungan yang lebih tercemar adalah faktor risiko independen untuk keparahan penyakit COVID-19. Walaupun tidak jelas bagaimana polutan udara berkontribusi terhadap penyakit yang lebih parah, ada kemungkinan paparan polusi udara dalam jangka panjang bisa merusak sistem kekebalan tubuh, yang mengakibatkan peningkatan kerentanan terhadap virus serta infeksi virus yang lebih parah. Parahnya lagi, partikel halus di dalam polusi udara juga bisa menjadi pembawa virus sehingga meningkatkan penyebarannya.
Ternyata berdasarkan hasil penelitian para ahli, polusi udara bisa memperparah kondisi pasien COVID-19. Apalagi faktanya polusi udara juga bisa menjadi pembawa virus sehingga meningkatkan penyebaran. Karena itu jangan lupa selalu memakai masker saat harus keluar rumah. Jika tak ada keperluan mendadak lebih baik di rumah saja. Sambil beraktivitas di rumah, jangan lupa untuk membantu para pasien yang tidak mampu. Kamu bisa ikut berdonasi bagi mereka. Caranya cukup dengan download aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Klik Untuk Donasi - Pak Alidin seorang Buruh Kebun Alami Jantung Bocor, Bantuanmu Sangat Diharapkan!Referensi
About Air. (2020). Diambil kembali dari unep.org.
Air pollution. (2019). Diambil kembali dari who.int.
Higher exposure to air pollution contributes to Covid-19 severity, study finds. (2021). Diambil kembali dari eandt.theiet.org.
Mackenzie, J. Turrentine, J. (2021). Air Pollution: Everything You Need to Know. Diambil kembali dari nrdc.org.What Is Air Pollution? (2009). Diambil kembali dari environmentalpollutioncenters.org.
Sumber Featured Image : Maruf Rahman en Pixabay