Penyebab Terjadinya Henti Jantung Saat Berolahraga

Penyebab Terjadinya Henti Jantung Saat Berolahraga

Masih ingat insiden yang terjadi pada Christian Eriksen saat dia bermain dalam laga Denmark vs Finlandia pada ajang Euro 2020? Dua hari kemudian disusul dengan berita duka yang datang dari atlet bulutangkis Indonesia peraih medali emas di Olimpiade 2008, Markis Kido. Kedua olahragawan tersebut dikabarkan mengalami henti jantung saat berolahraga. Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi dan apa penyebabnya? Simak penjelasannya berikut ini.

Klik Untuk Donasi - Saling Bantu Untuk Indonesia Sehat
  1. Terdanai Rp.1,324,009,270
  2. Pencapaian 66.20%
  3. Donatur 160

Apa itu henti jantung?

Cardiac arrest atau dikenal juga dengan henti jantung terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. Saat jantung berhenti memompa darah, maka otak akan kekurangan oksigen. Ini akan mengakibatkan orang jatuh pingsan dan berhenti bernapas.

Lalu apa penyebab henti jantung?

Umumnya henti jantung terjadi karena ventrikel fibrilasi, yaitu jenis irama jantung yang tidak normal atau disebut dengan aritmia. Selama ventrikel fibrilasi, sinyal jantung yang tidak teratur mengakibatkan bilik jantung bagian bawah (ventrikel) bergetar dan bukannya berdenyut. Efeknya, jantung tidak memompa darah ke seluruh tubuh.

Ventrikel fibrilasi bisa diakibatkan oleh sejumlah masalah yang berhubungan dengan jantung yang berbeda-beda, di antaranya:

  • Gagal jantung
  • Serangan jantung
  • Penyakit arteri koroner (aterosklerosis)
  • Beberapa kondisi irama jantung, seperti sindrom Long QT.

Selain itu, ventrikel fibrilasi juga bisa terjadi karena kejadian yang tidak berkaitan dengan penyakit jantung, misalnya:

  • Sengatan listrik
  • Mati lemas atau tersedak
  • Reaksi alergi
  • Kehilangan banyak darah seperti pendarahan
  • Tenggelam
  • Gejala serangan jantung mendadak
  • Overdosis obat.

Apa bedanya henti jantung dengan serangan jantung?

Henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Henti jantung terjadi secara tiba-tiba dan seringkali tanpa peringatan. Penyebabnya adalah kerusakan listrik di jantung yang mengakibatkan detak jantung tidak teratur atau aritmia. 

Sementara serangan jantung penyebabnya adalah karena terputusnya suplai darah ke otot jantung. Sering kali penyebabnya adalah karena gumpalan di salah satu arteri coroner. Saat terjadi serangan jantung, jantung tetap memompa darah ke semua bagian tubuh. Orang yang terkena serangan jantung masih sadar dan bernapas. Serangan jantung bisa menjadi penyebab terjadinya henti jantung. 

Apa tanda-tanda henti jantung?

Henti jantung biasanya terjadi tanpa peringatan. Orang yang mengalami henti jantung, dia akan tiba-tiba pingsan. Selain itu, dia juga akan tidak sadar, tidak responsif dan tidak akan bernapas dengan normal, yang berarti dia mengeluarkan suara napas yang terengah-engah.

Orang yang mengalami henti jantung dan tidak mendapatkan perawatan bisa mengakibatkan orang itu kehilangan nyawa. Bila melihat orang yang mengalami henti jantung, segera telepon layanan panggilan darurat 112 dan mulai lakukan CPR atau ​resusitasi jantung paru.

Bagaimana cara menangani henti jantung?

Henti jantung merupakan keadaan darurat medis yang sering berakibat fatal bila tidak segera mendapatkan penanganan dengan kombinasi resusitasi jantung paru (RJP) dan defibrilasi.

RJP atau CPR merupakan kombinasi dari penyelamatan pernapasan dan kompresi dada. Tindakan ini akan memberikan oksigen ke paru-paru dan menjaga sirkulasi darah beroksigen hingga detak jantung dan pernapasan yang efektif pulih kembali. Dengan mengetahui dan melakukan CPR atau RJP, kita bisa menyelamatkan nyawa orang lain.

Defibrilasi merupakan penggunaan kejutan listrik melalui dinding dada untuk mengoreksi irama jantung. Caranya dengan menggunakan mesin yang disebut defibrillator.

Apa yang terjadi setelah mengalami henti jantung?

Setelah mengalami henti jantung, dokter akan berusaha menemukan penyebabnya. Dokter juga akan membicarakan pilihan pengobatan untuk mengurangi risiko mengalami henti jantung lagi.

Kehidupan sesudah mengalami henti jantung akan bergantung pada:

  • bila orang yang selamat tersebut mengalami kerusakan otak dan berapa parah
  • waktu antara pingsan dan dimulainya CPR/defibrilasi
  • kualitas CPR/defibrilasi
  • ketika aktivitas otak dimulai kembali sesudah serangan jantung

Agar terhindar dari henti jantung kita harus meminimalkan penumpukan plak di arteri. Caranya yaitu dengan berolahraga secara teratur, hindari merokok, kurangi stres emosional, makan dengan benar dan jika mengalami berat badan, cobalah untuk menurunkannya. Sambil memperhatikan kesehatan jantung kita, jangan lupa juga untuk meluangkan waktu dengan membantu pasien tidak mampu yang mengidap berbagai penyakit.

Kamu juga bisa berdonasi lebih mudah melalui aplikasi WeCare.id. Caranya, download aplikasi WeCare.id di ponselmu. Donasi yang kamu berikan tentu sangat berharga untuk teman-teman yang membutuhkan.

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Klik Untuk Donasi - Kurban Online BAZNAS
Kurban Online BAZNAS

Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.2,600,000
  2. Pencapaian 4.50%
  3. Donatur 4

Referensi

Beckerman, J. (2020). Heart Disease and Sudden Cardiac Death. Diambil kembali dari webmd.com.

Cardiac arrest. (2017). Diambil kembali dari heartfoundation.org.nz.

Cardiac arrest. (2019). Diambil kembali dari bhf.org.uk.What is a cardiac arrest? (2020). Diambil kembali dari heartfoundation.org.au.

Sumber Featured Image : Pixabay.com