Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, orang banyak mengkonsumsi bahan makanan yang bisa membantu sistem kekebalan tubuh. Bahan rempah yang banyak dilirik contohnya temulawak dan kunyit. Sebelum mengenal manfaat dan cara mengkonsumsi keduanya, mari kita berkenalan dengan dua rempah-rempah ini supaya tidak tertukar. Keduanya adalah tanaman berbeda dengan efek berbeda pula.
Klik Untuk Donasi - Alami Komplikasi Hingga Gagal Cangkok Ginjal, Viara Butuh Pertolonganmu Segera!- Terdanai Rp.14,591,121
- Pencapaian 52.32%
- Donatur 162
Daftar isi:
Temulawak
Biasa dikenal dengan “temulawak”, curcuma xanthorrhiza atau atau kunyit jawa adalah salah satu anggota famili jahe (Zingeberaceae) yang adalah tumbuhan asli Indonesia. Temulawak ditanam di Malaysia, Thailand, Sri Lanka, dan Filipina. Secara tradisional tanaman ini dimanfaatkan sebagai bahan suplemen kesehatan yang dikenal sebutan jamu.
Kegunaan temulawak
Tanaman ini telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional di beberapa negara Asia seperti Indonesia dan Malaysia untuk keperluan pangan dan pengobatan untuk mengobati hepatitis, gangguan lever, penyakit lambung, rematik, dan radang kulit.
Temulawak dilaporkan memiliki berbagai sifat biologis, termasuk aktivitas antibakteri, antijamur, antikanker, fitoestrogenik, dan pelindung saraf.
Pertimbangan takaran untuk temulawak
Temulawak sepertinya aman bagi kebanyakan orang bila digunakan dalam waktu singkat, hingga 18 minggu. Namun tidak aman jika digunakan dalam jumlah banyak atau dalam jangka waktu yang lama karena dapat menyebabkan iritasi lambung dan mual.
Takaran temulawak yang tepat bergantung pada beberapa faktor contohnya umur pengguna, kesehatan, serta beberapa kondisi lainnya. Saat ini informasi ilmiah untuk menentukan takaran yang tepat untuk temulawak masih kurang.
Perlu diingat bahwa produk alami tak selalu aman serta penting untuk mengkonsumsinya sesuai dengan dosis yang tepat. Pastikan untuk mengikuti petunjuk yang sesuai pada label produk dan konsultasikan dengan apoteker atau dokter atau tenaga kesehatan lainnya sebelum mengkonsumsinya.
Kunyit
Curcuma longa atau kunyit merupakan tanaman berbunga dari keluarga jahe. Kunyit sudah banyak digunakan sebagai bumbu dapur dan juga bahan untuk minuman jamu. Selain untuk bumbu dan jamu, kunyit secara luas digunakan untuk membuat obat. Baik temulawak atau kunyit keduanya mengandung bahan kimia yang memiliki warna kuning yang dinamakan kurkumin. Bahan ini sering dimanfaatkan untuk pewarna makanan juga kosmetik.
Kegunaan kunyit
Biasanya kunyit digunakan untuk membantu kondisi yang terkait dengan nyeri dan peradangan, contohnya osteoartritis. Namun, kunyit juga digunakan untuk kolesterol tinggi, demam, depresi, gatal-gatal, dan sejenis penyakit hati. Beberapa orang memanfaatkan kunyit untuk penyakit radang usus, sakit maag, stres, kemampuan berpikir dan ingatan, dan banyak kondisi lainnya. Namun bukti ilmiah untuk yang mendukung penggunaan ini tidak ada.
Untuk melegakan pencernaan, perhatikan jumlah kunyit dalam suplemen. Dosis tinggi bisa menyebabkan sakit perut.
Pertimbangan takaran untuk kunyit
Studi biasanya menggunakan dosis 500-2.000 mg kunyit per hari, seringkali dalam bentuk ekstrak dengan konsentrasi kurkumin yang jauh lebih tinggi daripada jumlah yang secara alami ada dalam makanan.
Makanan orang India, misalnya, rata-rata memiliki kandungan kunyit sekitar 2.000–2.500 mg atau 60–100 mg kurkumin tiap harinya. Jumlah yang sama dalam bentuk ekstrak bisa mengandung sampai 1.900–2.375 mg kurkumin. Dengan kata lain, rempah-rempah kunyit mengandung sekitar 3% kurkumin, dibandingkan dengan ekstrak kurkumin 95%.
Kunyit dan kurkumin dosis tinggi tidak dianjurkan untuk jangka panjang karena penelitian yang memastikan keamanannya masih kurang. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan 0–3 mg/kg berat badan sebagai asupan harian yang dapat diterima.
Jangan lupa, suplemen herbal apapun harus digunakan dengan hati-hati. Selalu beri tahu dokter atau petugas kesehatan tentang suplemen apa pun yang kamu gunakan, termasuk kunyit dan kurkumin.
Gotong Royong Membangun Ketahanan Pangan
Bagaimana cara mengkonsumsi kunyit dan temulawak yang tepat?
Untuk kunyit, salah satu cara paling efektif untuk mengonsumsi rempah-rempah ini yaitu dengan dibuat menjadi teh kunyit. Teh ini bisa dibuat dari parutan akar kunyit atau bubuk kunyit. Kunyit bisa dikonsumsi sebagai suplemen atau menggunakannya sebagai bumbu. Meskipun menggunakannya sebagai bumbu mungkin tidak memberikan pengaruh yang signifikan, ini adalah cara yang bagus untuk membumbui makanan tanpa garam.
Melansir detikhealth.com, pakar temulawak yang berasal dari Universitas Gajah Mada, Prof Nyoman Kertia, MD., Ph.D, menyebutkan bahwa cara untuk mengonsumsi temulawak yang paling tepat yaitu dengan cara alami yang tanpa menggunakan zat pengawet. Sebenarnya pilihan cara untuk mengolah temulawak bermacam-macam, bergantung dari manfaat apa yang diinginkan.
Cara pengolahan temulawak yang berbeda dapat menghasilkan zat yang berbeda pula. Tentunya dampaknya bagi kesehatan juga berbeda. Apakah itu serbuk, ekstrak, sirup dan lain-lain sebenarnya mana yang lebih manjur akan bergantung pada kebutuhan kita. Jika menginginkan zat kurkuma dari kunyit Jawa ini bisa dijus ataupun diparut. Bisa juga ditumbuk kemudian diseduh sehingga kesegaran bahannya terjaga.
Untuk mendapatkan manfaat minyak atsiri dari temulawak, caranya yaitu dengan direbus. Sebagian orang ada yang membuatnya menjadi ekstrak. Menurut pakar temulawak tersebut, ekstrak temulawak memang mudah diserap tubuh, tetapi ternyata justru memiliki efek samping.
Agar tubuh bugar, cobalah konsumsi temulawak atau kunyit, tetapi ikuti aturan penggunaannya. Selain itu, jangan lupa juga untuk luangkan waktu dengan membantu pasien tidak mampu yang mengidap berbagai penyakit
Kamu juga bisa berdonasi lebih mudah melalui aplikasi WeCare.id. Caranya, download aplikasi WeCare.id di ponselmu. Donasi yang kamu berikan tentu sangat berharga untuk teman-teman yang membutuhkan.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Dukung WeCare.id untuk mengembangkan
konten-konten kesehatan & kebaikan yg lebih berkualitas.
KLIK UNTUK DONASI
REFERENSI
7 Tips for Taking Turmeric. (2020). health.clevelandclinic.org.
Javanese Turmeric. (2019). rxlist.com.
Kim, M.-B. et al. (2014). Antihyperglycemic and Anti-Inflammatory Effects of Standardized Curcuma xanthorrhiza Roxb. Extract and Its Active Compound Xanthorrhizol in High-Fat Diet-Induced Obese Mice. hindawi.com.
Makayla Meixner MS, R. (2018). Turmeric Dosage: How Much Should You Take Per Day? healthline.com.
Salleh, N. A. (2016). Effects of Curcuma xanthorrhiza Extracts and Their Constituents on Phase II Drug-metabolizing Enzymes Activity. ncbi.nlm.nih.gov.
Temulawak Ampuh Atasi Aneka Penyakit, Ini Cara Tepat Mengonsumsinya. (2013). health.detik.com.Turmeric. (2018). webmd.com.
Sumber Featured Image : Karolina Grabowska dari Pexels