Mengenal HIV dan AIDS; Apa Perbedaanya?

Kita sudah sering mendengar kata HIV dan AIDS, tapi apakah kalian tahu apakah HIV dan AIDS itu?

Apa itu HIV?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang memasuki darah. Pada orang HIV positif, virus dapat ditemukan dalam darah dan cairan tubuh seperti sperma dan cairan vagina dan ASI.

Apa itu AIDS?

HIV dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Ketika seseorang terinfeksi oleh HIV, sistem kekebalan tubuh menurun sehingga mudah terkena penyakit seperti mudah lelah, flu, dan demam terus-menerus. Lama-kelamaan, kondisi ini akan berkembang menjadi AIDS, di mana terjadi kerusakan pada kekebalan tubuh yang membuat tubuh terkena infeksi terus-menerus seperti diare berkepanjangan dan infeksi tuberkulosis,  sampai berat badan turun drastis.

Apa perbedaan HIV dan AIDS?

HIV adalah virus, dan AIDS adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh virus HIV. Infeksi HIV tidak selalu berlanjut ke tahap 3. Faktanya, banyak orang dengan HIV hidup selama bertahun-tahun tanpa berkembang menjadi AIDS. Berkat kemajuan dalam pengobatan, orang yang hidup dengan HIV dapat berharap untuk menjalani rentang hidup yang hampir normal. Seseorang dapat terkena infeksi HIV tapi belum tentu menderita AIDS. Namun,  siapapun yang didiagnosis dengan AIDS telah tertular HIV.

Stigma HIV dan AIDS

Diktutip dari laman Joint United Nations Programme on HIV/AIDS or UNAIDS, stigma dan diskriminasi terkait HIV mengacu pada prasangka, sikap negatif dan diskriminasi yang ditujukan pada orang yang hidup dengan HIV dan AIDS. Di 35% negara dengan data yang tersedia, lebih dari 50% orang melaporkan memiliki sikap diskriminatif terhadap orang yang hidup dengan HIV.

Menurut UNAIDS, stigma dan diskriminasi memanifestasikan dirinya dalam banyak cara. Diskriminasi dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya dapat terjadi di tempat perawatan kesehatan, melarang orang mengakses layanan kesehatan atau menikmati layanan kesehatan yang berkualitas. Menurut dua penelitian yang dipublikasikan di Journal of the International AIDS Society, beberapa orang yang hidup dengan HIV dijauhi oleh keluarga, teman sebaya dan masyarakat luas, sementara yang lain menghadapi perlakuan yang buruk di dunia pendidikan dan pekerjaan, pengikisan hak-hak, dan kehancuran psikologis. Semua disriminasi ini membatasi akses untuk tes HIV, pengobatan dan layanan HIV lainnya.

Kesalahpahaman  orang-orang mengenai HIV

Banyak orang yang salah dalam mempercayai HIV, yaitu bahwa:

  • HIV dan AIDS selalu dikaitkan dengan kematian
  • HIV dikaitkan dengan perilaku yang tidak disetujui sebagian orang (seperti homoseksualitas, penggunaan narkoba, pekerja seks atau perselingkuhan)
  • HIV hanya ditularkan melalui hubungan seks, yang merupakan subjek yang tabu di beberapa budaya
  • Infeksi HIV adalah akibat dari perbuatan tidak bertanggung jawab seseorang atau kesalahan moral (seperti perselingkuhan) yang pantas dihukum
  • Informasi yang tidak akurat tentang bagaimana HIV ditularkan, yang menciptakan perilaku irasional dan salah persepsi tentang risiko pribadi

Apa saja tanda-tanda orang yang terinfeksi HIV?

Beberapa orang yang terinfeksi HIV mungkin merasa sehat. Yang lain mungkin memiliki gejala yang seperti: kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, pembengkakan kelenjar atau kelenjar getah bening, batuk kering atau sesak napas (bukan karena pilek), demam, menggigil atau berkeringat di malam hari, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, diare terus-menerus atau bercak yang tidak biasa pada kulit atau di mulut. Ingat, gejala-gejala ini juga umum terjadi pada penyakit lain. Jika gejala-gejala ini tidak hilang atau menetap dalam waktu lama, kunjungi dokter.

Berapa lama tanda-tanda HIV timbul?

Orang dengan HIV dapat memperlihatkan tanda-tanda infeksi di mana saja mulai dari bulan hingga tahun setelah terinfeksi. Sekitar setengah dari orang dengan HIV terjangkit AIDS dalam waktu 10 tahun, tetapi waktu antara infeksi dengan HIV dan timbulnya AIDS bisa sangat bervariasi.

Cara penyebaran virus HIV

HIV menyebar dengan cara berikut:

  1. Hubungan seksual

HIV dapat ditularkan kepada orang lain melalui hubungan seks tanpa kondom melalui hubungan seks vaginal, oral atau anal.

  1. Kehamilan

HIV dapat ditularkan ke bayi dari ibu yang positif HIV. Tidak semua ibu yang HIV positif melahirkan bayi yang HIV positif.

HIV dapat ditularkan pada bayi selama:

  • Kehamilan
  • Pada saat persalinan
  • Dalam ASI

Kemungkinan penularan HIV dari ibu ke anak adalah antara 20% dan 40% selama kehamilan dan pada saat persalinan. Risiko infeksi meningkat jika ibu menyusui.

  1. Darah

HIV dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui darah. HIV dapat ditularkan bahkan dalam jumlah darah yang sangat kecil, misalnya ketika orang berbagi pisau cukur yang tidak dibersihkan dengan benar. HIV juga dapat ditularkan dengan menyuntikkan narkoba dan berbagi jarum. HIV juga dapat ditularkan saat menangani darah tanpa sarung tangan, misalnya setelah kecelakaan, karena darah ini mungkin mengandung kuman HIV yang bisa masuk melalui luka dan luka terbuka.

Kita sering menjadi gugup dan menghindari subjek ketika mendengar kata HIV dan AIDS. Terkadang kita tidak terlalu suka berbicara tentang AIDS, dan lebih buruk lagi, kita tidak tahu bagaimana harus bertindak di sekitar orang dengan AIDS. Alih-alih menghindarinya, kita harus lebih banyak mencari informasi tentang HIV dan AIDS untuk kita sendiri dan orang di sekitar kita yang menderita HIV atau AIDS.

 

Sumber:

http://www.idph.state.il.us/aids/materials/10questions.htm

https://www.nhs.uk/conditions/hiv-and-aids/livng-with/

http://www.aidforaids.co.za/downloads/HIVinfobooklet.pdf

https://www.avert.org/professionals/hiv-social-issues/stigma-discrimination#footnote9_2odd2n5