Makan Saat Stres atau Sedih? Itu Awal Menuju Gangguan Makan yang Serius

Banyak dari kita memilih makanan untuk menghilangkan stres atau mengatasi emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan, kesepian, atau kebosanan. Apa yang terjadi setelah makan? Banyak dari kita merasa bersalah karena telah makan berlebihan dan masalah tetap ada.

Jika tidak segera diatasi, pola makan ini bisa menyebabkan obesitas seperti kasus yang dialami oleh seorang wanita dari Kalimantan Tengah yang memiliki bobot tubuh 350kg. Apa yang terjadi pada wanita tadi telah disebutkan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Eating Disorder pada tahun 2018. Menurut penelitian tersebut beberapa orang yang mengalami makan emosional berkontribusi terhadap kenaikan berat badan dan kesulitan untuk turun berat badan.

Pola makan yang yang disebutkan tadi dikenal dengan nama makan emosional.

Apa itu makan emosional?

Makan emosional adalah pola makan yang menggunakan makanan untuk membantu mereka menghadapi situasi stres, makan untuk memuaskan kebutuhan emosional, daripada memuaskan rasa lapar fisik. Tujuannya adalah agar suasana hati menjadi baik kembali.

Sesekali orang mengalami makan emosional dalam hidup. Hal itu bisa terlihat ketika makan es krim cokelat karena mengalami stres di tempat kerja, atau bisa juga makan cokelat karena sedih, atau makan mie kuah karena melihat tayangan televisi tentang makan mie.

Terkadang orang menggunakan makanan sebagai hadiah atau untuk perayaan. Hal tersebut tidak selalu merupakan hal yang buruk. Tetapi ketika makan dijadikan mekanisme pertahanan diri (coping mechanism) saat Anda mengalami stres, lelah, atau sedih, Anda terjebak dalam siklus yang tidak sehat karena perasaan atau masalah sebenarnya tidak pernah tersentuh.

Untuk mengatasi rasa lapar emosional tidak bisa dipenuhi dengan makanan. Ketika makan mungkin terasa enak, tetapi setelah makan perasaan yang memicu timbulnya keinginan makan masih tetap ada. Akhirnya Anda sering merasa lebih buruk daripada sebelumnya karena Anda merasa bersalah telah makan makanan yang tidak sehat.

Seberapapun tak berdayanya Anda terhadap keinginan untuk makan dan perasaan Anda, pasti Anda bisa mencari cara lain yang lebih positif dan sehat untuk menghadapi emosi Anda. Jika Anda membutuhkan ide atau saran untuk menghentikan kebiasaan makan emosional Anda, cobalah simak tips berikut.

  1. Makan saat Anda lapar.

Jika tubuh Anda membutuhkan makanan untuk energi, maka tidak ada makanan pengganti. Makanlah makanan seimbang. Nikmati makanan Anda.

Pilih makanan dengan bijak sehingga Anda mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan juga kepuasan yang dibutuhkan pikiran dan hati Anda.

Makanan juga merupakan cara penting orang merasakan kesenangan. Jika apa yang Anda makan tidak membuat Anda senang, sebagian besar waktu, Anda akan merasa tidak puas dan tetap menginginkan makanan tersebut. Jadi, makanlah untuk energi dan juga untuk mendapatkan kesenangan, setidaknya sekali sehari.

  1. Kenali Perasaan Anda.

Tenangkan kecemasan sebelum makan, daripada makan untuk menenangkan kecemasan. Hal ini terdengar mudah untuk dikatakan, tetapi mungkin tak mudah untuk dilakukan. Yang membuat ini bisa menjadi sedikit rumit adalah karena terkadang orang merasa lapar ketika cemas dan memperburuk kecemasan itu sendiri.

Rasa khawatir adalah salah satu perasaan paling sering yang mengarah pada makan emosional. Cobalah untuk mengurangi kecemasan dengan menggunakan beberapa teknik, seperti dengan menarik napas dalam-dalam atau lakukan yoga yang menyenangkan.

Cobalah bermeditasi. Anda bisa mencoba meditasi mindfulness, yaitu praktik pelatihan mental yang melibatkan pemusatan pikiran Anda pada pengalaman Anda (seperti emosi, pikiran, dan sensasi Anda sendiri) di saat ini. Menurut penelitian meditasi ini berhasil mengurasi makan emosional pada orang-orang yang terlibat dalam perilaku tersebut.

Setelah itu makanlah makanan atau camilan yang seimbang. Dengan cara ini Anda dapat mengidentifikasi kekhawatiran yang Anda alami dan menentukan penyebabnya dan solusi untuk mengatasi situasi tersebut.

  1. Kelola Stres Anda

Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Lakukan hal yang menyenangkan untuk diri Anda setiap hari, minggu atau sebulan sekali. Anda bisa mencoba pergi ke spa dan menghabiskan waktu untuk manikur dan pedikur.

Pergi ke gym untuk melakukan aktifitas fisik yang Anda sukai juga bisa menjadi pilihan. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Eating Disorders pada tahun 2018 menunjukkan bahwa bahwa aktivitas fisik dapat mengendalikan perilaku makan, mengurangi stres, dan memiliki strategi pertahanan diri untuk mengurangi efek dari makan emosional.

Luangkan waktu untuk menghargai kerja keras yang telah Anda dengan memberikan waktu kepada diri Anda untuk bersantai.

  1. Telepon Teman

Setiap orang membutuhkan orang yang bisa mereka panggil atau ajak bicara setiap kali mereka mengalami masalah. Biarkan orang itu tahu apa yang Anda alami. Jika mereka teman sejati, mereka dengan senang hati akan membantu Anda.

  1. Jangan Abaikan Diri Anda

Kunci untuk mengakhiri pola makan seperti ini adalah tidak meninggalkan diri sendiri ketika emosi Anda serba salah, tetapi sebaliknya biarkan diri Anda untuk merasakannya.

Katakan pada diri bahwa tidak masalah untuk merasa  marah, sedih, takut, atau lelah. Sambut emosi negatif Anda dengan kebaikan dan rasa ingin tahu, dan tanyakan kepada perasaan tersebut apa yang mereka inginkan dari Anda. Dekati perasaan Anda dengan baik, dan tubuh Anda akan mulai memahami bahwa tidak perlu makan berlebihan untuk melindungi Anda dari perasaan-perasaan tersebut.

 

 

  1. Bergabunglah dengan Grup

Gym, yoga, klub baca, klub olahraga, apapun! Terlibatlah dengan orang lain yang mengalami kesulitan dan frustrasi yang sama karena pasti  Anda bukan orang pertama yang berjuang dengan makan emosional. Ketika Anda sudah bergabung dengan kelompok, Anda dapat membayarnya dengan membantu orang lain dalam kelompok tersebut.

Saat kita sedih, stres, marah, ataupun bahagia terkadang kita mengatasi dan merayakannya dengan makan. Sesekali mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun, jika hal itu menjadi sebuah kebiasaan, bisa berefek negatif pada tubuh, seperti obesitas. Jangankan abaikan salah satu gejala awal gangguan makan tersebut sebelum berakhir menjadi sebuah malapetaka.

Review : dr. Denita

Yuk, konsultasi dokter gratis dengan dokter SEHATI:  http://line.me/ti/p/~@Wecare.id

Sumber:

https://www.mindbodygreen.com/0-15554/try-these-powerful-tools-to-stop-emotional-eating.html

https://www.verywellmind.com/mindfulness-meditation-88369

https://www.bodybuilding.com/fun/12-step-program-to-conquer-emotional-eating-once-and-for-all.htm

https://consciousmindbody.com/5-things-need-stop-obsessing-food-emotional-eating/

https://www.helpguide.org/articles/diets/emotional-eating.htm

https://www.medicalnewstoday.com/articles/320935.php