Hilangkan Depresi Anda dengan Terapi Musik

Bagi kebanyakan orang, musik merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Musik selalu ada dalam setiap aktifitas kita sehari-hari, dari mulai melipat pakaian hingga berolahraga, musik dapat membantu memacu Anda, meningkatkan kenikmatan dan motivasi secara keseluruhan. Selain itu, musik juga dapat mendukung relaksasi total.

Musik sekarang ditambahkan ke banyak program rehabilitasi di seluruh dunia karena pengaruhnya yang kuat dan langsung terhadap emosi kita, ditambah dengan kemampuannya untuk meningkatkan neurokimia secara alami, termasuk endorfin yang membuat kita merasa nyaman.

Terapi musik, juga sering disebut sebagai terapi musik aktif atau terapi musik pasif dalam banyak penelitian, telah menunjukkan harapan untuk meningkatkan kontrol motorik dan fungsi emosional pada pasien dengan berbagai penyakit atau disabilitas. Dari kasus skizofrenia hingga penyakit Parkinson, intervensi musik tampaknya membantu mengurangi gejala seperti kecemasan atau depresi, membantu memicu kreativitas, meningkatkan komunikasi antara pasien dan orang-orang yang merawat mereka, dan banyak lagi.

Apa yang Dimaksud dengan Terapi Musik?

Terapi musik didasarkan pada improvisasi musik oleh seorang terapis dan pasien, terkadang terapi musik dilakukan dalam sesi perseorangan, tetapi bisa juga dilakukan dalam sesi kelompok.

Ada dua cabang utama terapi musik, yaitu aktif dan pasif. Terapi musik aktif melibatkan interaksi antara terapis dan pasien lebih dari terapi musik pasif yang biasanya pasien diminta untuk beristirahat tetapi sambil mendengarkan terapis.

Manfaat Terapi Musik bagi Kesehatan

  1. Mengurangi Kecemasan dan Efek Fisik Stres

Sebuah artikel yang diterbitkan dalam Southern Medical Journal menyatakan bahwa musik tampaknya memberikan efek fisiologis langsung melalui sistem saraf otonom. Musik memiliki kemampuan untuk menyebabkan respon motorik dan emosional segera, terutama saat menggabungkan gerakan dan stimulasi jalur sensorik yang berbeda.

Musik sekarang digunakan sebagai bentuk terapi alami untuk bermacam penyakit, bahkan menunjukkan manfaat bagi mereka yang cacat fisik atau kognitif, seperti anak-anak difabel, orang dewasa usia lanjut yang menderita penyakit kronis tahap akhir, atau mereka yang memiliki kecemasan sosial yang parah atau gangguan kompulsif obsesif.

  1. Meningkatkan Penyembuhan

Untuk meningkatkan penyembuhan dengan mengurangi kecemasan sebelum prosedur operasi atau tes, rumah sakit menggunakan terapi musik. Penelitian yang dilakukan pada 80 pasien yang secara acak ditempatkan pada terapi relaksasi, terapi musik, atau kelompok kontrol dalam tiga sesi selama dua hari, hasilnya menunjukkan bahwa kelompok terapi relaksasi dan musik lebih berhasil dalam menurunkan denyut jantung apikal dan meningkatkan suhu perifer pada daripada kelompok kontrol.

  1. Dapat Membantu Mengelola Penyakit Parkinson dan Alzheimer

Baik bukti anekdotal ataupun studi klinis menunjukkan bahwa terapi musik meningkatkan fungsi kognitif dan kualitas hidup pada pasien yang menderita gangguan kognitif, termasuk Parkinson dan penyakit Alzheimer.

Pada tahun 2000, American Psychosomatic Society menerbitkan penelitian mengenai efek positif dari terapi musik dalam membantu meningkatkan sejumlah gejala pada mereka dengan penyakit parkinson dengan mengelola hal-hal seperti kehilangan sensorik, cacat atau depresi. Penelitian tersebut berlangsung tiga bulan dan terdiri dari sesi mingguan terapi musik dikombinasikan dengan terapi fisik.

  1. Mengurangi Depresi dan Gejala Lain pada Lansia

Sekarang terapi musik sangat direkomendasikan dalam pengaturan perawatan geriatri karena dapat membantu meningkatkan kinerja sosial, psikologis, intelektual dan kognitif lansia. Depresi, perasaan terisolasi, kebosanan, kegelisahan karena prosedur operasi dan kelelahan adalah keluhan umum di antara pasien geriatri.

 

 

  1. Membantu Mengurangi Gejala Gangguan Psikologis, Termasuk Skizofrenia

Temuan-temuan dari studi tahun 2017 terbaru yang dilakukan di Korea Selatan menunjukkan bahwa setelah 12 minggu mengikuti program terapi musik kelompok, Kelompok eksperimental tersebut menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam gejala kejiwaan dan hubungan interpersonal pada pasien dengan penyakit mental seperti skizofrenia.

Program musik yang digunakan dalam penelitian ini, yang diterbitkan dalam Archives of Psychiatric Nursing, mengikuti model Nanta, jenis acara komedi non-verbal yang populer dan sudah berjalan lama di Korea Selatan yang menggabungkan irama samul nori tradisional.

  1. Meningkatkan Ekspresi Diri dan Komunikasi

Salah satu penggunaan intervensi musik yang paling lama adalah membantu merawat mereka yang cacat fisik atau mental yang tinggal di pusat rehabilitasi yang mengalami kesulitan dengan ekspresi diri. Pada penelitian dengan judul Receptive music therapy with persons suffering from a physical handicap yang terbit pada tahun 2010 disebutkan bahwa bagi mereka yang menderita cacat fisik, terapi musik reseptif digunakan untuk membantu pasien memiliki “pengalaman yang mengalir” ketika mendengarkan musik yang menstimulasi dan untuk belajar bagaimana merespons dengan lebih baik melalui respon verbal dan non-verbal berdasarkan perubahan rangsangan musik.

Sebuah studi tentang anak-anak dengan keterlambatan perkembangan, seperti autisme atau keterlambatan perkembangan bicara, terapi musik membantu memfasilitasi perkembangan bicara dengan cepat (dalam waktu sekitar 8 minggu).

Terbukti secara ilmiah bahwa musik tidak hanya untuk dinikmati sebagai sebuah hiburan, tetapi musik juga dapat dipakai sebagai media dalam proses pengobatan atau penyembuhan.

Review : dr. Denita

Yuk, konsultasi dokter gratis dengan dokter SEHATI:  http://line.me/ti/p/~@Wecare.id

 

Sumber:

https://petersonfamilyfoundation.org/news/health-benefits-of-music-therapy/

https://draxe.com/music-therapy-benefits/

https://www.chicagotribune.com/news/ct-music-therapy-met-0110-20150109-story.html

https://www.everydayhealth.com/womens-health/benefits-of-music-therapy.aspx